Chapter 25

200 14 2
                                    

Dionysus, dari informasi yang Yeosang dapat organisasi dengan nama Dionysus ini adalah sebuah jaringan narkoba Asia-Afrika. Walaupun tidak sebesar jaringan-jaringan narkoba yang sering mereka lawan tapi Dionysus ini berbeda. Walaupun tidak sebesar yang diperkirakan tapi tetap saja berbahaya. Mereka bergerak bukan dengan menjual tapi membuat.

"Ketuanya tidak diketahui, tidak ada jejak kalau pria itu sering menemui anggota yang lain."

"Apa ini menjadi kasus buntu?"

Yeosang menggeleng, ia menunjukkan sebuah data transaksi pembelian.

"Kalau kita bersabar kita akan mengetahuinya."

"Kalau dari riwayat pesan, mereka memanggil para petinggi dengan inisial. Misalnya saja MJ yang artinya Mary Jane."

Bangchan mengamati sekali lagi riwayat pesan yang Yeosang tunjukkan. Sepertinya mereka menggunakan aplikasi yang mereka buat sendiri, dari yang Bangchan lihat sistem aplikasi pesan ini akan otomatis menghapus pesan jika sudah 24 jam. Pintar sekali, bahkan riwayat transaksi mereka menggunakan bitcoin.

"Aku serahkan kasus ini padamu."

Yeosang tertegun sejenak lalu tertawa sedih.

"Aku minta maaf tapi lebih baik Chani saja yang melakukannya. Aku mempunyai banyak pekerjaan untuk menyiapkan pernikahanku."

San yang tidak sengaja mendengar perkataan Yeosang langsung berhenti dan mencibir.

"Kau bajingan," kata Yeosang dengan senyum ramahnya.

Bangchan hanya mengangguk pasrah. Kalau itu adalah keputusan Yeosang mau bagaimana lagi Bangchan tidak bisa memaksanya lagi. Walaupun para anggotanya sering merasa terintimidasi ataupun takut olehnya tapi Bangchan masih berpegang teguh pada prinsip. Ia anggap semua anggotanya adalah keluarganya, ya karena mereka semua tumbuh besar bersama.

Bangchan keluar dari kamar Yeosang dan rencananya ia akan menemui Seungmin di rumah sakit.

"Oh kau mau ke rumah sakit?" Teriak Yunhyeong dari arah dapur, Bangchan menghentikan langkahnya kemudian berbalik.

Ia melihat Yunhyeong yang tengah terburu-buru memasukkan beberapa barang ke tas jinjing. Tak berselang lama Yunhyeong menghampiri dirinya dan menyerahkan tas jinjing itu padanya.

"Bawa ini dan berikan pada Seungmin. Aku tahu anak itu pasti menderita karena tidak memakan makanan yang enak."

Bangchan menatap tas jinjing berwarna ungu tersebut dengan sekilas lalu mengangguk. Tanpa berbicara lagi ia langsung keluar dari rumah. Yunhyeong yang melihat hal itu hanya bisa menggeleng pelan. Ia sudah biasa menghadapi seperti ini tapi yang membuat Yunhyeong sedikit senang adalah Bangchan kembali terlihat seperti manusia.

Rowoon memberikan kunci mobilnya pada petugas yang berjaga kemudian pria jangkung itu berlari kecil untuk menyusul Bangchan yang sudah hampir masuk ke dalam lift. Rowoon merapihkan kerah kemejanya dan berdehem pelan.

"Apa kau ingin mengikuti kencan buta?"

Rowoon tersenyum kaku, "tidak tidak aku hanya ingin memberikan penampilan terbaikku."

Bangchan tersenyum tipis. Rowoon yang melihat Bangchan tersenyum pun ikut mengembangkan senyumnya. Lift berdenting tanda mereka sudah sampai di lantai yang dituju. Rowoon keluar terlebih dahulu dan segera berlari untuk menemui Inseong karena ia mempunyai kepentingan mendadak dengan dokter kecantikan itu.

Bangchan berjalan santai sepanjang lorong. Suara langkah kakinya menggema di seluruh lorong yang sepi ini. Memang lantai atas rumah sakit ini terbilang sepi dan sedikit terkesan ekslusif. Hanya orang-orang dengan pin VIP yang boleh memasuki lantai atas rumah sakit ini. Rumah sakit ini mempunyai lantai yang bisa mengukur seberapa berkuasanya orang itu, contoh saja lantai satu sampai lantai tiga itu hanya diperuntukkan bagi warga sipil biasa dan lantai empat sampai lantai lima diperuntukkan untuk orang-orang yang mempunyai pin perak lalu lantai teratas gedung rumah sakit ini hanya untuk para VIP dengan pin emas.

MANIACWhere stories live. Discover now