CHAPTER 9 💦

1.3K 149 24
                                    

Call Me Mpiw!
Aku gak up kemarin, adakah yg kangen cerita ini?


















"Hahaha Om Teo geli!!!!" Haris memekik seraya meronta, berusaha melepaskan diri dari pelukan Teo, tepatnya Teo memeluk pria kecil itu seraya menggelitiknya. Mulanya mereka tengah bermain kejar-kejaran, Teo yang bertugas mengejar tuan mudanya, dan pada saat berhasil menangkan tuan mudanya, Teo langsung memeluk dan menggelitiknya.

Tak mau membuat tuan mudanya kelelahan karena banyak tertawa, Teo pun lantas melepaskannya. Dan detik itu pula, Haris langsung berlari kembali guna menghindari Teo, dan Teo Kembali mengejarnya.

Tapi karena Haris lengah tak memperhatikan langkahnya, tubuh kecilnya itu terpental dan jatuh ke lantai ketika tak sengaja menubruk seseorang yang baru saja memasuki Mansion.

Bruk

"Aduh!"

"Tuan Muda!"

"Sayang!"

Teo beserta Arjeka yang baru saja kembali dari kantor dan menjadi oknum yang di tabrak oleh Haris sontak berlari dan membawa tubuh Haris yang terduduk di lantai itu ke dalam gendongannya.

"Kau tak apa jagoan ku? Ada yang sakit?" Tanya Arjeka seraya menelisik tubuh pria kecil dalam gendongannya itu.

"Tidak apa-apa kok, Hais hanya kaget ayah." Ucap Haris, memang benar tak ada rasa sakit yang berlebih pada tubuhnya, hanya saja pantatnya saat mencium lantai tadi cukup terasa nyeri, tapi sekarang sudah baik-baik saja.

"Syukurlah, lain kali jangan berlarian begitu hm?" Ucap Arjeka seraya memberi tatapan lembutnya pada sang putra.

Haris menganggukkan kepalanya patuh.

Lalu setelah itu tatapan lembut Arjeka barusan berubah menjadi tatapan tajam yang menghunus tajam pada Teo, "Dan Teo lain kali jaga putraku agar tak terjadi hal serupa!"  

"Ah tentu tuan, maafkan saya." Ujar Teo, seraya menundukan kepalanya.

Arjeka hanya mengangguk sebagai respon, setelahnya atensi ia berikan sepenuhnya pada pangeran kecil di gendongannya.

"Kelihatannya kau belum mandi ya? Dimana mamamu kenapa dia membiarkan pangeran tampanku ini belum mandi, padahal ini sudah sore." Ujar Arjeka dengan pandangan menelisik pada pakaian yang sama persis dengan pakaian yang putranya pakai tadi pagi, artinya Haris benar-benar belum mandi sore.

Haris memberi anggukan untuk membenarkan ucapan ayahnya, "Iya, Hais memang belum mandi ayah, mama sedang sibuk di dapur sejak tadi, katanya ingin membuat sesuatu."

Alis Arjeka bertaut, membentuk sebuah kerinyitan heran di sana, membuat sesuatu? Apa yang wanita itu buat di dapur? Pikirnya.

"Ah baiklah, kau bisa pergi ke kamar lebih dulu bersama Teo kan? Ayah perlu menemui mamamu dulu untuk menyuruhnya memandikan mu." Ujar Arjeka.

Lagi, Haris mengangguk patuh mendengar ucapan ayah sambungnya itu. Kemudian tubuh mungil itu Arjeka turunkan, lalu setelahnya Arjeka membiarkan putranya itu digandeng oleh Teo menuju kamar sang putra. Satu lagi pengecualian untuk Teo, asisten pribadinya itu Arjeka beri izin untuk mengakses lantai 3 mansionnya, tentu saja untuk kepentingan seperti mengantar Haris seperti saat ini.

Melihat pangeran kecil sudah memasuki lift bersama Teo, Arjeka pun turut meninggalkan ruangan tersebut, ia segera menuju dapur guna menghampiri wanitanya yang tengah sibuk melakukan sesuatu di sana, seperti ucap putranya tadi.

Sampai dapur, dapat ia lihat tubuh wanitanya yang tengah membelakangi arah datangnya, karena wanita itu sibuk bergelut dengan alat-alat dapur di temani oleh empat Maid di sampingnya yang rupanya ikut membantu nyonya mansion ini. Namun, poin yang mengganjal di benak Arjeka bukanlah itu, melainkan rambut coklat berkilau yang di Cepol, mengekspos jelas leher jenjang wanita yang sibuk berkutat dengan perkakas dapur itu.

Sexy Wife [LK] ✓Where stories live. Discover now