BAB 12 Part 1: Pertemuan di Bali

271 10 0
                                    

Barangkali keputusannya untuk menikmati liburan singkat di Bali adalah hal yang tepat dan itu mulai Rana sadari begitu dirinya sudah menghabiskan waktu seharian ini di luar hotel tempatnya menginap bersama Sharon, Nando, dan Moses. Sesuai janji yang sudah mereka buat sejak lama, akhirnya mereka berempat pergi bersama ke salah satu daerah di Bali dan kini mereka sedang menunggu momen matahari terbenam di Potato Head Beach Club yang memang sudah terkenal di kalangan warga lokal maupun turis. Mereka sudah berada di tempat ini sejak pukul 3 sore dan untung saja mereka sudah memesan tempat dikarenakan lokasi tersebut sudah dipenuhi oleh pengunjung.

Sudah ada begitu banyak kegiatan yang Rana lakukan bersama ketiga sahabatnya sejak masa sekolah itu dimulai dari berbagai macam kegiatan olahraga air hingga mengunjungi beberapa tempat wisata. Tak lupa semua kegiatan sudah mereka abadikan dengan kamera DSLR milik Sharon dan sekitar setengah jam yang lalu mereka berempat baru saja selesai bersenang-senang dengan berenang di kolam renang yang ada di beach club tersebut. Tidak hanya itu saja, Sharon juga membelikan mereka aksesoris berupa gelang persahabatan untuk mereka berempat.

Kini Rana yang sudah cukup lelah dengan berbagai kegiatan itu hanya ingin duduk santai di sofa santai yang ada di bagian outdoor beach club itu. Bahkan kali ini Rana memilih untuk mengenakan pakaian tanpa lengan untuk membiarkan kehangatan matahari sore menyentuh kulit tubuhnya. Biasanya apabila di Jakarta ia akan merasa enggan untuk mengenakan pakaian terbuka seperti ini, tapi selama di Bali maka ia merasa tidak ada masalah. Rana juga mengenakan kacamata hitamnya seperti Sharon, Nando, dan Moses yang kini tengah melihat isi buku menu yang ada di meja mereka. Sayangnya, Rana tidak bisa merasa santai terlalu lama karena sejujurnya ia mulai merasa risih saat ada beberapa pasang mata yang terkadang melihat ke arahnya. Meskipun ia berusaha untuk tidak peduli, pada akhirnya ia tidak bisa.

"Kayaknya salah banget gue warnain rambut sebelum kita ke Bali," sahut cewek itu sebelum menaruh kacamata hitamnya ke atas kepala dan mulai memosisikan dirinya untuk duduk lebih tegak. "Dari tadi gue berasa diliatin terus padahal baju Sharon lebih terbuka dari gue. Liat aja tuh dada sama perut ke mana-mana. Seharusnya bukan gue yang diliatin mereka."

Nando melihat ke arah sekitar mereka sebelum terkekeh. "Ya gimana? Lu segala warnain rambut jadi blonde dan ajaibnya ternyata cocok. Gua aja hampir ngira kalo lu bule yang lagi mampir ke Bali kalo ngeliat lu dari belakang."

"Idenya si Sharon, tuh!" gerutu Rana sambil menunjuk ke arah Sharon yang pura-pura tidak mendengar obrolan mereka dengan menggunakan dagunya. "Tapi, biarin deh. Siapa tau ada bule beneran yang kepincut sama gue. Nyokap gue aja bisa dapet bule, masa gue nggak?"

"Kalo gitu say thanks to me," timpal Sharon sebelum menutup buku menu yang ada di pangkuannya. "Udahlah, cuek aja. Awal-awal pasti nggak nyaman kalo lu nggak terbiasa jadi pusat perhatian. Mereka mungkin heran, lu bule atau WNI. Pake blonde keliatan cocok, tapi muka lu jadi ilang Asianya. Daripada lu musingin pandangan orang, mending lu bilang deh mau makan atau minum apa. Gua mau mesen sekalian mau ke toilet dulu. Pengen kencing gua dari tadi."

"Tumben lo nggak minta ditemenin ke toilet," ucap Rana heran sambil mengambil buku menu di pangkuan Sharon tadi.

"Nggak apa-apa deh. Anggep aja gua lagi baek sama lu. Mending lu di sini aja jagain tempat bareng Moses soalnya Nando juga sekalian mau keluar buat ke ATM dulu," balas Sharon sebelum cewek itu beranjak berdiri dan menoleh ke arah Nando. "Jadi kan lu ke ATM? Kalo nggak ya udah gua sendiri."

"Jadi lah. Duit cash yang gua pegang tinggal gocap," kata Nando sebelum ikut berdiri dan selanjutnya menoleh ke arah Rana serta Moses. "Lu berdua mau mesen apaan?"

"Hmm," Rana memperhatikan buku menu dengan saksama. "Gue pengen wagyu burger sama french fries deh. Minumannya orange juice aja."

"Kalo gua nachos sama chicken prawn deh. Minumannya passionello martini," sahut Moses sebelum menutup buku menu yang ia pegang.

BACKSTREET - New Version ✅️ [Ebook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang