2. Jaket kulit

16 10 5
                                    

"Keistimewaan dalam hidup adalah menjadi diri sendiri. "

__Arbian__

__Arbian__

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Byurrr!

Seseorang masuk kedalam kolam renang, ia dengan semangat berenang dari ujung hingga ujung kolam dengan menggunakan gaya bebas. Bernapas sebentar setelahnya kembali ke dalam air. Arbian yang saat ini sedang melatih kemampuan renangnya, ia hanya mengenakan celana renang dan kacamata serta topi renang. Tubuhnya yang atletis terekspos karena tak memakai baju. Terdapat enam roti sobek yang terbentuk sempurna di perutnya.

Kolam renang itu merupakan kolam indoor yang selalu di gunakan untuk latihan yaitu milik sekolah yang berada di samping gedung sekolah. Selain luas di dalamnya juga menyediakan perlengkapan untuk latihan renang.

Arbian selalu menyempatkan waktu sepulang sekolah hingga malam hari latihan di tempat ini bersama atlet-atlet lainnya. Namun kali ini ia hanya sendirian karena yang lainnya sudah pulang lebih dulu sejak sore tadi.

"Bian? " panggil seseorang yang tiba-tiba berada di pinggir kolam.

Merasa ada yang memanggilnya dengan suara yang terdengar samar-samar, Arbian segera berenang ke tepian mendekat pada gadis yang kini berjongkok di pembatas kolam. Kedua sudut bibir Arbian terangkat saat melihat dengan lebih jelas wajah Asa, gadis yang saat ini berada di hadapannya.

"Kesini sama siapa sa? " sebuah pertanyaan yang keluar dari mulut Arbian.

"Sendiri! Asa sengaja pengen jemput Bian, " jawab Asa menatap manik hitam milik Arbian.

Sedangkan laki-laki itu bangkit dari air kemudian duduk di pembatas, kegiatan itu diikuti oleh Asa dengan duduk bersila disana. Mereka berdua duduk bersebelahan menghadap cairan yang terlihat biru terang apalagi saat ini di sinari lampu yang menyorot ke air.

"Kan gue bawa motor Sa, " ucap Arbian menatap lawan bicaranya.

Seketika Asa mengubah ekspresinya. "Eh iya ya, kenapa Asa bilangnya jemput? Haduh payah Asa! " tanyanya pada diri sendiri lalu menepuk jidat.

Tangan Arbian terangkat untuk menyentuh puncak kepala gadis itu kemudian mengacak rambut itu membuat sedikit berantakan.

"Gemes banget sih Sa! " ungkapnya.

"Kenapa Bian suka banget berantakin rambut orang? Kan jadi kusut rambut Asa ih, " tanya Asa sedikit mendengus karena kelakuan sahabat kecilnya itu.

Arbian menghentikan aksinya kini ia berniat untuk merapihkan kembali rambut gadis itu dengan sangat lembut.

"Udah gue rapihin lagi nih! Jangan manyun lagi ya?! " ujarnya setelah selesai mengatasi rambut Asa karena ulahnya.

"Hmm!" jawabnya dengan bergumam.

Arbian mengambil sedikit air lalu mencipratkannya ke wajah putih Asa. "Apa? " tanyanya.

"Ih Bian basah! "

ArbiansaWhere stories live. Discover now