vahalla, ribut

272 62 3
                                    

ternyata sudah sebulan berlalu tentang kematian ketua klub taekwondo yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali oleh selentingan selentingan anak anak yang suka gosip (salah satu teman wooyoung sehingga wooyoung tahu). Mereka hanya mengetahui kalau ketua klub sudah pindah, tidak ada yang tahu kebenarannya.

"SAN, SAN" san yang tengah berjalan dari parkiran menoleh ke arah yohan yang berlari ke arahnya dengan terengah engah.

"ngapain lu lari lari begitu? dikejar setan?" wooyoung yang melingkarkan lengannya di bahu sang kakak bertanya. Keduanya baru berangkat dari rumah karena semalam mereka pulang.

Yohan terengah engah sembari berdiri memegangi lutunya kemudian menunjukkan ponsel nya. "lo harus liat ini, buruan" gemasnya sambil menunjukkan sesuatu pada ponselnya. San mengerutkan keningnya tidak mengerti kenapa yohan sampai harus repot repot berlari ke arahnya.

"apaan nih? gue kepo ya?" wooyoung menyengir kemudian mengintip ke arah ponsel yohan. San membaca apa yang tertulis di ponsel yohan, rupanya berita kematian ketua klub serta ditangkapnya sang ayah karena korupsi tersebar begitu luas oleh salah satu media.

"mereka ngejar lo karena mereka pikir lo yang ngebunuh ketua klub" Yohan berujar sambil menunjuk san. Wooyoung terkejut. "HAH? KOK SAN?" protesnya tidak terima ketika sang kakak dituduh.

"Lo inget kejadian di klub yang birthday party yang lo nantangin tuh ketua terang terangan. Mereka ngira lo yang ngebunuh dia karena lo satu satunya junior yang ngelawan semua regulasi dia. Terus lo juga yang selama ini diincer sama senior senior kita kan selama ini sampai dibikin kecelakaan?" Yohan berujar, memberi tahu kepada san yang akan terjadi kepadanya sebentar lagi.

"Mereka ngejebak lo pake video lo bawa cewek nge-room" yang ngomong yohan, yang diomongin san, yang kaget bukan main wooyoung. "HAH? LO?" ujarnya terkejut kepada san. Ia tidak menyangka kembarannya ternyata.

"gue omongin sama lo nanti" ujarnya menepuk bahu wooyoung. Ia kemudian menoleh ke arah yohan, tersenyum tipis kepada temannya sebelum mengembalikan ponsel nya. "thanks ya yohan buat informasinya" ujar san sambil tersenyum tipis.

"lo santai aja? Terus lo gimana?" san hanya mengangkat bahu. "ya gimana lagi. Biarin aja. Lagipula gue ngga salah, gue ngga perlu takut. Ya udah ya Yohan, gue masuk dulu bentar lagi bel" ujar san santai sambil membawa wooyoung melangkah meninggalkan yohan yang shock dengan respon san.

KOK DIA SANTAI AJA PADAHAL SENIOR MEREKA BANYAK YANG KONTRA SAMA SAN??

"lo utang penjelasan ke gue ya, San" wooyoung berujar kepada san. San hanya tersenyum tipis. Mungkin ini sudah waktunya dia untuk memberi tahu saudara kembarnya. "nanti gue ceritain" ujarnya. wooyoung hanya menganggukan kepalanya. Kemudian mereka berdua berjalan menuju kelasnya.

San bukannya tidak tahu kalau beberapa orang yang juga merupakan anggota klub menatapnya sinis. San jelas tahu itu. tapi dia memilih bungkam. Selama mereka tidak menyerangnya dia tidak akan bertindak apapun dan untungnya lagi, san sedang dalam keadaan prima sekarang jika dia dipaksa untuk bertarung.

"GOOD MORNING" seperti biasa, layaknya memiliki pengeras suara di tenggorokan, wooyoung berteriak.

"berisik" yeosang yang sedang membuka buku fisikanya berujar sinis. Mingi yang sedang fokus karena hendak ulangan juga hanya menghela napas. "wooyoung, masih pagi" tegurnya.

"Selamat pagi, wooyoung" yunho melambaikan tangannya sambil menyengir menunjukkan pipinya yang tembam. Melihat ucapan selamat pagi darinya di respon yunho. Wooyoung tersenyum lebar kemudian melebarkan tangannya memeluk tubuh besar yunho. "yunho emang yang paling top deh, yang lain kaya anjing" ujarnya sambil mendusal gemas ke arah yunho. yunho hanya membiarkan wooyoung bermanja manja dengan dirinya karena memang dia juga menyukai skinship walau tidak seperti wooyoung, tapi juga tidak anti skinship seperti mas hongjoong.

Cafe [reborn] : VAHALLAWhere stories live. Discover now