24

1.9K 322 18
                                    

Naruto melangkah masuk ke ruang kerja di kediamannya, meletakan jas hitam yang tadi dia kenakan pada sofa besar di sudut ruangan begitu saja.

Sesampainya di Roma kemarin, ia disibukan dengan berbagai pekerjaan, beberapa pertemuan dengan komisaris perusahaan, serta pemantauan pabrik anggur setelah dua musim dia pergi.

Malam ini dirinya kembali ke rumah dan teringat akan suatu hal. Hadiah ulang tahunnya musim dingin lalu bukankah Hinata kirimkan ke sini?

Pria itu melangkah ke sudut ruang, di mana lemari besar berdiri kokoh berisikan buku-buku dan jurnal bisnis miliknya.

Sudah cukup lama sejak ia memiliki rumah ini, tentu saja dia memilih keluar dari kediaman utama keluarga Uzumaki setelah mulai berkarir. Akan lebih nyaman untuk punya kediaman pribadi agar bisa membawa istrinya tinggal di sini dan memulai sebuah keluarga.

Di bagian bawah lemari besar itu sebuah laci kayu tempat menyimpan barang berada, ia nyaris tak pernah membuka laci-laci itu, kecuali untuk meletakan hadiah yang dikirimkan oleh calon istrinya tersebut.

Namun hari ini dia ingin melihat semua hadiah yang pernah Hinata kirimkan padanya ke Roma.

Memang brengsek, dia sejujurnya tak pernah membuka satupun kotak hadiah itu, tak pula merasa senang saat menerimanya, namun rasa jatuh cintanya sekarang telah membuatnya merutuki kebodohan. Bagaimana bisa dia tak membuka semua hadiah itu?

Naruto membawa satu laci besar itu ke atas meja kerjanya dan duduk bersandar dengan nyaman seraya menatap kotak-kotak hadiah dengan berbagai ukuran di dalamnya.

Sebuah kotak hitam dengan pita silver nampak mencolok, dia tebak itu adalah yang paling baru, pelayan yang meletakannya di sini.

Pria bersurai pirang itu tersenyum tipis saat membuka kotak itu dan mendapati sebuah jam tangan mewah degan sehelai kartu ucapan singkat dengan tulisan tangan.

'Selamat Ulang Tahun.'

"Kau sangat membenciku di tahun ini." Gumam Naruto setelahnya. Bahkam saat wanita itu sangat membencinya, dia tetap mengirimkan hadiah ulang tahun, betapa manisnya wanita itu.

Dia lalu meraih kotak di bawahnya. Kotak berukuran sedang tanpa pita. Dia ingin tahu surat yang ditulis wanita itu sebelum membencinya.

Naruto membuka kotak itu dan mendapati sebuah scarf berwarna hitam. Dia meraih scarf  rajut itu dan ajaibnya aroma lavender khas wanita itu menguar dari dalam kotaknya, membuat dia rindu pada istrinya.

Selembar surat berada di bagian bawah kotak itu. Dia meraihnya dan membuka lipatan kertas itu, mendapati untaian kalimat panjang yang membuatnya tergelitik untuk membaca, ternyata ini adalah hadiah ulang tahunnya di tahun sebelumnya.

"Selamat ulang tahun.
Kuharap bahagia selalu menyertaimu di sana.

Di tahun berikutnya kuharap aku bisa memberikan hadiahnya secara langsung kepadamu.

Kau tahu, hari ulang tahunmu aku selalu menantikannya karena hanya saat itu aku bisa menulis surat untukmu.

Aku masih menunggu balasan yang belum juga kudapatkan. Namun tidak apa-apa, aku cukup senang bisa memberitahumu banyak hal melalui surat ini.

Kudengar tahun berikutnya kita mungkin akan menikah, aku sedikit khawatir.

Aku tak pernah mengenalmu sebelumnya, namun semua orang mengatakan kau pria yang hebat.

Jatuh cinta padamu, mungkin akan sangat mudah dilakukan jika dengar sehebat apa pribadimu.

Jika boleh mengatakan kejujuran, aku telah melakukannya. Saat kita bertemu nanti, balas aku semampumu.

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang