Chapter 5 || Is that even make any sense?

258 25 5
                                    

James, untuk pertama kali dalam hidupnya, otaknya berhenti bekerja, berhenti berpikir. Seakan-akan dengan kembalinya Harry ke dalam dekapannya, otak James memutuskan untuk beristirahat. Tak ada pikiran lain. Sama sekali kosong. Tak ada perencanaan. Tak ada prank. Bahkan dia tidak berpikir tentang makan maupun minum. Padahal sebelumnya dia begitu lapar. Sekarang? Hilang ditelan bumi. Sampai.....

“Jadi Sirius, bisakah kau ceritakan bagaimana kalian tiba-tiba mengambil Harry?” Lily menanyakan pertanyaan yang langsung membuat James berpikir, ah tidak, bukan berpikir, namun berdoa kepada Merlin agar padfoot tidak membocorkan diskusi mereka tadi.

“Nah! Terimakasih sudah menanyakan itu Lily. Jadi awalnya aku dan prongs hanya mengecek kondisi Harry di rumah Petunia kemarin. Namun... Karena Harry tidak keliatan sama sekali, kami memutuskan untuk mengambilnya saja!” Jawab Sirius, berseri-seri. Sangat tidak peka dengan pandangan memohon James.

“Bahkan setelah membawa moony, kami semakin yakin untuk—” “Pads!”

Mengerutkan keningnya Sirius menoleh ke James, “Ada apa James?”

“Kan itu semua sudah ku ceritakan pada Lily... Kau tidak perlu mengulangnya.”

Mendengus Sirius menjawab, “Kau tidak menjelaskan semuanya, mate. Nah jadi..”
Keluarlah semua rencana rencana dan diskusi mereka tentang Harry. Bahkan ketika mereka diserang pun diceritakan kepada Lily.

James melihat perubahan raut wajah Lily, beranjak berdiri. “Pads, bisa kita bicara berdua?”

“Tentu. Prongs, ada apa?”

**

“MOONY!!!!”

Sirius saat ini sedang berlari entah kemana saja yang penting tidak bertemu James.

Naasnya laser berwarna biru melesat dan mengenai kaki Sirius. Seakan akan ada tali tak kasat mata yang mengikat kedua kakinya dan membuat Sirius terjatuh dengan sangat tidak anggun. Jeritan kesakitan memenuhi ruangan. Selalu menjadi ratu drama Sirius, dia terus melolong nama Moony. Orang yang menyerangnya terus mendekat. Sirius panik tetap meneriaki moony dengan harapan ksatria berbaju zirah akan datang dan menyelamatkannya.

Oh tentu saja Nyonya Takdir tidak berpihak kepada Sirius.
“Berhentilah teriak dan temui takdirmu Mr. Black!”

“Tidak James, jangan— AAAAHHHH” teriaknya sambil memegangi perutnya yang terasa seperti digelitik oleh ratusan bulu. Atau kurang dari ratusan?

“James berhenti jahahahahahmes ber...henti”

James tersenyum miring, “Tidak akan Pads!!”

“JAAAAAMESS BER..HENTII..” Sirius memohon. Dia merasa seperti akan mengompol. Atau mungkin dia sudah melakukannya? Siapa tahu.. kecuali ada lembap yang terlihat di celananya. Dan jelas dia sudah melakukannya, pasti.

“Oh tidak pads.. I think you siriusly needs a pads.” pun absolutely intended.

Setelah mantra dibatalkan oleh James. Sirius jelas... menjadi ratu drama dia, mengerang keras. Air mata masih terlihat di sudut matanya.

“Itu yang kamu dapat karena mengadukanku pada Lily!” James mengulurkan tangannya pada Sirius. Yang langsung disambut baik oleh Sirius.

Sirius bangun dari lantai dengan bantuan tangan James. “Lily sendiri yang tanya, Prongs.”

Sambil mengerutkan kening, James berkata kepada Sirius, "Ya, itu tidak berarti kamu harus menceritakan semuanya pada Lily!"

“Maaf maaf Prongs, aku tidak akan melakukannya lagi.” Jelas dia akan melakukannya lagi. Terkadang James bertanya-tanya apakah semua Black sebodoh ini? Angin sepoi-sepoi yang membuatnya menggigil menghampirinya saat dia mengingat tentang sepupu Sirius, Bellatrix Black. Yeah... Tidak semua bodoh... Lebih tepatnya gila...

“Ah sekarang aku harus mandi.” keluh sang ratu drama. James memutar matanya. “Ya, tentu saja Jenius, kamu perlu mandi!”

Mendorong Sirius, yang membuatnya hampir jatuh secara tidak anggun lagi James berkata, “Sana sana sebelum kau mengotori lantai indahku!”

Sambil menggerutu, Sirius dengan cepat mendapatkan kembali ketenangannya dan pergi ke kamar mandi.

James menghela napas.

Sekarang kita kembali ke Remus dan kedamaiannya atau apa yang tersisa dari kedamaiannya.

“Tadi teriak sekarang tertawa... Apa sih yang terjadi?” Ucap Remus sembari mengoles mentega ke roti panggangnya.

James masuk dapur dan duduk di meja makan seberang Remus. Tanpa aba-aba mengambil roti yang ada di piring Remus. “Hey—” bantahan Remus diredam oleh suara kunyahan James. Menghela napas, Remus bangkit berdiri dan mengambil roti lagi di lemari. Dirinya sebenarnya penasaran tentang apa yang terjadi pada Sirius, namun Remus membujuk dirinya sendiri untuk tidak bertanya. Lagipula dia tidak begitu peduli.

“Ah Rwemwus Akwu akwan pwergwi kwe dwiagwon allwey—”

“Telan dulu makananmu James. Aku tidak bisa memahami satu katapun yang kau ucapkan.”

Mengunyah dengan cepat dan menelan, James melanjutkan perkataannya, “Aku akan pergi ke Diagon Alley untuk membeli perlengkapan bayi, kau mau ikut tidak?”

“Oh jadi kau sudah menyalakan otakmu lagi James?” Geli jelas terlihat di wajahnya.

“Maksudmu apa Moony?”

“Tidak, lupakan.” berpikir “Kenapa aku, James?”

“Karena Sirius lagi mandi, dan kau tau sendiri berapa lama waktu yang dia perlukan untuk mandi. Dan Lily...” berusaha untuk tidak berbicara pada Lily selama dia kesal. “Lily menjaga Harry! Yeah! Itu!”

Remus memicingkan matanya curiga, tapi dia hanya mengangkat bahu dan setuju. 

“Baiklah! Ayo!”

“Hah? Sekarang?”

“Tentu saja sekarang! Ayo Remus!”
Apakah Remus pernah mendapat kesempatan untuk menyendiri dan sembunyi dalam kedamaiannya sendiri?


**
To be continued.

Of course you won't Remus! You're a marauders for goodness sake!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Marauders is BackWhere stories live. Discover now