~akhir dari cerita langit

40 12 0
                                    

" semuanya telah selesai dan kepergian mu waktu itu adalah luka yang masih terasa walau tahun sudah berlalu "

***

5 tahun sudah berlalu tapi ingatan mereka tentang sosok langit biru angkasa tidak pernah hilang

Gadis cantik dengan seragam dokternya dan ditemani oleh tiga pria yang memakai jas itu berjongkok di hadapan batu nisan yang tertera nama sahabat nya

Mereka berempat menghela nafas berat sambil menatap batu nisan itu
Hati mereka kembali sakit
Luka yang telah kering kini basah kembali

" Langit gue udah jadi dokter Lo bisa lihat gue dari sana kan ? Gue kesini pake seragam dokter gue nihh hehe Lo udah bahagia disana ya ? Kita disini juga bahagia kok jadi Lo disana juga harus bahagia ya " ujar Celsi ya dia Celsi adiknya Arkan yang kini sudah menjadi dokter dia mengusap batu nisan itu sambil menahan tangis nya

" Dia pasti disana udah bahagia , dia pasti juga bangga lihat kita semua jadi kangen gue lihat senyum Lo ngit apalagi kalo Lo tertawa sambil adu nasib " ujar Arkan sambil menatap sendu batu nisan itu lalu dia menabur bunga disana

" Ngit gue sama keneth udah punya perusahaan sendiri nihh , keneth juga bangun sekolah untuk anak anak yang membutuhkan , tenang disana ngit kita semua selalu mendoakan mu dan selalu mengenang mu " ujar Rahen dengan nada lirih nya

Keneth hanya diam saja sambil menatap batu nisan sahabatnya itu hatinya kembali perih saat mengingat kepergian sosok langit

Dia terisak dalam diam dia masih mengingat bagaimana langit tersenyum saat dia tidak baik baik saja , bagiamana dia tetap berusaha kuat sampai akhirnya tuhan menjemput nya .

" Lo kenapa pergi secepat itu ngit ? Setiap gue lihat anak kecil yang selalu tersenyum menahan sakit gue pasti ingat Lo , andai Lo masih hidup pasti gue , Rahen ,Celsi sama bang Arkan akan jauh bahagia . Lo udah bahagia ya disana ? Nanti kalo gue udah nikah terus punya anak gue ijin pake nama Lo ya buat anak gue biar nanti dia kaya Lo yang selalu kuat dan tersenyum " ujar keneth dengan suara parau nya

Rahen merangkul keneth agar temanya itu tenang sementara Arkan dia sedang berdoa untuk ketenangan langit disana .

" Jangan di tangisi langit sudah bahagia disana , dia pasti juga bangga lihat kalian semua " ujar Hendra yang baru datang dengan Rian sambil membawa bunga

Mereka berempat langsung menoleh kebelakang lalu berdiri untuk menyalami Hendra ayah dari almarhum sahabatnya itu

" Gimana kabar om? " Tanya Arkan

" Alhamdulillah baik , kalian semua gimana kabarnya ? " Balas Hendra sambil bertanya balik

" Kita semuaa baik om " ujar Arkan sambil tersenyum

" Tante Rinda nggak ikut om ? "Kini giliran Rahen yang bertanya

Hendra menghela nafasnya sebentar
" Tidak , karena setiap dia kesini pasti dia tidak akan percaya bahwa langit sudah tidak ada sepertinya dia trauma atau semacamnya om juga belum tau " balas Hendra

" Om yang sabar ya " ujar Rahen

Hendra menganggukan kepalanya lalu dia menatap keneth
" Gimana sama sekolah yang kamu bangun Ken ? Lancar ? " Tanya Hendra kepada keneth

" Alhamdulillah lancar om " balas keneth dengan senyum tipis nya

" Semoga kalian semua cepat nikah ya biar om sama Tante dapat undangan " ujar Hendra sambil terkekeh

" Amiiin om " ujar mereka berempat tak lupa mereka juga tertawa sedikit

Setelah selesai mengobrol dengan mereka berempat Hendra berjongkok di depan makam anaknya itu di ikuti oleh Rian

Dia menaburkan bunga yang tadi ia beli lali mengusap sayang batu nisan itu
Rian juga menaruh bunga mawar putih di makam sepupunya itu sambil tersenyum

Celsi yang melihat itu mulai menangis dalam diam Arkan merangkul adiknya itu dan menenangkan nya

Rahen dan keneth pun juga ikut berjongkok di samping Rian

" Lima tahun sudah berlalu tapi rasa bersalah ayah padamu tidak juga hilang , maaf kan ayah nak andai waktu bisa di putar ayah ingin sekali menyayangi mu dengan tulus tanpa memaksamu , ayah bangga pada mu nak ayah bangga " ujar Hendra lalu dia menangis

Rian mengusap punggung Hendra agar paman nya itu sedikit tenang

" Jangan nangis om  langit  pasti sudah memaafkan om " ujar Rian

" Bener apa kata Rian om , langit udah maafin om kok dia tidak pernah benci sama om karna apa karna dia sayang sama om dan Tante ." ujar Rahen

Entah hanya firasat keneth saja atau gimana , keneth merasa bahwa langit ada Disini

Angin berhembus menerpa wajah mereka seakan akan memang tahu bahwa mereka ada disini

" Langit " gumam keneth sambil tersenyum tipis

Hendra mencium batu nisan anaknya itu lalu dia berdiri dari jongkoknya

" Ayo kita pulang sepertinya nanti akan turun hujan " ujar Hendra sambil sesekali menatap keatas langit yang mulai mendung

" Kita semua pulang dulu ya ngit tapi pasti nanti kita datang kesini lagi tenang disana gue selalu inget sama Lo " ujar Rian sambil mengusap batu nisan itu sebentar

Lalu mereka semua pergi dari area pemakaman
Sesekali keneth menengok kebelakang sambil tersenyum menatap makam langit dari kejauhan

"Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik nethh sampaikan rasa terimakasih gue kesemuanya jangan sedih sedih lagi " samar samar suara langit terdengar ditelinga keneth bersamaan dengan hembusan angin yang menerpa

Keneth yang mendengar itu samar samar suara langit pun seketika mematung sebentar lalu detik berikutnya dia tersenyum
"Sama sama ngit , tenang disana gue selalu mendoakan yang terbaik buat Lo ." ujar keneth di dalam hati

_selesai benar benar selesai_

***

Mau bilang apa sama langit ?
Atau sama keneth , Rahen ,Arkan ,Celsi dan Rian ?

Atau sama ayah dan bundanya langit ?

Maaf kalo kurang seru ya
Maaf juga kalo ada typo 😥

Jangan lupa vote dan komen ya
Komen boleh asal sopan

" Kamu boleh selalu mengenang nya tapi ingat dia juga sudah tenang disana dan dia selalu melihat mu dari atas sana "

See you next time 😘

LANGIT [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang