Chapter 5 - The Journey Hasn't Started Yet

36 4 1
                                    


Gala menarik cover mobil, debunya berterbangan hingga membuatnya terbatuk-batuk. "Ini beneran enggak pernah dipakai sama sekali?" tanyanya sembari melipat cover dengan cepat agar debunya tidak makin terbang ke mana-mana. "Dua bulan lebih lho," lanjut Gala dengan kening berkerut.

"Kan, sudah ada mobilku." Mita membuka bagasi belakang dan berniat memasukkan kopernya, tapi ternyata tenaganya tidak terlalu kuat mengangkat tas berat itu.

Gala yang tidak sengaja menoleh ke belakang, mengambil alih koper dan meletakkannya di bagasi dengan mudah. "Mobilku? Oh, jadi sekarang ada status hak milik di antara kita, ya. Milikku atau milikmu, gitu?" desis Gala setelah menutup pintu bagasi.

"Kenyataannya, aku beli mobil itu dari hasil kerjaku, kan."

"Oh, oke. Hasil kerjamu." Gala membuka dan menutup pintu depan dengan kasar lalu mengempaskan dirinya di jok pengemudi.

Mita ikut duduk di kursi penumpang kemudian memasang seatbelt.

"Jadi, hasil kerjaku selama ini enggak ada artinya buat kamu? Enggak sampai bisa dibuat beli mobil mewah kamu itu?" tanya Gala sarkastis.

"Apa, sih, Gal? Kenapa kamu jadi bahasnya ke sana?" Mita menatap pria di sampingnya dengan tatapan sengit.

"Karena kamu merasa hasil kerjamu bisa untuk membeli keinginanmu, sedangkan hasil kerjaku nothing. Padahal kalau kamu hitung, itu juga bisa lho buat beli mobil yang lebih mahal dari mobilmu!" geram Gala dengan suara meninggi.

"Jadi kamu pamrih? Kamu mau hitung-hitungan soal uang yang kamu kasih ke aku?" Mita memutar tubuhnya sembilan puluh derajat dan kini menghadap ke arah Gala sepenuhnya. Dahinya berlipat, matanya memandang Gala dengan marah. "Oke, nanti kita hitung. Aku kembalikan semuanya!" lanjutnya sebelum mendengus kasar.

Gala menoleh, menatap Mita dengan alis yang hampir bertemu di tengah. Kedua tangannya mencengkeram kemudi erat. "Kamu sombong banget, ya, Ta," ucapnya lirih, tapi terdengar dingin. Kemudian dia keluar dari mobil sambil mengacak rambutnya dengan gusar. Sebatang rokok dirasa bisa mengatasi suasana hatinya sekarang. Sembari bersandar di pintu, dia menyulut dan mengisapnya dalam-dalam.

"Jadi kamu merokok sekarang?" tanya Mita dengan tangan bersedekap dan berdiri di depan kap mobil. Dia memandang Gala seolah pria itu adalah musuh terbesarnya.

"Hm." Gala hanya menjawabnya dengan gumaman. Lalu kembali mendekatkan rokoknya ke mulut.

"Minum-minum juga?" tuduh Mita.

"Mita! Bisa enggak, kita jangan bertengkar dulu sekarang? Mau berangkat jam berapa kalau kita adu mulut terus?"

"Aku enggak ngajak adu mulut. Aku cuma ngomong satu kalimat tadi, tapi kamu yang nerusinnya jadi bahan buat bertengkar."

"Oke, stop it now."

"Oke. Jadi kamu juga minum-minum sekarang?"

Gala membelalakkan matanya lebar. "Hah? Kamu beneran nanya itu? Setelah kamu kenal aku selama ini?" Pria itu menatap Mita tidak percaya.

Mita mengedikkan bahu. "Siapa tahu aku perlu menjauhkan Rai dari kamu kalau gaya hidupmu kayak gitu."

Tiba-tiba Gala memukul pintu dengan tangan kirinya hingga menimbulkan suara keras. Dia sudah tidak bisa menahan marahnya. Ucapan Mita kali ini sangat keterlaluan, bahkan menurutnya sudah tidak ada lagi sikap menghormati suami dari perempuan di depannya itu. "Aku cuma merokok. And i'm not a drinker!" tampiknya dengan intonasi tinggi. Napasnya menderu dan dadanya naik-turun karena marah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REST AREA (Telah Terbit ✅)Where stories live. Discover now