09. Agreement letter

217 35 1
                                    

Normal POV

“Ini serius saya dan Tuan Muda Domain sekamar dengan Putra sulung Grand Duke senior?”

Tanya Sedrik Mickelson, putra bungsu dari Marquis Mickelson pada Matteo yang mengangguk mantap. Pasalnya mereka benar-benar terkejut saat beberapa pelayan membawa dan memindahkan barang-barang mereka menuju kamar yang bisa dibilang arsitektur nya lebih mewah dari kamar mereka sebelumnya.

“Bukankah katanya satu kamar tidak boleh lebih dari 2 orang?” Ragu Lucian Lexin Domain, Putra sulung Duke Domain.

Kini dua laki-laki remaja itu memandang Matteo dengan beribu pertanyaan yang siap menghujam Pria yang sedang beranjak dewasa itu.

“Normalnya memang demikian, namun mungkin anda berdua bisa bertanya langsung kepada Yang Mulia. Beliau sudah menunggu di dalam.” Jawab Matteo menggantung sembari membuka pintu ganda di hadapan mereka dengan perlahan.

Lantas Sedrik dan Lucian serentak meneguk saliva mereka gugup begitu siluet surai berwarna hitam gelap terlihat jelas di pandangan mereka. Seorang Remaja laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit putih pucat dan postur tubuh yang manly sekali itu berdiri di belakang pagar pembatas balkon.

Mereka bisa melihat Karlo berbalik dan kini menatap mereka dengan jelas karna pintu balkon yang terbuka lebar. Karlo menatap mereka dengan mata elang nya, tanpa ada ekspresi ramah-tamah barang senyum tipis sekalipun.

Persis seperti rumor dan desas-desus yang beredar di kalangan bangsawan tentang keluarga Roderick. Tidak ada seorang pun yang berani menatap lama mata keturunan Roderick karena secara tidak langsung seperti ada yang menghujam dada mereka begitu bertatapan dengan keluarga bangsawan paling terhormat sekaligus keluarga kekaisaran itu.

“Ah, kalian sudah tiba.”

Suara Karlo membuat Sedrik dan Lucian saling bersitatap. Mereka baru ingat, bagaimana mereka bisa lupa jikalau tadi pagi saat upacara pembukaan, Karlo duduk di antara mereka berdua. Mereka terlalu fokus pada Aksi Matteo hingga tidak merasakan aura setajam ini.

“Salam kepada Yang Mulia Pangeran, Karlo Charlile de Roderick.” Salam Lucian yang segera sadar, diikuti dengan Sedrik yang juga membungkukkan punggungnya.

“Ya, Masuklah.” Jawab Arthur dengan ekspresi dingin khas nya.

“Ayolah, jangan terlalu dingin dengan teman sekamar anda, Yang Mulia.” Sahut Matteo menyadari ketegangan di antara Lucian dan Sedrik.

“Apa terlihat seperti itu?” Tanya Karlo tersenyum tipis. “Maafkan aku kalau begitu.”

“Tidak. Apapun itu, senyaman anda saja. Jangan menghiraukan kami, Yang Mulia.” Balas Sedrik sembari membawa barangnya masuk bersama pelayan yang membantu.

Kasur Sedrik berada di dekat balkon, Karlo di tengah-tengah, dan Lucian di dekat pintu. barang-barang mereka seperti lemari, meja belajar, dan yang lainnya juga sudah di pindahkan.

Karlo bergerak duduk di sofa single. “Kemari, duduk sembari minum teh. Biarkan pelayan yang membereskannya.”

Sedrik dan Lucian kompak bergerak menuju sofa panjang di sebelah Karlo. Kemudian Karlo menyeduhkan teh untuk kedua laki-laki remaja tersebut.

I'll protect my little wife!Where stories live. Discover now