🦋 PERUBAHAN MEMBAWA PETAKA

7 2 0
                                    

-15-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-15-

Satu Minggu kemudian, sepasang kaki yang menggunakan sepatu pantofel berhak tipis, mulai melangkah masuk ke halaman Kamboja High School. Dengan kedua tangan yang menggenggam kuat strap bag-tali dibagian tas ranselnya-agar strap bahu tetap berada digendongan.

Sorot mata yang tadinya menelisik pada bagian depan kooridor di sekolah itu, tiba-tiba teralihkan oleh kendaraan beroda empat yang melaju di depannya. Kelopak mata memicing setelah menangkap beberapa angka, yang menjadi nomor polisi mobil tersebut.

"B 210 AN." Bibir tebal merah muda bergerak pelan, netra hitamnya terus memandang pelat nomor mobil itu. Setelah langkah dari sepasang kakinya berhenti, tepat di pinggir lapangan.

Dia menyisir rambut pendek yang sengaja digerai, lalu diselipkan ke belakang daun telinga supaya tidak terkena embusan angin lagi. Dan, salah satu sudut bibir terangkat-menyunggingkan senyuman-saat mobil yang dilihatnya sudah berhenti diparkiran sekolah, lantas pengemudi mobil itu pun keluar.

"Ternyata dia pelakunya," lirihnya masih berdiam diri di tepat.

TES!

Senyuman yang sedang mengembang, luruh dalam seketika. Sorot mata menggulir ke bawah, saat merasakan cairan kental menetes dari atas. Lalu, dia menyentuh hidung mancungnya menggunakan jari telunjuk, tampak cairan kental itu berwarna merah pekat, dan berbau amis setelah terendus oleh indera penciumannya.

TES! TES!

Kini, cairan kental berwarna merah kembali menetes dari atas, dan jatuh tepat di pipi kanan. Kepala pun perlahan mendongak sempurna, lalu bola mata membulat penuh saat melihat seorang perempuan, akan terjatuh dari kaca jendela di ruangan musik yang berada di lantai empat. Dengan posisi kepala dan setengah tubuhnya sudah keluar dari jendela yang terbuka lebar, dan cairan kental berwarna merah itu pun mulai mengalir deras dari pergelangan tangan, sebelum satu per satu menetes ke bawah.

Sepasang kaki yang sejak tadi terdiam, mulai bergerak cepat menaiki anak tangga di depannya. Kepanikan itu membuat beberapa murid yang berjalan santai di kooridor ruang kelas bertanya-tanya, ditambah dengan penampilannya yang tampak berubah. Dari rambut pendek, jepit rambut yang berbentuk kupu-kupu, dan juga wajah yang dihiasi oleh riasan-tidak seperti biasanya. Bahkan, teman sekelas hampir tidak mengenali sosok itu.

"Kaliya?!"

"Kaliya, lo masih hidup?" tanya Leovan, lantang. Mengundang pandangan Arjuna, yang tengah asik memandang kupu-kupu berterbangan di taman sekolah, dari ruang kelasnya yang berada di lantai dua itu.

"Lavinda, ada di mana? Apa dia udah berangkat ke sekolah?" tanya Kaliya, masih memancarkan kecemasan dari wajahnya.

Sementara, Arjuna hanya memandang keberadaan Kaliya dari bangkunya, dengan kening yang berkerut karena penampilan Kaliya sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Lalu, Berlyn pun mendekat sambil melipat kedua tangan di depan dada. "Welcome back, anak pembawa kematian," ujarnya, sambil tersenyum dan berlalu pergi dari kelas.

NEAR DEATH [ REVISI ]Where stories live. Discover now