Part 35 [ Batu kristal dan tertundanya penjelasan ]

1.2K 176 0
                                    

HAPPY READING

Haruto sungguh ingin sekali pergi atau kabur saja sekarang, bagaimana tidak dia sekarang sedang ditatap intens oleh para sahabatnya. Berasa jadi pelaku sebuah kejahatan, terus mereka polisinya.

"J-jadi?" Haruto bersuara, mencoba untuk menghilangkan rasa tremornya.

"Ya gitu, kenyataannya."

Hyunsuk menjawab dengan santainya dengan, duduk bersandar pada sofa single milik haruto. Sedangkan haruto, dia justru malah lebih memilih lesehan dilantai tidak berniat untuk duduk diatas.

Haruto mendengus hilang langsung rasa takutnya, digantikan dengan rasa ingin sekali menampol wajah menyebalkan milik hyunsuk, menggunakan buku yang ada didepannya.

"Ingin tahu? Atau bagaimana?" Arthur mencondongkan tubuhnya, tepat kearah wajah haruto.

"Jika ingin tahu, cari tau sendiri lah."

Plak!

"Ya kan lo kemarin yang ngomong! Udah banyak buktinya, cuman gua belum pasti!"

Haruto bersedakep dada dengan ekspresi biasa aja, tanpa takut karna telah berani membuat kepala Arthur menunduk karna pukulannya. Dan wajahnya seperti dia tidak mempunyai kesalahan, atau dosa yang telah diperbuatnya.

"Bukti? Lo udah tau sesuatu?" Jihoon menatap haruto menyelidik, pada haruto.

"Eh... nggak-nggak! Gua nggak tau apa-apa sumpah!" Panik haruto, baru sadar apa yang dia katakan.

Jihoon tersenyum miring, dia tau jika haruto pernah melihatnya membunuh salah satu murid digudang sekolah, karna dia tiba-tiba merasa ingin membunuh seseorang tapi tenang jihoon, tidak sama sekali menghisap darahnya.

"Di gudang sekolah, jam istirahat ke-dua?" Jihoon tersenyum miring menatap haruto yang menegang.

"Atau yang lainnya?"

Tubuh haruto mematung, dia dengan tidak sengaja mengepalkan tangannya untuk bisa menahan agar tidak terlihat seperti mengetahui sesuatu. Jujur mereka semua yang ada didepannya, seperti bukan yang haruto kenal selama ini. Aura mereka aneh seperti bukan manusia biasa, entahlah haruto hanya merasakannya saja.

"Kapan? Gua nggak tau!" Haruto  menggeleng dengan brutal.

"Lo yakin? Mau kita kasih tau nggak, sesuatu yang selama ini lo lihat?" Tawar mashiho menatap dalam haruto.

"A-apa?" Haruto sedikit tergagap, sungguh aura mereka sangat-sangat berbeda.

Mereka tersenyum miring bersamaan, yah mereka semua tau jika haruto mengetahui dan melihatnya, walaupun selalu haruto sembunyikan dengan sifatnya yang judes, juga bar-bar.

"Siapa dulu?" Hyunsuk bertanya, mungkin ada yang ingin menjelaskan terlebih dahulu.

"Gua dulu." David mengangkat tangannya pertanda, jika dia yang akan memulai.

Haruto melotot tajam. "Maksudnya apaan anjing?!!" 

Srak!

David mengambil sesuatu yang menyelip disalah satu tangkai bunga palsu, yang terpajang di meja. Itu seperti sebuah batu kristal atau berlian, dengan warna merah darah yang sangat pekat. Haruto terdiam melihat hal itu, sejak kapan ada benda seperti itu dibunga pajangan itu, padahal sejak pertama dia mendapatkannya dari suno terlihat biasa-biasa saja.

"Kristal merah." Kyle berucap dengan pandangan datar.

"Hah? S-sejak kapan ada disitu?" Haruto dengan tidak sadar mengguncang tubuh jaden, membuat sang empu hanyalah membiarkannya.

My Friends Are Vampires || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang