Extra Part 3

496 31 0
                                    

Happy Reading

"Kamu kenapa?" tanya Erlangga sambil melihat Mitha yang sedang terbaring ditempat tidur dengan membelakanginya. Tetapi yang ditanya sama sekali tidak mengeluarkan suaranya.

"Kalau aku ada salah, aku minta maaf" lanjut Erlangga tulus. Terlihat Mitha yang sedang menghela nafasnya.

"Kamu mau menjelaskan sesuatu?" tanya Mitha dengan posisi yang masih membelakangi Erlangga. Erlangga yang mendengar pertanyaan Mitha hanya mengernyitkan dahi karena merasa bingung dengan alur pembicaraan istirnya.

"Selamat malam" ucap Mitha yang langsung memejamkan matanya dan tidur, meninggalkan Erlangga yang masih kebingungan.

Pagi hari pun Mitha seperti biasa menyiapkan perlengkapan suami dan anaknya, serta menyiapkan sarapan. Saat sedang membantu sang anak bersiap, tiba-tiba Mikhaila bersuara.

"Bunda kenapa?" tanya Mikhaila yang merasa jika sedang terjadi sesuatu dengan Mitha.

"Bunda tidak apa-apa" jawab Mitha dengan tersenyum sambil menyisir rambut sang anak.

"Ila belajar yang pintar ya nak" lanjut Mitha memberikan nasihat kepada Mikhaila dan dijawab anggukan oleh Mikhaila.

"Ayo turun, bunda sudah buatkan sarapan kesukaan Ila" ucap Mitha mengajak anaknya untuk turun dan sarapan.

Saat kedua perempuan itu turun dari tangga, sudah terlihat Erlangga yang sedang menunggu di meja makan.

"Ayaahh.." panggil Mikhaila sambil berlari menuju sang ayah.

"Ayo duduk, lihat bunda sudah buatkan sarapan kesukaannya Ila" kata Erlangga sambil membantu sang anak untuk duduk di kursi.

"Terima kasih ayah" ucap Mikhaila.

"Sama-sama princess" ucap Erlangga dengan manisnya.

Mitha yang melihat interaksi antara Erlangga dan Mikhaila hanya memasang senyuman yang sulit untuk diartikan. Setelah kegiatan sarapan selesai Mitha pun mengantar Erlangga dan Mikhaila sampai ke depan pintu rumah.

"Bunda Ila pergi sekolah dulu ya" ucap Mikhaila sambil mencium tangan dan pipi Mitha.

"Hati-hati ya sayang. Ingat apa yang bunda bilang di kamar tadi" ucap Mitha mengingatkan sang anak.

"Siap" balas Mikhaila dengan memberikan hormat.

"Aku jalan ya" pamit Erlangga. Saat Erlangga ingin menciumnya, Mitha segera menghindar dan berpura-pura memperbaiki rambut Mikhaila. Erlangga yang menyadari jika ada yang tidak beres, hanya bisa diam melihat sikap Mitha.

"Yasudah, ayo nanti Ila terlambat" ucap Erlangga membukakan pintu mobil untuk sang anak. Setelah selesai Erlangga pun menghidupkan mobilnya, tetapi sebelum dirinya benar-benar pergi, Erlangga masih menyempatkan untuk melihat sang istri dari dalam mobilnya, dirasa puas Erlangga pun benar-benar pergi meninggalkan halaman rumah.

Saat didalam mobil, Erlangga yang penasaran dengan apa yang dibilang Mitha kepada Mikhaila pun bertanya.

"Bunda tadi bilang apa sama Ila?" tanya Erlangga.

"Bunda cuma suruh Ila untuk belajar yang pintar" jawab Mikhaila jujur. Setelah mendengar jawaban sang anak, Erlangga pun menanggapinya dengan ber-oh.

Sedangkan ditempat lain Mitha masih mencoba untuk menghubungi Victor, tapi hasilnya masih nihil. Victor sama sekali tidak dapat dihubungi.

"Apa dia terbang?" gumam Mitha sambil melihat ponselnya.

"Apa gue telpon mamanya ya. Kenapa baru kepikiran" ucap Mitha dan langsung menelepon mamanya Victor.

'Halo'

'Pagi tante. Ini Mitha'

'Halo Mitha. Ya ampun nak sudah lama tante tidak dengar suara kamu. Bagaimana kamu dan Ila? Kalian baik-baik saja kan?'

'Mitha juga kangen sama tante. Kami baik-baik saja. Tante sendiri bagaimana kabarnya?'

'Tante baik-baik saja nak. Maaf ya tante tidak sempat hadir ke acara pernikahan kamu'

'Gak papa tante. Tante lagi sama Victor?'

'Victor lagi kerja nak. Ada apa memangnya?'

'Tidak apa tante. Cuma Mitha mau tahu kabarnya saja, soalnya dari kemarin Mitha telpon tidak diangkat'

'Mungkin dia lagi sibuk nak. Nanti kalau Victor pulang, tante sampaikan ke dia'

'Terima kasih tante. Tante mau lihat Ila yang sekarang?'

'Boleh'

'Nanti Mitha kirimin fotonya ya, soalnya sekarang dia lagi sekolah, baru saja pergi'

'Iya nak tidak apa. Tante tunggu fotonya'

'Iya tante. Mitha tutup telponnya'

'Iya nak. Salam buat Ila dan suami kamu'

'Siap tante'

Sambungan telpon pun terputus. Setidaknya Mitha sudah lebih tenang, mengetahui jika Victor baik-baik saja.

"Dasar pak pilot sok sibuk" ucap Mitha mengingat Victor. Sudah sangat lama dirinya tidak bertemu dengan pria tersebut, ada rasa rindu sedikit dengannya.

Erlangga yang memiliki kekuasaan dengan mudah menyuruh orang untuk mencari tahu ada apa dengan istrinya, nyatanya dalam sekejap dirinya langsung menemukan jawabannya.

"Jadi dia datang menemui Mitha" gumam Erlangga mencoba menahan emosinya, terlihat dari rahangnya yang mengeras.

"Atur jadwal saya. Saya ingin bertemu dengannya" ucap Erlangga kepada sekertaris pribadinya dengan sorot mata tajam.

"Baik pak" ucap sang sekertaris dan keluar dari ruangan Erlangga.

"Mau main-main kamu rupanya" ucap Erlangga sambil menyeringai jahat.

***

Setelah sekian lama Erlangga pun akhirnya bertemu kembali dengan wanita yang sudah menghancurkan dirinya sejak dulu, bahkan karena dialah Mitha yang harus menanggung semuanya sendirian. Dan sekarang wanita itu datang dengan maksud ingin menghancurkan kebahagian Mitha, oh tentu saja tidak akan dibiarkan oleh Erlangga.

"Hai sayang" ucap wanita itu yang ternyata adalah Adelia Zahra. Zahra yang merupakan wanita yang telah meninggalkan Erlangga dan memilih laki-laki lain. Erlangga pun melemparkan tatapan jijik kepada wanita itu.

"Apa maksud kamu mendatangi Mitha" ucap Erlangga yang langsung to the point.

"Dia yang mendatangiku" elak Zahra dengan berbohong.

"Kamu kira aku bodoh. Dia sama sekali tidak ada urusannya sama kamu, buat apa dia mendatangimu" ucap Erlangga yang masih mencoba menahan amarahnya.

"Aku hanya ingin berkenalan dengannya" ucap Zahra dengan sangat santai.

"Jauhi dia" ucap Erlangga dengan nada peringatan.

"Kamu tidak ingin dia mengetahui hubungan kita?" tanya Zahra dengan nada menggodanya.

"Hubugan apa?" tanya Erlangga dengan suara keras, seakan-akan dirinya sudah siap untuk menghancurkan siapapun. Zahra pun memasang wajah pura-pura takut, untuk mengejek Erlangga. Erlangga yang sudah tidak bisa menahan emosinya pun mendekati Zahra dan langsung mencekik leher wanita itu dengan sangat kuat, sampai membuat Zahra kesusahan bernafas.

"Kamu. Jauhi. Keluarga. Saya" ucap Erlangga penuh penekanan dengan tangan yang masih mencekik Zahra sambil menatap tajam wanita itu.

"Jika tidak, kamu tahu apa yang bisa saya lakukan sama kamu" lanjut Erlangga dengan seringai jahatnya dan langsung melepaskan tangannya dari leher Zahra. Setelah itu Erlangga merapihkan kembali jasnya dan pergi meninggalkan Zahra yang terbatuk-batuk setelah dicekiknya.

Putri Kecil KuWhere stories live. Discover now