cerai

2.6K 255 33
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Pawat berdiri di depan gerbang rumahnya, entah salah lihat atau bagaimana rasanya agak berbeda, firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk tapi ia mencoba menepis segalanya.

Ia menghela nafas panjang sebelum membuka gerbang dan masuk kedalam pelataran, baru saja kakinya menginjak lantai teras tiba-tiba pintu depan rumah terbuka keras.

Nanon berdiri disana dengan ekspresi marah, ia menangis sambil mendorong koper keluar.

Terkejut, demi tuhan pawat panik, dalam benaknya bertanya tanya apa yang telah terjadi?

Dengan langkah cepat ia menghampiri istrinya,

"Stop disitu! Gausah deket deket!"

Pawat mendadak mematung, tapi kepalanya penuh pertanyaan, "sayang, kenapa?"

Dengan emosi berkobar Nanon menunjuk wajah suaminya, "bisa bisanya kamu nanya kenapa? Hah?" Nanon menendang koper, sampai benda itu menggelinding jatuh ke tanah, semuanya berisi baju baju milik pawat ternyata, makin bingung lah ia.

"Yang kamu bilang tugas di luar kota tuh apa? Nyamperin selingkuhan kamu kan? Dasar laki laki kurang bersyukur! Bajingan!"

"Hah?" Matanya membola, jelas tidak mengerti apa yang di maksud. Apakah ini salah faham?

"Pergi aja kamu ga usah balik lagi ke rumah! Nanti surat cerainya aku kirim ke alamat selingkuhan mu itu!"

Panik pawat memukul kepalanya sendiri mengingat apa yang telah ia lakukan, apakah ia melakukan hal yang salah? Makin di pikir makin di ingat semuanya buntu, ia tidak bisa memikirkan apapun. "Astaga sayang, ngomong apa sih, aku ga ada selingkuh, aku juga ga mau cerai." Pawat berlari memeluk istrinya erat erat. Perasaannya jadi kacau mendengar segala hal buruk itu.

Tak segan segan, Nanon mendorong suaminya cukup keras sampai Pawat melepaskan pelukannya mundur beberapa langkah. "Aku ga mau denger apa apa lagi! Pergi nggak! Pergi!!"

Hatinya getir, pahit menatap istrinya yang menangis mengusirnya. Pawat sendiri tak tau apa yang terjadi kenapa tiba-tiba begini. Kebingungan menenggelamkannya, beberapa saat mereka hanya diam sambil saling menatap.

Pawat pasrah membiarkan api yang bergejolak dalam diri Nanon mereda, sementara Nanon tak kuasa menahan segalanya hanya menangis, hatinya berdenyut perih, seperti luka yang di siram air garam.

"Ayo kita ngobrol," Pawat mengambil nafas panjang, ia mengulurkan tangannya meminta setelah melihat Nanon cukup reda dari amukannya.

"Ga perlu, aku ga mau denger apa apa lagi!"

Gemas sekali rasanya, Pawat tidak ingin kehilangan kesabaran, berulang kali ia menghela nafas.

"Sayang, aku ikutin semua maunya kamu, tapi kita ngobrol dulu, sebentar aja,"

komplek perumahan Joylada [BL]Where stories live. Discover now