Ibu pembunuh 2

26 4 2
                                    

Pria bermarga Choi itu sudah sangat frustasi karna sampai sekarang dirinya belum bisa menemukan gadis yang pernah ia ikat janji pada ibunya.

Tidak mencari sendiri, bahkan ia juga meminta bantuan teman teman nya untuk mencari gadis itu, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menemukan gadis yang di maksud Yeonjun.

"Aku tidak punya pilihan lain, aku harus memilih langkah ini, aku sangat berharap kau bisa cepat kembali Naya"

Batin Yeonjun, ia langsung menyalakan mobil nya dan mulai menuju tempat yang terlintas di benak nya.

Setelah beberapa menit ia mengendarai mobil, akhirnya Yeonjun sampai pada satu rumah yang sedari tadi ia cari dan akhirnya ketemu karna bantuan beberapa orang.

Perlahan pria itu menekan tombol bel pintu dengan perasaan campur aduk.

Tidak berapa lama, keluarlah seorang pria yang menggunakan kaos santai dan celana pendek.

"Ya? Cari siapa?"

Tanya pria itu.

"A-aku, aku mencari Park Jimin, apakah benar ini rumah nya?" Yeonjun.

"Aku? Ada apa kau mencari ku? Dan siapa kau?"

Tanya Jimin dengan antusias.

"Aku Choi Yeon-jun, aku teman Naya, ada yang ingin aku bicara kan dengan mu Hyung, apakah boleh kita bicara berdua?"

Jimin mengamati anak laki laki itu, akhirnya setelah beberapa detik, baru lah Jimin mengangguk dan mengajak nya masuk.

Di dalam tidak segan segan Yeonjun menceritakan yang terjadi pada Naya, Jimin sempat tidak percaya, karna ia baru saja mengenal pria di hadapannya itu.

"Sekarang, aku bahkan tidak tau dia dimana, dia bilang dia akan bertemu dengan ibunya, setelah itu dia bilang entah kemana"

Mendengar penjelasan Yeonjun, sontak Jimin langsung menatap ke arah nya.

"Apa? Bertemu dengan ibunya? Dia sudah lama tidak bertemu dengan ibunya, apa kau yakin mereka bertemu dengan Naya dalam kondisi yang hangat?"

Tanya Jimin memastikan.

"Aku tidak tau Hyung, saat sampai disana, ibunya bilang mereka ingin bicara berdua, dan aku hanya bisa menunggu di mobil, setelah itu mereka entah kemana Hyung"

Jimin mengeraskan kedua rahang nya, terasa begitu emosi saat mendengar Hera kembali menarik Naya dalam pelukan nya.

"Pulang lah, aku akan segara menemukan Naya, jangan khawatir"

Ucap Jimin, Yeonjun mengangguk memberikan salam, lalu ia keluar rumah dan meninggalkan Jimin.

"Permainan apa lagi yang kalian lakukan, aku yakin ini ulah mu Hera"

Batin Jimin.

Malam itu, Jimin mengerahkan seluruh bodyguard dan mata mata yang ada di Seoul dan Busan, bahkan hari itu membuat Jimin buta, ia benar benar memikirkan cara untuk mendapatkan Naya kembali.

Drttttt 📱

"Ouhh hallo sayang, ada apa kau menelfon ku? Apa kau merindukanku? Iya aku paham sudah berbulan-bulan kita asing bukan?"

Ucap Hera memulai pembicaraan di dalam telfon.

"Jangan banyak bicara, katakan pada ku, dimana Naya!"

Ucap Jimin.

"Eohh, kau ini kenapa? Tiba tiba menanyakan Naya pada ku, bukan kah ia bersama mu hm? Ayolah, jika kau merindukanku bilang saja, jangan mencari alasan dengan mencari keberadaan Naya disini"

Sambung Hera dengan suara tidak merasa ada yang aneh sedikit pun.

"Jangan bermain main dengan ku Hera, aku bisa saja menghabisi nyawa mu malam ini, katakan! Kemana kau membawa Naya!!"

Nada bicara Jimin mulai meninggi, sedangkan Hera hanya tersenyum miring, ia begitu senang mendengar suara Jimin yang sudah di penuhi oleh emosi.

"Baiklah, wanita mu itu sedang healing ke luar negeri, ia melupakan mu begitu saja bahkan? Eohh mungkin dia sekarang sedang bersenang-senang dengan pria Jepang yang ada di hotel hahaha, terima saja nasip mu Park Jimin"

Ucap Hera lalu mematikan telfon begitu saja.

"Ya! Hera! Hera!! Ck, sialan!"

Jimin melempar handphone nya ke kasur, ia menatap jendela yang ada di kamar nya, kemudian dia berfikir sejenak.

"Apa maksud Hera, healing? Luar negeri? Jepang??"

Jimin membulatkan matanya, ia segara mengambil handphone itu lagi dan mulai menelfon seseorang.

Next.

FORBIDDEN LOVE Where stories live. Discover now