Ketakutan

58 47 9
                                    

"Akira?! Jangan bilang lo begadang dari malam tadi?!" Pekik Popo yang datang bersama Farah.

"Ah...ternyata lo berdua datang. Pagi ini jadwal lo siaran langsungkan Po." Ucap Akira sambil mengucak kedua matanya yang terasa berat.

Popo hendak memarahi Akira yang terlalu memaksakan diri, tapi Farah menghalanginya dan segera menghampiri Akira yang terlihat lelah.

"Akira lo duduk aja dulu disana, lo butuh istirahat. Lo terlalu memaksakan diri buat latihan." Ucap Farah lembut dan Akira pun menganggukan kepalanya.

Akira pun berjalan menuju sofa, tapi langkahnya terhenti saat melihat pesan baru yang masuk ke handphonenya. Akira segera membuka pesan tersebut.

Sultan
Gue ada di depan, ayo sarapan sama gue.

Akira pun sontak melihat dari jendel dan Akira melihat sosok Sultan yang berdiri di samping mobilnya dengan mengenakan celana kain hitam dan kaos putih polos.

"Sultan? Bukannya jam segini dia harusnya sudah ada di kantor?" Tanya Akira dalam hati yang kebingungan.

Sambil mengucak matanya yang berat, Akira mengambil tas kecilnya. Akira memasukkan handphonenya ke dalam tas.

"Gue balik duluan, Sultan nunggu gue di luar." Ucap Akira sambil berjalan keluar menahan kantuknya.

Sedangkan Popo dan Farah terkejut dan mereka berdua saling bertukar pandang. Popo dan Farah segera berlari menuju balkon untuk melihat Sultan di luar.

"Kenapa lo tiba-tiba ada disini?" Tanya Akira heran.

"Gue lagi mau makan bareng sama lo." Ucap Sultan santai.

"Oke, tapi entar antar gue pulang ya. Gue capek banget."

"Lo kebiasaan banget dah begadang. Apa nggak ada yang marahin lo?" Sindir Sultan sedikit keras dengan melirik ke arah balkon dimana Farah dan Popo melihatnya.

Farah pun terkejut melihat Sultan yang menyadari keberadaan mereka berdua. Sedangkan Popo hanya menatap Sultan tanpa ekspresi apapun.

Sultan pun segera masuk ke dalam mobil, karena Akira sudah lebih dulu masuk dan duduk menunggunya. Detik kemudian Sultan langsung mengendarai mobilnya.

"Lo kenapa akhir-akhir ini begadang sih?" Tanya Sultan sambil menatap jalanan lurus.

"Tiga hari lagi gue ada pertandingan. Maka dari itu gue nonstop latihan." Ucap Akira yang matanya mulai berat hendak tertidur.

"Lo latihan sama teman lo?"

"Gue latihan sendirian..."

"Tapi kenapa-" ucapan Sultan terhenti saat melihat Akira yang sudah tertidur pulas.

Sultan pun menghela nafas berat. Kemudian Sultan memutar arah mobilnya menuju kantornya yang masih cukup dekat dengan mereka.

Sultan mengendarai mobilnya dengan santai agar tidur Akira tidak terganggu. Beberapa menit kemudian, Sultan langsung masuk ke kawasan kantornya.

Sultan memarkirkan mobil dan kemudian segera keluar menuju pintu duduk Akira. Tangan Sultan mengambil jasnya yang ada di kursi belakang.

"Nih cewek udah tau capek tapi tetap aja di paksa latihan." Ucap Sultan mengusap lembut pipi Akira.

Setelah itu Sultan menutup wajah Akira dengan jasnya, kemudian Sultan langsung menggendong Akira menuju lobi kantornya untuk segera masuk ke ruangannya.

Saat Sultan masuk ke dalam kantor, banyak pasang mata melihat Sultan terkejut dan penasaran dengan sosok yang digendong oleh Sultan itu.

"Sultan? Siapa itu?" Tanya Vanilla yang datang menghampiri dengan wajah yang penasaran.

Destiny Soul Piece {END}Where stories live. Discover now