9

249 37 10
                                    

Pagi itu Sing datang ke sekolah dengan ide gilanya, berkata bahwa ia mendapatkan ilham. Ia mulai menjelaskan kepada anggota X5 bahwa selama ini nilai akademik mereka hanyalah nilai diatas kertas, dan pagi ini ia akan membuat sebuah revolusi.

"Kita harus belajar."

Keempat anggota X5 kecuali Sing memandang Sing dengan Heran. Apa kepalanya sudah terbentur mobil saat dijalan? Ini bukanlah pribadi Sing yang mereka kenal. Seseorang pasti telah menyamar.

"Sing lu kesambet apa?? Lu kenapa?" Lex mengguncangkan bahu Sing keras.

Sing segera melepaskan diri dari Lex dan menggelengkan kepalanya.

"Gue Fine okey? emang salah ya kalo gue ngajak belajar bareng?"

"Yaa gak salah sih,"

wain dan Beomsoo tersenyum melihat keanehan pagi ini, tapi itu bukan suatu hal yang buruk. Tak perlu berpikir dua kali untuk mengiyakan. Kapan lagi mereka bisa menjadi anak teladan terlepas dari kepopuleran mereka?

"Oke, kenapa engga?"

"Yah, bagus juga."

Merasa puas dengan jawaban teman-temannya, Sing bertepuk tangan bangga "Kita akan belajar bareng sama si kodok."

Leo yang sedari tadi hanya mendengarkan tanpa minat pun mau tak mau menyerngit. Apa maksudnya itu?

Sementara yang lainnya membuka mut mereka tidak percaya.

"Wah Seru tuuh~"

"Pasti ada rencana aneh di kepala lu."

Sing hanya terkekeh, terserah apa yang dikatakan teman-temannya namun untuk sekarang ia sungguh serius.

"Emang dia setuju?" Leo menyahut dari kursinya melihat tepat ke arah Sing.

Sekali lagi Sing tersenyum, untuk hal seperti itu adalah hal yang mudah baginya. Bahkan jika kodok itu melompat ia akan senang menangkapnya.

"Mau bertaruh??" kata Sing dengan senyum percaya diri.
.
.
.
Zayyan memasuki kelas berusaha untuk tetap tenang, keadaan masih kondusif sebelum  ia mendaratkan pantatnya di kursi kelas. Beberapa siswi segera memadati tempat duduk Zayyan dan mempertanyakan segala hal mengenai X5.

"Zayyan lu sejak kapan kenal Sing?"

"Iya, kok bisa deket gitu. Setahu gue lu bukan sirkelnya."

"Serius deh Zayyan ceritain dong, gue pengen banget tauuuu"

Zayyan menelan ludahnya berusah untuk menulikan pendengarannya adalah hal yang mustahil. Seingatnya, perempuan itu sulit menangani rasa  haus penasaran mereka. Tapi bagaimana Zayyan menjelaskan? mereka tidak berhenti mengoceh dan saling manyahut satu sama lain. Beberapa yang lainnya merekam situasi Zayyan yang sedang kikuk dan linglung lalu mengirimnya ke grup chat dengan emotikon kucing lucu.

"Bubar woy ada guru" seru salah satu teman Zayyan.

kerumunan itu segera membubarkan diri dan kembali ke tempatnya semula.

Hufft. Zayyan menghela nafas lega, mengenal X5 adalah bencana untuknya. Sungguh.
.
.
.
Jam makan siang, Zayyan dipinta datang ke gedung X oleh Sing namun karena tak kunjung datang, Zayyan ditarik oleh dua orang kakak kelas untuk menuju gedung X.

"Bang, saya kebelet. Saya harus ke toilet" Kata Zayyan dengan panik dan meronta-ronta untuk dilepaskan. Semua yang memandang akan mengira ia sedang bahaya.

"Etdah lu jangan berisik, bentar lagi sampe" ucap salah satu kakak kelas.

Zayyan berusaha diam dan berakhir pasrah, sebab percuma saja ia melawan.

"Thankyou Bro."

"Sipp. Kalo ada apa-apa, panggil aja" ucap sang senior bangga dan menghilang dibalik pintu kelas X.

Zayyan segera melengoskan wajahnya kesamping, malas melihat wajah sipacar 7 hari, eh salah jadi 6 hari 20 jam.

"Hei sayang--" Sing menarik dagu Zayyan untuk melihat kearahnya. "Ngambek nih?"

Zayyan yang tidak suka perlakuan Sing yang bagaikan orang mesum di matanya, segera melampiaskan kekesalannya dan menggigit jari Sing yang ada didagunya.

"AAAW" Sing berteriak sakit dan memandang Zayyan horor.

"Gue mau putus!" kata Zayyan mutlak.

TBC

Tidak ada penyihir yang lebih baik dari Jinjin, bukan begitu readerku?

Hufft, dobel update gak tuh😀
buat kamu2 aja yang menantikannya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Zyyn Vs X5Where stories live. Discover now