🦉Chapter 4 | Hai, Sayang (?)

7K 422 443
                                    

🦉EMPAT🦉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦉EMPAT🦉

- Hallo, Sayang (?) -

"Lo udah nggak sabar ketemu sama gue, ya? Dinner-nya 'kan nanti malam, Sayang."

Sungguh, Freyya langsung melotot mendengar tembakan Gallan yang super frontal dan tak disangka itu.

"Najis!" umpat Freyya. "Nggak usah kepedean lo!" bentaknya langsung sarkas.

"Woaa woaaa ... calm down." Gallan mengangkat alisnya. "Lo sama sekali nggak pernah masuk ke sekre BEM tapi hari ini tiba-tiba datang ke sini sepagi ini? Wajar, dong, gue mikirnya lo udah ngebet banget pengen ketemu sama gue."

"Gue cuma mau nanya maksud chat lo tadi pagi," potong Freyya tak ingin bertele-tele. "Kenapa lo bilang pengajuan sempro bulan ini sudah ditutup?"

"Oh ... soal itu." Gallan menghela napas, seolah pekerjaan yang satu itu sangat memuakkan baginya.

"Jadwal Pak Santoso untuk menguji seminar proposal dan sidang skripsi bulan ini udah pada penuh. Kuotanya habis termasuk juga bulan besok. Jadi, lo baru bisa masukin bahan seminar di bulan depannya lagi," jelas Gallan cepat.

"Ya itu bukan urusan gue, Gallan!" Freyya tak peduli harus menyebut nama senior setahun di atasnya itu dengan panggilan 'Kak' atau 'Bang' karena sejak dulu dirinya tak pernah memanggil lelaki itu dengan embel-embel penghormatan.

"Lho, terus?" Gallan kembali bersikap bodo amat.

"Pak Santoso meminta gue melapor ke asdos untuk masukin bahan buat seminar. Tapi elo malah membalas bahwa pengajuannya sudah tutup, jadinya kan nggak memberikan solusi banget!" pungkas Freyy mengungkapkan protesnya.

"Gue sebagai mahasiswa akhir merasa tidak mendapat keterangan yang jelas, terus pengajuan jadwal sempro gue gimana? That's the point!" tambah gadis itu lagi.

"Jadi, lo maunya apa?" sela Gallan cepat. "Gue sibuk, gue nggak ada waktu buat debat nggak jelas gini sama lo."

"Astaga! Siapa yang ngajak debat, sih!" bantah Freyya yang emosinya sudah mulai memuncak. "Balasan chat lo yang nggak jelas!" tunjuknya dengan tangan kiri.

"Freyya, gue sebentar lagi ada rapat sama pihak sponsorship di luar kampus, nasib keuangan acara organisasi gue sangat bergantung pada ini. Now, tell me what do you want?" desak Gallan dengan nada tegas, dia tak mengerti apa yang diinginkan gadis ini.

Freyya berusaha memompa udara ke dalam relung paru-parunya, mendinginkan pikiran agar tidak semakin panas. "Gue mau lo tetap memproses bahan seminar gue ...."

"Kan udah gue bilang, bulan ini penuh," potong Gallan.

"Gue belum selesai ngomong!" sela Freyya dengan mata sedikit melotot. "Terserah kapan pun jadwalnya, yang penting lo atur supaya gue bisa Sempro secepatnya. Gue nggak masalah kalau nggak bisa bulan ini."

"Ya, oke. Tanpa lo ke sini gue juga akan tetap mengatur jadwal sempro lo bulan berikutnya dan nyariin tim dosen pengujinya. So what?" Gallan betul-betul heran mengapa gadis ini begitu complicated.

"Kalau balasan pesan lo tadi pagi lebih jelas kayak ini, pasti gue nggak perlu datang ke lo sekarang. Chat lo tadi ambigu, Gallan!" kesal Freyya sampai mengepalkan kedua tangannya di samping paha.

Gallan memutar mata, jujur saja ini hanya masalah sepele, mengapa Freyya sampai datang dan ribut-ribut membicarakan suatu hal yang tidak ada gunanya dibahas. Sungguh wasting time.

"Lo kan bisa chat dan nanya gue lagi," heran Gallan. Kedatangan gadis ini benar-benar mengganggu konsentrasinya untuk mempersiapkan bahan meeting dengan pihak sponsor sebentar lagi.

"Karena gue tau lo pasti balasnya bakal lama!" imbuh Freyya lagi.

"Pastinya," cengir Gallan menyebalkan.

"Anyway, soal perjodohan konyol kita." Ketua BEM itu teringat akan informasi yang disampaikan oleh orang tuanya kemarin malam. "Gue pikir yang mau dijodohin sama gue itu adalah cewek cantik, menarik, seksi. Eh ... taunya ternyata cuma cewek aneh."

Sungguh, mendengarnya saja sudah membuat Freyya sangat kesal. Apalagi ditambah dengan melihat ekspresi Gallan saat melontarkan kalimat itu. Benar-benar menyebalkan.

"Lo kira gue mau sama lo? Enggak!!" pekik Freyya sudah sangat kesal. Dirinya merasa disepelekan bahkan sebelum Blind Date Dinner nanti berlangsung.

"Hahaha, whatever," kekeh Gallan bersikap tak peduli. "Soal blind date nanti malam, gue nggak bisa datang karena ada acara kumpul-kumpul sama anak BEM. Sebagai gantinya, ada temen gue yang bakal jadi dinner partner lo nanti malam."

Freyya jadi semakin bete, bukan perkara Gallan tidak datang, tapi sikap Gallan yang terkesan sok penting dan over pede.

"Cih!" Freyya mendecis merendahkan. "Lo kira gue mau datang? Hah ... ENGGAK!!"

~o0O0o~

Bendera perang sudah dikibarkan nih sepertinya
.
.
.
.
.

VOTE AND COMMENT YA GUYS YA

.
.
.
.
.
.
.

Love Di Udara 💕
Ranne Ruby
.
.
.
.
.
.
.

THE REBELLOUSE! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang