4

4.5K 369 22
                                    

"saya undur diri tuan" ujar tenn, Adran tampak menyengirt bingung

"Ada apa? Apa gaji yang kami berikan tak cukup?" Tanya adran, tenn menggelang

"Gaji anda selalu cukup buat saya tuan, saya mengundurkan diri karena saya ingin fokus merawat nenek saya yang sakit tuan" ujar tenn di angguki Adran

"Baiklah, dan ini gaji terakhirmu"

"Terima kasih tuan"

.

.

.

Dirasa sudah jauh dari rumah besar itu, tenn segera masuk ke dalam gudang tak terpakai lalu masuk ke dalam mobil nya, menyingkir kan kacamata nya, Jaz, serta menata sedikit rambut nya, membuat siapa saja yang melihat penampilannya sekarang pasti akan bingung, mengapa salah satu tuan muda keluarga grendlana berada disana

Memastikan kondisi sepi, tenn lalu mengeluarkan mobil dari gudang, dan kemudian pergi ke tempat yang ia tuju, setelah mengirim seutas pesan

.

.

.

"Lihatlah luka mu, pasti sakit kan" ujar pemuda yang bersama alka tadi, keivino grendlana,

"Nggak kok, tadi kak tenn udah obatin, cuma bekas nya yang masih ada" ujar alka kei mengangguk

"Oh ya, nama kamu kalo kakak boleh tahu siapa?" Tanya Kei untuk memastikan

"Kak Tenn bilang, alka" ujar alka kei mengangguk 

"Sudah makan belum?" Tanya kei di beri gelengan oleh alka

"Kalo gitu kita ke restoran dulu, kasian tubuh kamu kurus" ujar kei terkekeh saat melihat alka mengerucutkan bibir nya

.

.

.

"Nggak usah buru buru, nggak ada yang mau ambil " ujar kei terkekeh dan membersihkan sudut bibir alka yang terdapat bekas makanan

"Hehehe alka lapar kak" ujarnya, tak lama beberapa langkah kaki memasuki ruangan mereka, lalu satu persatu orang yang masuk itu mengambil tempat duduk

"Jangan bengong gitu, kan lucu jadinya, kunyah yang bener" ujar seorang perempuan dengan potongan rambut pendek (wolfcut) setelah memasukkan sebuah daging ke dalam mulut alka panggil  saja Risya

Alka dengan gugup alias pelan mengunyah daging itu, ditatap oleh beberapa orang membuat nya gugup

"Kalian natap gitu, alka jadi takut bego" ujar seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan itu siapa lagi kalau bukan tenn

Alka yang melihat tenn tersenyum, dan dibalas pula oleh tenn, tenn mengangkat alka, dan membiarkan alka di pangkuan nya

"Kwa twen abwis dwawi manwa" tanya alka kurang jelas karena masih mengunyah

"Telan dulu, baru ngomong ya" ujar tenn alka mengangguk

"Kak Tenn abis dari mana?"

"Sedikit urusan"

"Well jadi..." Ujar seorang wanita rambut pendek sebahu acak acakan dan diikat setengah

"Hari ini juga" ujar tenn wanita itu tersenyum

"MMM, kak tenn mereka siapa?" Tanya alka mendongak menatap tenn

"Kenalin baby, nama aku arasya grendlana, panggil kak asya"

"Kenalin aku agrisya grendlana, panggil aku kak risya ya baby"

"Aku Stevin viano grendlana, panggil bang Evin ya pintar"

"Nama Abang Abian grendlana, panggil bang bian ya"

"Dan nama kakak itu bukan tenn tapi Carlin nevano grendlana, panggil bang Evan" ujar tenn membuat alka menganga

"Dan panggil Abang bang kei"

.

.

.

"Cih, membosankan juga jika tidak ada yang menghalangi" ujar pemuda itu dan membuang alat nya sembarang, dan menginjak bola mata yang berada di lantai

"Bibi ekni tak terlalu seru, mungkin Pama braham akan lebih seru, mengingat pria sok tahu itu punya badan yang berotot sehingga akan memberontak" ujar nya kembali, ia menoleh memerhatikan tubuh yang sudah termutilasi menjadi beberapa bagian

"Mari kita lihat, siapa selanjut nya" ujar pemuda itu lalu mengeluarkan sebuah kertas yang bertuliskan nama nama

"Ah, kakak ku tersayang rupanya" ujar nya tersenyum licik lalu keluar dari ruangan itu, lalu di gantikan beberapa orang lainnya yang masuk ke dalam dan membersihkan kekacauan yang di buat pemuda itu

.

.

.

"Wuih, ada berita hangat nih, salah satu keluarga gramala di temukan termutilasi, dan di temukan cap berlogo A pada tangan korban, sama seperti logo pada kejadian pembunuhan 2 bulan lalu pada keluarga gramala pula, menurut kalian apa sang pelaku ini memang mengincar keluarga gramala?" Tanya asya namun nampak nya tak ada yang tertarik

"Ih, sebel deh sama kalian hmmmp" ujar asya mengembangkan pipi nya tanda sedang kesal

"Hoeeek, nggak lucu sumpah, muka Lo sangar, yang ada malah jijik tahu nggak" ujar Risya yang mana di balas asya hanya memutarkan kedua bola mata nya

"Hoeeek, muka Lo jelek gitu sok kelihatan imut lagi hoeeek"

"Terserah, gua nggak peduli"

"Udah dibilangin jangan pakai bahasa gaul"

"Iya ma"

"Hehehe, kakak ngambek gitu lucu"

"Tuh denger, adek aja bilang lucu"

"Dek, kamu pasti di santet sama dia kan"

"Santet itu apa kakak?"

"Bukan apa apa"

"Kinan adek kakak, kakak pulang"

Kinan...

Kinan...

Kinan.....

Kinan....

Alka ...

Alka.....

Alka....




"shhhh" ujar alka meringis kala tersadar dari lamunan nya dan mendapat bayangan aneh lagi

"Nggak papa?" Tanya tenn mengusap ngusap kepala alka

"Kepala sakit lagi" ujar alka, lalu tenn segera memijat pelipis alka

"Adek butuh istirahat, ayo kemansion" ujar bian di angguki mereka,


Bersambung.........

BABY BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang