07. Serana

174 71 9
                                    

Arthur memetik senar gitar dengan lihai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arthur memetik senar gitar dengan lihai. Tangannya seolah menari di atas alat musik yang dia pangku. Di sudut kelas, geng janur sedang berkumpul sembari bernyanyi bersama. Teman-temannya mengakui jika suara Cakra lumayan bagus, halus dan enak didengar ketika bernyanyi. Berbanding terbalik dengan Cakra yang sering teriak-teriak layaknya orang gila di dalam kelas.

"Biarkan ku menepi, jika kau akan kembali."

"Dan yakinkan ku bahwa kau, t'lah temukan yang kau cari."

"Izinkan ku membenci pada sang pengganti."

"Dan yakinkan ku bahwa kau, t'lah temukan yang kau cari."

Arthur bernyanyi diiringi alunan senar gitar yang ia petik. Suaranya yang sedikit serak terdengar begitu apik ditambah permainan gitarnya yang menyempurnakan lagu yang sedang ia nyanyikan. Sebuah lagu yang akhir-akhir ini sering dia nyanyikan saat sendiri dan ditemani gitar kesayangannya. Lagu dari salah satu band ternama Indonesia—For Revenge dengan judul Serana.

"Beritahu aku cara melupakanmu seperti kau ajarkan ku dewasa." Danish dan Cakra menyahut, melanjutkan lirik yang Arthur nyanyikan. Kedua laki-laki itu terlihat begitu semangat. Perpaduan antara suara Danish dan Cakra yang halus membuat seisi kelas begitu menikmati konser dadakan itu. Mereka semua ikut bernyanyi bersama Arthur yang terus memetik senar gitarnya dengan indah. Bahkan suara dari teman-teman sekelasnya kini terdengar. Seisi kelas 11 IPA 2 mulai terhanyut dalam nyanyian dan permainan senar gitar dari Arthur dan geng janur.

"Beritahu aku cara merelakan mu seperti kau ajarkan ku bahagia." Geng janur terlihat begitu menghayati lagu tersebut. Terutama Jendra dan Cakra yang memang ahli dalam memainkan ekspresi. Kedua laki-laki itu tampak hanyut dalam alunan musik sederhana dari Arthur.

Suasana di dalam kelas terlihat begitu tenang saat suara Cakra yang meninggi menyanyikan potongan lirik terakhir dari lagi itu. Suara yang terdengar merdu dan stabil meskipun nada tinggi.

Arthur menghentikan memainkan gitar saat nyanyian telah selesai. Ia memandang teman-temannya sekilas sambil tersenyum tipis. "Suara lo keren, Cak," ujarnya memuji Cakra.

Cakra tersipu, ia cengar-cengir mendengar pujian tulus dari sahabatnya. "Bisa aja bikin gue salting," ucap Cakra seraya menyikut lengan Arthur.

Arthur terkekeh membuat kedua matanya melengkung ke atas. Membuatnya nampak hanya seperti garis saja.

Seseorang tiba-tiba berjalan memasuki kelas IPA 2. Ia mendekati Arthur dan geng janur yang sedang duduk di lantai.

"Gitar gue," ucap seseorang yang kini sudah berdiri di depan geng janur. Dengan tatapan datar ia menatap geng janur, lebih tepatnya pada Arthur.

Keempat manusia dengan tampang yang berbeda-beda itu lantas menoleh ketika seorang laki-laki dari kelas sebelah meminta kembali gitar miliknya.

"Ya elah Bro, bentaran napa. Belum puas nih kita," kata Cakra yang masih belum puas bernyanyi. Kalau bisa ia ingin bernyanyi dua album sekaligus.

Burung Kertas untuk NayaWhere stories live. Discover now