3

672 82 10
                                    


Hari-hari Zayyan berubah seratus delapan puluh derajat usai video tariannya viral. Teman kelas, adik kelas dan bahkan kakak kelas hilir mudik menghampirinya hanya untuk meminta foto, memintanya menari dan bahkan memintanya untuk menggoda mereka. Yah memang popularitasnya tidak sebanding dengan X5 tetapi ia mengerti sekarang bagaimana rasanya populer dan itu tidaklah begitu menyenangkan. Kemanapun dia pergi, akan selalu ada sorakan kagum untuknya, entah ia harus senang atau tidak atas hal itu.

"Hah--yaampun pemuja COGAN itu sangat mengerikan!"

Zayyan mencoba mengatur nafasnya usai berlari dari para penggemar dadakannya. Sekarang ia malah masuk ke kelas kosong yang entah bagaimana terasa dingin dan sepi sampai bulu kuduknya terangkat dan

"AAAAH!" Teriaknya begitu melihat kaki menggantung di sebuah tumpukan kursi dan meja.

"BERISIK"

Sang empunya kaki rupanya seseorang yang sedang menikmati tidur siangnya sampai kehadiran Zayyan menginterupsinya.

"Le-Leo??" Zayyan cukup kaget dan bersyukur bahwa Leo bukanlah hantu penasaran.

Leo memilih bangkit dengan wajah masam ke arah Zayyan

"Lu itu lagi ngumpet, kalo ngumpet itu jangan berisik!"

"So-sorry gw ganggu tidur lu ya?" Cengir Zayyan dengan canggung karena merasa bersalah, ia pun menggaruk belakang kepalanya.

Memang benar Zayyan sudah menghancurkan tidur siangnya namun melihat kehadiran Zayyan terasa familiar. Leo tanpa sadar memperhatikan laki-laki yang lebih kecil darinya hingga menyipitkan kedua irisnya.

"Eh--lu ma-mau apa??"

Zayan mencoba mundur melihat Leo yang terus maju ke arahnya dan tanpa diduga-duga Leo mengacak surai rambut miliknya.

"Rambut asli lu ikal?"

"Gw butuh satu jam buat catokin rambut dan lu ngerusaknya!" Keluh Zayyan yang langsung melindungi tampilan rambutnya dengan kedua tangannya.

"Gw gak salah liat,"

Leo yakin bahwa dirinya tidak salah, bahwa laki-laki imut yang ada di hadapannya ini adalah laki-laki yang tempo hari membantunya. Leo pun mencengkram kedua bahu Zayyan.

"Kali ini--lu gak boleh kabur lagi." Katanya tegas.

.
.
.

Studio radio pada jam istirahat selalu ramai oleh siswi-siswi yang rela melihat Lex memandu siaran radio, mereka adalah siswi yang rela meninggalkan makan siang hanya untuk menatapnya.

Lex menatap pada ruangan didepannya yang hanya dibatasi dengan kaca transparan, ia langsung melemparkan senyuman mautnya dan siswi-siswi itu akan berteriak heboh karenanya. Sungguh menyenangkan untuk dilihat. Sampai seseorang menarik atensinya dengan berjuang melewati para gadis dan menghilang dibalik pintu.

Klek

Itu adalah Gyumin yang sudah membuka pintu studio lalu menghampiri Lex dengan cepat.

"Lex?"

"Hm, ada apa?" Tanya Lex tanpa menoleh kearah sumber suara.

"Kalau udah selesai, boleh gw minta waktu lu sebentar?"

Lex tampak acuh dan sibuk melambai kearah para siswi "Emang ada yang penting?"

Gyumin sedikit ragu, baginya masalah Zayyan adalah hal penting untuknya dan mungkin tidak bagi Lex.

"Ada. Cuma sebentar aja gapapa kan?", Ucap Gyumin dengan nada memohon.

"Oke, tunggu aja." Jawabnya singkat.

Usai mendapatkan jawaban Gyumin pun menunggu di belakang ruang studio. Butuh lima belas menit untuknya melihat Lex keluar dari ruang studio.

"Apa yang mau lu omongin?"

"Sorry kalo gw udah ganggu waktu lu, dan seharusnya gw gak ngomongin ini sama lu tapi gw gak punya pilihan lain selain lu--"

"Lu mau ngomong apa sih?", Lex memotong merasa ada yang tidak beres dengan arah pembicaraan Gyumin, musuhnya. Apakah ia akan mengibarkan bendera putih? Atau lebih dari itu?

"Gw mau minta tolong sama lu. Ini tentang temen gw, Zayyan. Videonya viral dan dia menjadi gosip satu sekolah," ungkap Gyumin dengan sedikit menggebu-gebu.

"Apa gw harus peduli??", Lex menatap Gyumin kesal. "Otak lu udah sakit ya??"

Baru kali ini Lex bertanya-tanya mengapa Gyumin ingin bicara dengannya sejak menjadi musuh dan ternyata semua itu karena seorang teman! Seberapa pentingnya teman itu dalam hidup Gyumin sampai membuatnya seperti ini?!

"Sorry banget Lex, gw cuma minta tolong satu hal--satu hal aja!" Gyumin berusaha meyakinkan, meski ia sendiri optimis bahwa Lex akan menolaknya. Setidaknya ia harus berusaha maksimal sebelum menyerah, bukan?

Kegigihan yang ada pada Gyumin membuat separuh hatinya Lex sedih, entah kenapa ada perasaan seperti itu, Lex sendiri tidak tahu!

"Apa untungnya buat gw?"

Gyumin sangat tau bahwa Lex pasti membenci dirinya sejak ia memutuskan tali persahabatan yang terjadi diantara mereka, terlebih lagi Gyumin tidak menyesal akan hal itu.

"Lu boleh hajar gw sepuasnya. Lu bisa maki ataupun hina gw, karena--" gw sahabat yang buruk buat lu. Lirihnya dalam hati. "--gw kuat hadepin lu."

"Lu emang udah gila!" Cela Lex dan mendorong Gyumin hingga jatuh tersungkur. "Gw bakal bantuin lu dengan satu syarat."

Gyumin hanya menganggukkan kepalanya kala Lex terus menarik kerah kemejanya dengan erat.
.
.
.

TBC

Tidak pandai membuat yang panjang 😂
Berharap ini cerita dengan konflik ringan. Apa ada yang suka?

Zyyn Vs X5Where stories live. Discover now