Bagian Awal

0 0 0
                                    

Bagian I

Pada suatu siang saat kelas sihir akan dimulai. Isabella, si gadis dengan gurat biru di bawah matanya terus mencoba fokus dengan buku yang sedang ia baca. Namun, empat orang di belakang kelas terus meributkan sesuatu membuat fokusnya buyar.

Livia : "Keren bangeeet!, ini yang katanya cuma ada tiga in this world?"

Margarette : "Actually just two in this world, dan tentu aja yang satunya sudah dibeli sama mommy,"

Dengan sombong Margaratte memamerkan tasnya ke semua orang.

Maria : "Iri banget, kemarin gara-gara kepepet jadi beli kaos kaki di singapura deh. Nggak banget," (mengibaskan tangannya)

Current : "Ya ampun, bersyukur kek. Yang dari Dubai nggak sememuaskan itu juga. Tapi by the way tas ini sebagus itu sampai kayanya kamu puas kali ini,"

Kalimat terakhir diberikan pada Margarette yang sedang memegang tasnya.

Margarette : "Nggak juga, masih ada sesuatu yang lebih berharga dari ini yang masih bisa bikin aku lebih puas," (smirk)

Maria : "Really?" (terdengar tak mempercayainya)

Margarette (mengangguk) "Bakal kubuktiin, ikut aku,"

Margarette keluar dari kelas diikuti Maria, Livia, dan Current untuk memperlihatkan 'sesuatu' yang katanya membuat dia puas.

Sedangkan Isabella dan Angie—si anak aneh yang duduk di seberang kanan Isabella, membuat mood Isabella menjadi lebih buruk karena perkataan dari Angie.

Angie : "Mereka berisik banget ya," (seperti berbisik)

Isabella : (muka datar) "Menurutmu aku peduli?"

Melanjutkan diri untuk fokus ke buku di depannya.

Angie : "Hmm, menurutku iya, lihat mukamu terlihat tidak enak dipandang sejak mereka membuat keributan,"

Isabella : "Ya udah jangan liat aku atau ajak aku ngobrol,"

Gubris Isabella tanpa menengok.
Angie : "Tapi..."

Bel tanda pelajaran selanjutnya berbunyi dan menghentikan Angie yang sebenarnya masih ingin berbicara dengan Isabella. Dalam beberapa detik suasana kelas berubah menjadi suasana gelap layaknya tempat para penyihir meramu ramuan paling beracun yang dia miliki. Angie yang merasakan perubahan itu hanya bisa mengeluh lagi dan lagi.

Angie : "Hadeehh, pelajaran ini lagi," (menunduk lesu)

Seorang anak yang ceroboh dikelas itu ikut menanggapi .

Woody : "Tenanglah, aku merasa kali ini aku yang bakal membakar sesuatu. Bahkan nilaimu di ujian Ilmu Pengetahuan Sihir kemarin lebih bagus dari punya ku." (suara pasrah)

Pintu terbuka tanpa suara dan dengan tiba-tiba Mr.Thomas muncul di tengah ruangan bersamaan dengan suara dentuman kecil.

Mr. Thomas : "Selamat datang dipelajaran Ilmu Pengetahuan Sihir, kalian bisa membuka kain di hadapan kalian," (seiring dengan perkataan Mr.Thomas, kain hitam muncul di hadapan mereka)

Dibukalah kain-kain di hadapan mereka bersamaan dengan bertebarannya debu-debu di atasnya.

Angie :"UHUK UHUK! Ini nih alasan kenapa aku nggak suka Ilmu Pengetahuan Sihir, barang-barangnya selalu saja berdebu," (katanya yang agak terbatuk-batuk ke Isabella dan hanya dibalas dengan lirikan tajam atau malas)

Mr.Thomas : "Kali ini kita akan mempelajari tentang ilmu sihir ledak, Kau! Yang sedang bermain-main, menjauhlah dari alat itu, bisa-bisa kau meledakan seisi kelas karena tidak paham penggunaannya!"

the Legend of Kalpataru Where stories live. Discover now