Part 59

2.1K 143 4
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Syanaz kali ini sengaja bangun lebih awal. Setelah mandi dan berseragam lengkap gadis itu langsung menemui Dimas yang sudah pasti sedang menikmati secangkir kopi hangat sembari menunggu anak-anaknya untuk sarapan. Syanaz menghampiri Dimas dan duduk di sampingnya.

Dimas menyadari seseorang duduk di sampingnya, “Loh Naz sekolah hari ini?” tanya Dimas heran.

Pasalnya kan anak semata wayangnya ini kemarin menangis nangis minta untuk cepat pindah sekolah di Jakarta dan melanjutkannya lagi di Surabaya.

“Mmm, Aku mau cabut semua perkataan Aku,”

“Maksudnya?” tanya Dimas.

“Iya Pah, aku mutusin untuk lanjut sekolah disini aja, aku gamau jauh dari Shareen dan temen-temen yang lainnya, ternyata aku udah nyaman sama mereka. Dan aku juga denger, Papah di tawarin jadi pemimpin kan di salah satu perusahaan om Anton di Jakarta? Dan Papah terima,”

Dimas memeluk putrinya dari samping. “Syukurlah kalo Naz berubah pikiran, jadi Papah ga khawatir kalo harus terus ninggalin kamu nantinya kalo Papah kerja,”

“Iya Pah, maafin aku yah kalo aku udah nyusahin Papah,” kata Syanaz sedikit melow.

“Papah ga ngerasa di susahin sama anak Papah,”

“Aku baru paham kenapa Papah nyuruh kita pindah sekolah ke Jakarta, karena ini kan Pah? Ya walaupun itu semua terbongkar di luar kendali Aku, Aku minta maaf,” ucap Syanaz merasa bersalah.

Dimas tersenyum getir, “Kamu gausah merasa bersalah seperti itu, memang udah jalannya adik kamu harus hidup kembali bersama keluarganya,”

♡♡♡

Syanaz,Shareen dan Anggi kini sudah tiba di sekolah, berbarengan dengan Naila yang baru saja sampai di sekolah.

“Naila,” panggil Anggi, lalu Naila menghampiri mereka bertiga.

“Hai, Shareen… kemana aja? Ijinnya ko lama banget, sedih tau duduk sendiri terus, huhu,” ucap Naila yang menrindukan teman sebangkunyanya seraya memeluknya.

Sahreen tertawa gemas, "Sekarang guekan udah masuk, nanti gue jelasin ya di kelas,” ucap Shareen seraya melepas pelukannya.

"Yang manggil gue, yang di peluk Shareen," cetus Anggi memperlihatkan wajah cemburunya.

Naila terkekeh geli, "Ututu, jangan cemburu gitu dong," kata Naila dan memeluknya singkat.

“Sama gue ga kangen Nai?” kata Syanaz yang sedari tadi hanya memperhatikan teman-temannya.

“Kangen lah, pokoknya mulai sekarang janji ya?Kita harus bareng-bareng terus, aku sedih kalo kita kaya kemarin,” ucap Naila.

“Si paling perasa,” cetus Shareen.

Anggi merangkul Naila dan Syanaz yang berada di sampingnya, begitupun Naila yang juga ikut merangkul Shareen yang berada di sampingnya, “Iya Nai, Mulai sekarang, kita akan terus bersama selamanya,” ujar Anggi.

"Aduhh kaya minion aja deh pelukan kaya gini," kata Syanaz asal.

Shareen berdecak, "Ck, Teletubis Naz!" ketus Shareen.

"Jauh banget dari teletubis ke minion, Syan," rengek Anggi.

Naila tertawa gemas, "Aya aya wae," kata Naila.

Kini mereka berpelukan di dekat gerbang sekolah, sudah pasti menjadi pusat perhatian yang lainnya yang sedang berlalu lalang.

“Udah ih, kita diliatin loh,” ucap Shareen.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang