BAB 7: CHARACTER PLAN

26 4 0
                                        

CHARACTER PLAN

Tokoh adalah bagian penting yang menggerakkan cerita. Untuk itu, setiap tokoh harus punya perannya masing-masing. Jangan sampai ada tokoh yang porsi munculnya banyak, tapi mubazir, nggak jelas apa perannya untuk keberlangsungan cerita.

Apa kalian pernah merasa seperti ini 👇🏻 ?

~ Karakter tokoh kurang bernyawa
~ Karakter tokoh tidak sesuai dengan pekerjaan, usia, atau lingkungan
~ Karakter yang satu dengan yang lain lama-lama terasa mirip (bocor) padahal seharusnya tidak
~ Dialog tidak berkembang / begitu-begitu saja.

Pentingnya character plan, adalah untuk menghindari / mengatasi hal-hal di atas 👆🏻

Lalu, bagaimana cara membangun karakter tokoh cerita yang kuat dan benar-benar berkesan dalam benak pembaca?

1. Buat Identitas dan Latar Belakang Tokoh

Menentukan identitas tokoh biasanya melewati serangkaian pertanyaan seperti siapa tokoh utamanya, nama lengkapnya, nama panggilannya, apa gendernya, dan lain-lain yang penting untuk diketahui dari tokoh tersebut melalui cerita. Di samping itu, kalian juga perlu membuat latar belakang atau background tokoh. Lingkungan dan pengalaman selalu membentuk seseorang dan itu juga berlaku dalam dunia fiksi. Jadi penting untuk membuat latar belakang seperti apa yang karakter tokoh cerita miliki sebelum ia tampil dalam novel.

2. Buat Sifat dan Karakter.

Setiap orang memiliki sifat dan karakter masing-masing yang membedakannya dengan orang lain. Hingga saat ini, karakteristik manusia sudah banyak dikelompokkan ke dalam berbagai kategori yang berbeda. Kalian bisa mencoba 4 temperamen yang dicetuskan oleh Hippocrates dan dipopulerkan oleh Gallen untuk menghidupkan tokoh.

Empat temperamen itu adalah:

A. Korelis
Tipe koleris mudah dilihat dari seseorang yang ambisius, kompetitif, dan fokus dengan tujuannya. Orang dengan kepribadian ini juga dikenal sebagai orang yang sangat tegas. Ciri lain yang bisa dilihat dari tipe koleris adalah sebagai berikut:

Cerdas
Analitis dan logis
Tidak terlalu suka basa-basi
Konsisten
Pemarah
Bossy
Percaya diri
Mandiri
Kreatif

Mereka adalah tipe pemimpin yang akan membawa pengikutnya menuju arah baru.

Dalam Harry Potter, karakter ini bisa kalian temukan pada sosok Draco Malfoy. Atau Christian Grey dalam Fifty Shades of Grey.

Karier yang cocok: Pengusaha, pemimpin (presiden, panglima perang), motivator.

Kalau kalian mau membuat tokoh CEO, cocok banget pakai karakter ini.

B. Melankolis
Tipe melankolis sering terlihat pada orang dengan karakter yang cenderung privat, analitis, dan faktual dalam berkomunikasi. Seseorang dengan tipe ini membutuhkan informasi, waktu untuk berpikir dan rencana yang detail agar bisa berfungsi secara efektif. Mereka juga memiliki ciri-ciri di antaranya:

Analitis dan sangat detail
Setia
Sensitif
Cemas jika berada di lingkungan baru
Cenderung introvert
Mudah curiga
Teliti
Rapi
Pemurung

Mereka adalah tipe ilmuwan cerdas yang menghasilkan penemuan bagi umat manusia.

Dalam Harry Potter kalian temukan pada sosok Severus Snape yang susah move on. Atau Edward Cullen yang setia sama Bella Swan dalam Twilight saga.

Karier yang cocok: Dokter, penulis, akuntan, seniman.

C. Plegmatis
Orang dengan tipe ini cenderung lebih relaks, tenang, dan bisa dibilang easy going. Mereka juga punya niat yang baik dalam hal simpati dan peduli dengan orang-orang sekitar. Tapi mereka cenderung menyembunyikan emosi yang sebenarnya dan cukup mudah berkompromi yang memiliki ciri-ciri antara lain:

Tenang/kalem
Sabar
Setia
Cenderung menghindari konflik
Mudah diatur
Senang menolong sesama

Mereka jenis pengikut yang nggak banyak tingkah dan nggak suka bikin masalah.

Dalam Harry Potter kalian temukan pada sosok Neville Longbottom. Atau Anastasia Steele dalam Fifty Shades of Grey.

Karier yang cocok: Perawat, guru TK, psikolog, pekerja sosial.

D. Sanguinis
Orang dengan kepribadian sanguinis sering dikaitkan dengan sikap mereka yang suka bersosialisasi, berpetualang, mencari kesenangan juga tantangan. Selain itu, tipe ini juga dikenal dengan ciri-ciri:

Mudah bergaul
Aktif
Optimistis
Impulsif
Responsif
Humoris
Ekspresif
Kompetitif
Ekstrovert
Ceria
Ceroboh

Mereka jenis penghibur yang mencerahkan hari mendung.

Dalam Harry Potter kalian dapat menemukannya pada sosok si kembar Weasley.

Karier yang cocok: Aktor/Aktris, marketing, entertainer, public relation.

3. Berikan Kekuatan dan Kelemahan pada Karakter Tokoh Cerita

Beberapa penulis kadang merasa sangat sayang untuk memberikan tokoh utama protagonis mereka kelemahan dan kekurangan. Mereka ingin para pembaca menyukai karakter tokoh tersebut dengan segala kesempurnaannya. Dengan alasan tersebut, tokoh protagonis pun harus seperti manusia sempurna; fisik rupawan dan memiliki kehidupan laksana dewa.

Sayangnya itu SALAH!

Tokoh protagonis yang terlalu sempurna tidak dapat membangun kedekatan dengan pembaca. Semakin sempurna satu karakter tokoh cerita, maka semakin jauh ia dari pembaca.

Gunakan prinsip, “TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA”

Manusia akan lebih mudah menerima sesuatu yang dekat dengan kehidupan mereka. Memberikan kekuatan dan kelemahan yang realistis adalah cara membuat karakter fiksi menjadi nyata yang paling efektif. Nah, itu juga berlaku pada karakter cerita yang ada dalam novel, kelemahan dan kekuatan yang mereka miliki akan sangat mempengaruhi aksi mereka sepanjang cerita. Untuk alasan itulah kalian harus memberikan mereka beberapa kelemahan dan kekuatan yang realistis sebagai identifikasi karakteristik mereka.

4. Berikan Tokoh Cerita Motivasi dan Tujuan yang Masuk Akal

Menetapkan tujuan dan motivasi bagi karakter cerita itu sangat penting, terutama pada tokoh-tokoh utama seperti protagonis, antagonis atau tritagonis. Pembaca akan mudah untuk kehilangan perhatian jika mereka tidak menemukan motivasi dan tujuan yang jelas dari tokoh cerita.

Contoh : Mengapa Lord Voldemort dalam novel Harry Potter karya J.K. Rowling tujuannya adalah untuk membunuh Harry Potter?

Dalam novel tersebut, keinginan atau tujuan membunuh Harry bukan hanya tujuan tidak jelas yang berangkat tanpa alasan. Akan tetapi, motivasi yang mendorong Lord Voldemort adalah karena ada sebuah ramalan yang mengatakan bahwa hanya Harry Potter yang mampu mengalahkan dirinya.

