3

4K 370 6
                                    

Alka menunduk gugup, terdapat 4 orang pria asing di depannya, 3 orang pemuda dan satu orang pria, mereka menatap alka seolah alka adalah buronan, terkecuali satu orang, ia nampak menatap prihatin

"Mau jadi apa kamu ha!!! Saya sekolahkan kamu!!! Tapi kamu malah berhenti sekarang!!! Kalau kamu mau hidup mandiri, silahkan, angkat barang barang kamu dari sini, saya sudah tak butuh anak seperti kamu!!! Nama kamu sekarang sudah saya coret dari anggota keluarga!!" Ujar pria itu menggebu gebu, satu orang nampak tersentak

"Da...Daddy, Daddy bercanda kan, bang alka nggak mungkin Dady keluarkan dari anggota keluarga kan, iya kan dad" ujar Altan tak percaya, matanya nampak berair

"Daddy tidak bercanda, seharus nya keputusan ini daddy ambil dari lama, lagian Abang Abang  kamu yang lain juga setuju, bahkan opa kamu yang mengusulkan secara langsung" Altan menatap tak percaya, lalu mengalihkan pandangan nya ke arah alka yang menunduk sambil memainkan jari jari tangan nya

"Tenn, angkat barang barang alka dari sini" ujar Adran sang Daddy, dan di angguki tenn, dan segera ia menuju ke kamar alka untuk mengemasi barang sang tuan muda

.

.

.

"Gua angkat kembali kata kata gua yang bilang kalau ke sana bareng sama alka, Lo harus ke sini dan jemput alka, di trotoar nggak jauh dari rumah, percaya Ama gua, alka berbeda, intinya Lo harus jemput dia" ujar tenn menutup telepon nya dan mulai mengemasi barang barang alka

.

.

.

"Nggak mau pokok nya bang alka harus tetap disini" ujar Altan dengan pipi yang sudah banyak terdapat cairan bening

"Dek, ini semua demi keselamatan kamu" ujar Alfin sambil menatap tajam alka yang masih menunduk sambil memainkan jemarinya

"Nggak boleh pokok nya bang alka nggak boleh pergi" ujar Altan yang sudah menangis di pelukan sang Dady

"Tuan, barang barang tuan Alka sudah di depan" ujar tenn, di angguki Adran,

"Apa yang kamu tunggu, pergi dari sini!!" Bentak Adran membuat alka kaget dan refleks berdiri

"Kak Tenn..." Ujar alka lirih sambil memandang tenn

"Ayo tuan muda, saat nya pergi" ujar tenn menyamai tinggi alka dan mengacak pelan rambut alka

"Kita mau kemana kak tenn" ujar alka bingung

Tenn tidak menjawab, ia menggandeng tangan kecil alka dan membawanya ke luar

"Aneh" gumam seseorang

.

.

.

"Nah, tuan muda, terus berjalan saja ke sana, jika ada mobil yang berhenti lalu orang nya ke luar dan sebut nama tuan muda, ikut lah dengan nya" ujar tenn di angguki alka, lalu alka tersenyum dan melambai ke tenn, lalu melangkah pergi dengan kopernya

"Sungguh keputusan yang bagus pak tua, dengan begini alka bagian dari keluarga kami" batin tenn dan menyeringai

.

.

.

"Dimana bang alka!!!" Ujar Altan marah, menatap Adran, dia baru saja terbangun dari tidur nya

"Anak itu sudah pergi, dia bukan bagian dari keluarga kita lagi!! Dan kau tidak boleh membantah" ujar Adran berlalu pergi

"Daddy jahat!!!" Ujar Altan lalu pergi ke kamarnya dan Membanting pintu dengan kasar

"Dia pasti akan segera melupakan nya dad" ujar Alvin menyesap kopi nya

"Ya, dad, kita hanya harus menunggu saja" ujar aksar menyesap jus nya

Sementara itu..

"Keputusan yang bagus dad, dengan ini tidak ada yang akan menggagal kan rencanaku" ujar Altan di depan cermin

"Tapi dia nampak berbeda, mungkin hanya perasaan ku" ujar Altan, lalu menatap laci mejanya

"Lama tidak berjumpa love" ujar Altan lalu mengeluarkan sesuatu dari lacinya

"Saat nya bermain love"

.

.

.

"Alka" ujar pemuda yang baru saja keluar dari mobil

"Ooh, kakak!! Jadi kakak yang di maksud kak tenn" seru alka, akhirnya orang yang dia tunggu datang

"Kenapa wajah kamu?" Ujar orang itu sedikit canggung

"Di pukul" ujar alka

"Siapa yang pukul?" Tanya nya, alka menggeleng

"Ayo masuk" ujar nya tersenyum, alka mengangguk dan segera naik

"Ternyata ini masalah yang Lo bilang tentang alka, luar biasa, dengan ini dia milik kita" batin






Bersambung....

BABY BROTHERWhere stories live. Discover now