CHP : NINE

46 29 10
                                    

Haii apa kabar?

Happy Reading

Suasana kelas VII MIPA IV kini sudah di penuhi aura kegelapan dengan seorang guru wanita paru baya yang sedang berdiri di depan papan tulis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana kelas VII MIPA IV kini sudah di penuhi aura kegelapan dengan seorang guru wanita paru baya yang sedang berdiri di depan papan tulis.

Sudah dua jam lebih Ibu Ajeng-guru fisika mereka   menjelaskan rumus yang sudah ia tulis di papan, dan sudah dua jam lebih pula Suasana di kelas terasa amat suram.

"Baik ada yang mau bertanya?" Guru wanita itu meletakkan spidolnya di atas meja lalu menatap kearah murid-muridnya.

Hening. Tak ada yang menjawab pertanyaan itu. Apa yang ingin di tanyakan jika sedari awal tak ada yang masuk ke otak mereka? Tidak mungkin kan mereka menyuruh ibu Ajeng untuk menjelaskan dari awal lagi?

"Ayo silahkan, tidak usa malu-malu" Ujar Bu Ajeng dengan wajah gembira dan tangan yang ia peragakan keatas memberikan semangat.

"Bukannya malu bu, tapi emang gak tau mau nanya apaan" Batin seluruh anak-anak merasa tertekan.

Melihat semua muridnya hanya diam, bu Ajeng pun kembali buka suara "Baik, jika tak ada yang ingin bertanya, maka saya yang akan bertanya"

Mampus. Kata-kata agung andalan sang guru sudah keluar. Bagaikan virus Corona, seluruh murid sontak menahan nafasnya saat wanita itu mulai berjalan kearah mereka.

"Gar, ngerti gak?" Daniello berbisik pada Aligara yang duduk di sampingnya.

Semua inti ARONRAKA berada dalam kelas yang sama. Daniello duduk berdua dengan Aligara di banggku paling belakang baris ke tiga, Adriel dan Brivan duduk bersama di banggku paling belakang juga di baris kedua, dan untuk Rayli, si anak pintar tentu duduk dua baris lebih depan dari keempat temannya.

"Gak" jawan Aligara singkat. Anak itu terlihat sedang fokus dengan jam tangannya.

"lo ngapain sih?"

"Bentar"

Daniello di buat panik saat bu Ajeng terlihat berjalan kearah belakang. Dia langsung menunduk sedalam-dalamnya untuk menghilang dari pandangan bu Ajeng.

"Gar nunduk njir" Suruh Daniello semakin panik saat Aligara seolah tak peduli dengan situasi ini.

"Diem duluh. Gua lagi fokus ni"

Bu Ajeng perlahan mulai mendekat ke arah seorang siswa yang terlihat sedang asik dengan dunia mimpinya.

Sementara Brivan di buat panas dingin di tempat duduknya saat sang guru kini sudah berdiri tepat di depan mejanya dan Adriel.

"Sedang apa dia?" Tanya bu Ajeng, tangannya menunjuk Adriel.

"L-lagi tidur bu" Meski gugup, Brivan berusaha menjawab pertanyaan itu.

Helahan nafas terdengar dari bu Ajeng sebelum akhirnya ia berteriak kencang "ADRIEL BANGUN KAMU!!"

Teriakan kuat yang bisa membuat gendang telinga bolong itu langsung membangunkan Adriel dari tidurnya.

ALIGARA Where stories live. Discover now