5. Berikan Keunikan dan Ciri Khas pada Masing-masing Tokoh

Tujuan utama dari memberikan ciri khas dalam bentuk fisik adalah untuk membedakan antar karakter dengan mudah. Atau supaya tidak semua karakter cerita yang kamu tulis terlihat hanya sebagai sosok yang sama.

Ciri khas ini dapat berbentuk penampilan fisik mereka berupa warna rambut, panjang rambut, tinggi badan, kurus atau gemuk, warna kulit, aksen bicara logat tertentu, atau bahkan misalnya ciri khas berupa disabilitas seperti pincang, latah dalam berkomunikasi atau yang lainnya.

Dengan memberikan tokoh cerita atau karakter tokoh beberapa ciri khas yang menjadi identifikasi diri mereka, secara tidak langsung ini akan mempermudah para pembaca untuk akrab dengan tokoh cerita.

Kalian bisa mengambil contoh dalam buku Harry Potter lagi.

Perhatikan bagaimana penulisnya memberikan pada tokoh Harry Potter yang identik dengan kacamatanya, Hermione dengan gigi kelincinya dan Ron Weasley dengan rambutnya yang merah.

Ciri khas akan menjadi kekayaan dan membentuk karakter tokoh cerita yang kuat. Jika kalian bisa memberi ciri khas yang tepat pada karakter, itu akan membuatnya menjadi lebih hidup dalam benak pembaca.

6. Berikan Karakter Tokoh Cerita Suara yang Berbeda

Jika dalam novel kalian ada sebuah adegan dimana tokoh cerita yang lahir di Amerika bertemu dengan tokoh cerita yang lahir di Indonesia, maka kalian tidak dapat membuat mereka memiliki suara yang sama. Ada banyak hal yang berbeda dari dua karakter tersebut, terutama bagaimana cara mereka berkomunikasi dan berbicara.

Nah, jika kalian membuatnya memiliki suara yang sama dan tidak ada perbedaan sama sekali, itu tentu saja tidak realistis. Bukankah Amerika dan Indonesia begitu berbeda?

Menulis karakter adalah tentang keberagaman manusia, suara mereka, aksen mereka dan juga kepribadian mereka. Ini seharusnya tidak berbeda dengan apa yang terjadi di dunia nyata dimana keberagaman manusia selalu memberikan kontribusi dalam cara mereka berinteraksi dan berkomunikasi.

Intinya, semakin realistis satu karakter pada karateristik kehidupan manusia dalam kehidupan nyata, maka semakin bagus. Akan terbangun sebuah perasaan kedekatan antara pembaca dengan karakter melalui beberapa realitas tersebut.

Aksen atau suara khas ketika berkomunikasi adalah salah satunya. Jadi, kamu bisa menggunakannya.

7. Gunakan Busur Karakter Cerita

Bagian terakhir yang dapat kalian lakukan untuk membuat karakter atau tokoh cerita yang hebat adalah dengan menjadikan adanya busur karakter, setidaknya untuk beberapa karakter utama seperti protagonis, antagonis dan tritagonis yang primer.

Lalu apa itu busur karakter?

Busur karakter adalah adanya sebuah perjalanan dan perubahan yang dialami karakter setelah mereka mengalami dan melewati konflik cerita.

Dari kondisi yang awal yang rendah, kemudian meninggi pada saat konflik dimana karakter memperoleh banyak pelajaran, kemudian kembali merendah pada bagian akhir dimana semua pelajaran tersebut telah mengubah diri karakter.

Contohnya begini:

Di awal cerita Harry Potter adalah anak kecil yang lugu dan membutuhkan perlindungan orang lain untuk bertahan hidup. Setelah mengalami berbagai konflik sepanjang cerita, Harry akhirnya berubah pada akhir cerita. Ia kemudian digambarkan sebagai penyihir kuat yang percaya diri dan mampu melawan Lord Voldemort seorang diri.

Nah, perubahan pada awal dan akhir cerita itulah yang disebut dengan busur karakter.

MATERI LITERASI RRWWhere stories live. Discover now