Bocil Kematian

912 174 50
                                    

Kicauan burung menyambut pagi yang baru. Zayyan membuka jendela lebar-lebar dan menghirup udara dalam-dalam sembari berdoa dalam hati. Semoga hari ini adalah hari keberuntungannya.

Melanjutkan aktivitas pagi, Zayyan menjemur selimut dan handuk di dekat jendela kamar kosan sempitnya, yang hanya terdiri dari satu ruangan dan kamar mandi yang dihalangi tirai.

Zayyan cukup bersyukur mendapatkan kosan murah, dibandingkan dia harus tidur di jalanan setelah rumah yang selama ini dia tinggali beserta seluruh aset milik neneknya dikuasai oleh pamannya.

Dia msih merasa beruntung, setidaknya dia masih memiliki tabungan untuk bertahan selama belum mendapatkan pekerjaan sampai akhir bulan ini. Kuliah? Dia sudah tak lagi memikirkan hal itu. Tetap melanjutkan hidup menjadi prioritas utamanya saat ini.

Zayyan terlihat tengah bersiap, hari ini dia akan pergi mengunjungi kediaman kerabat dari Profesor Lex untuk bekerja menjadi pengasuh balita. Zayyan sempat ragu karena dia takut tak mampu, tetapi setelah dijelaskan dan diiming-imingi gaji besar plus gratis tempat tinggal dan makan, akhirnya Zayyan memberanikan diri untuk mencoba.

Setelah bertukar nomor, akhirnya kerabat Profesional Lex itu menghubungi Zayyan, dan mengirimkan alamat apartemen miliknya.

Dan di sinilah Zayyan berada kini, di salah satu apartemen mewah yang berada di tengah kota. Memasuki lobi utama dan memberitahukan maksud dan tujuannya kepada resepsionis akhirnya Zayyan diberitahukan untuk menaiki lift menuju lantai 23.

Pintu lift terbuka menampilkan koridor panjang yang tampak sepi, dan pintu di ujung lorong adalah tujuannya. Zayyan mengetuk pintu beberapa kali dan akhirnya pintu terbuka menampilkan wajah yang tak asing.

"Selamat pagi, aku Zayyan. Prof. Lex yang memintaku untuk datang dan menemui, Tuan."

"Haloo Zayyan, aku Hyunsik, panggil aku Hyunsik Hyung saja. Ayo! Masuk dulu."

Sebenernya Zayyan sempat terkejut saat tuan rumah itu membuka pintu, siapa yang tak kenal Profesor Hyunsik, profesor tampan idola wanita yang sampai saat ini belum memiliki kekasih di usianya yang sudah cukup matang. Dan yang lebih membuatnya kaget saat ini, ternyata dia telah memiliki seorang anak, entah siapa ibu dari anak tersebut. Pantas Prof. Lex tidak memberitahukan siapa yang akan mempekerjakannya. Ini sepertinya mereka rahasiakan.

"Silkan duduk di mana pun yang kau suka. Maaf jika agak berantakan."

Agak?

Zayyan saat ini berjalan hati-hati kakinya berjinjit menghindari mainan yang berhamburan di lantai agar tidak terinjak.

"Ah, kau bisa duduk di sana, di sofa itu." Sembari menunjuk dan langsung meninggalkan Zayyan.

Zayyan memperhatikan ruangan bernuansa biru muda itu, hampir seluruh barang tidak berada di tempatnya.

"Apa ada gempa bumi kah sebelum ini?"

Suara teriakan mendadak terdengar membuyarkan lamunan Zayyan, saat Hyunsik melintasi ruang tengah.

"Apa yang kalian lakukan! Ribut terus!" Diikuti suara tangisan bocah.

Hah! Seperti tangisan dua anak kecil. Tunggu dulu! Mereka ada dua? Profesor Lex tidak memberitahukanku jika mereka kembar!

Benar saja, di hadapan Zayyan kini dua orang balita berusia sekitar satu tahun yang beberapa saat yang lalu tengah bertengkar itu tiba-tiba mendadak diam, memperhatikannya dengan saksama.

Mereka duduk di karpet bulu berjarak hanya 2 meter darinya. Air mata masih tampak mengalir di kedua pipi gembul kemerahan, tampak begitu menggemaskan. Zayyan sudah tak sabar ingin mencubit pipi mereka. Tetapi dia urungkan.

Fake Baby & The Cutest NannyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon