📌 Bandara Soekarno Hatta.
Salma mendorong koper miliknya keluar dari area bandara. Setelah empat hari ada di kota Malang, malam ini akhirnya Salma sampai di kota kelahirannya. Salma ingin cepat - cepat pulang kerumah, bertemu dengan suaminya.
Kring..
Ponsel Salma berdering kencang. Kontak bernama Mio Amore tertera di layar ponsel Salma, membuat Salma langsung menerima panggilan telepon tersebut.
"Hallo, assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam. Seng, kamu udah sampai Jakarta, ya?" tanya orang diseberang telepon.
"Iya, baru aja landing. Kamu dimana?" tanya Salma.
"Seng, maaf aku gak bisa jemput kamu. Aku masih banyak kerjaan di kantor, gak bisa aku tinggal. Kamu gapapa kan kalau pulang naik taksi? Atau bareng sama Novia,"
"Kenapa gak ngomong daritadi?"
"Maaf, ya. Aku kira aku sempat untuk jemput kamu."
"Yaudah, aku tutup teleponnya ya. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"
Tut.
Sambungan telepon itu terputus. Salma memasukkan ponselnya ke dalam tas slingbagnya, lalu kembali mendorong koper miliknya.
"Kenapa sih muka Lo di tekuk gitu? Bukannya senang mau ketemu sama suaminya," tanya Novia.
"Rony gak bisa jemput gue," ucap Salma.
"Yaudah gak usah diambil pusing, sih. Pulang bareng sama gue aja, gue antar sampai depan rumah," ucap Novia.
"Gak usah deh, nanti malah ngerepotin Lo. Gue pulang naik taksi aja," ucap Salma.
"Gak ngerepotin sama sekali. Rumah kita searah, Mi, jadi gue bisa antar Lo pulang dulu," ucap Novia.
Novia terus memaksa Salma untuk pulang bersamanya. Novia sebenarnya tau, mengapa Rony tidak menjemput Salma. Rony tengah menyiapkan surprise kecil di rumah, karena hari ini adalah hari ulangtahun Salma. Novia ditugaskan oleh Rony untuk mengantar Salma pulang sampai rumah.
"Pak, tolong masukin koper saya sama koper Salma ke bagasi, ya," ucap Novia pada supirnya.
"Baik, non,"
"Ayo masuk," ucap Novia pada Salma.
Salma beralih menatap Diman yang berdiri dibelakangnya. "Dim, gue balik duluan ya,"
"Iya, Ca. Hati - hati ya," ucap Diman.
Salma dan Novia masuk ke dalam mobil, duduk di kursi bagian tengah. Setelah memasukkan koper ke dalam bagasi, supir Novia mulai melajukan mobilnya meninggalkan area pekarangan bandara, menuju rumah Salma.
Selama perjalanan, Salma hanya diam, melamun. Salma kesal dengan Rony karena secara tiba - tiba lelaki itu bilang bahwa lelaki itu tak bisa menjemputnya. Padahal siang tadi lelaki itu ngotot ingin menjemputnya.
"Gak usah bete kali, Mi. Babeh kan kerja, bukannya kemana - mana," ucap Novia.
"Kesel gue. Seenggaknya kalau memang dia gak bisa jemput, gak usah ngasih harapan kalau dia akan jemput. Tadi siang gue udah ngomong sama dia, kalau memang gak bisa jemput, gak usah jemput. Tapi dia ngotot mau jemput gue. Terus tiba - tiba dia batalin janjinya gitu aja." ucap Salma mengeluarkan keluh kesahnya.
Novia memilih diam, tak lagi bersuara. Daripada nantinya Novia menjadi sasaran empuk Salma, lebih baik dia diam, sampai Salma tenang.
***

YOU ARE READING
Long Distance Religion ✨
Teen Fiction"Aku tau kita memiliki rasa yang sama. Aku tau kita memiliki cinta yang sama. Namun ada benteng besar yang menghalangi hubungan kita, yang aku yakini tak akan bisa kita terjang, karena kita memiliki Amin yang sama, namun iman yang berbeda," Salma Sa...