01

430 38 5
                                    

Annyeonghasseo yeoreobun!!

Apa kabar???
Kalian baca ini jam berapa?

Jangan lupa sebelum atau sesudah baca tekan tombol bintang ya🥰❤️

Happy Reading
-

Vicky Zoella Roberts, gadis yang tengah menempuh perguruan tinggi semester lima itu berjalan menyusuri koridor kampusnya sembari membalas sapaan dari para adik tingkatnya. Gadis cantik dengan senyuman khasnya itu masuk kedalam kelas dan menyapa teman-teman kelasnya juga.

"Pagi Vicky, makin cantik aja deh Lo."sapa seorang pemuda yang merupakan anak yang cukup terkenal di kampusnya, terkenal nakal maksudnya. Dia adalah Justin.

"Iya, pagi juga, Justin. Sa ae lo."

"Pagi, Vicky!"sapa seorang pemuda yang merupakan pacar Vicky. Dengan senyuman yang sangat lebar, pemuda itu merangkul mesra sang kekasih.

Vicky tiba-tiba saja menjadi gugup, namun dia tetap menjaga ekspresinya dan tersenyum kecil kepada sang kekasih.

"Pa-pagi juga, Jay."

Jay Marvell, nama dari kekasih Vicky. Pemuda itu mengacak rambut Vicky dengan senyum lebar.

"Vicky, kamu_"

Tanpa perhitungan Vicky berlari keluar dari dalam kelas, membuat teman-temannya begitupula dengan sang kekasih kebingungan melihat Vicky tiba-tiba saja berlari sembari menutup mulutnya seolah-olah ada yang hendak keluar dari dalam perutnya.

Jay seketika khawatir melihat kekasihnya itu terlihat tak baik-baik saja. Pemuda itu berlari menyusul Vicky hingga melihat gadis itu yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan mengelap mulutnya. Wajahnya juga terlihat begitu pucat seperti mayat.

"Vicky, kamu kenapa? Sakit ya? Gimana kalo pulang aja, kelihatannya kamu bener-bener gak enak badan." Tanya Jay dengan punggung tangan menyentuh kening Vicky.

"Enggak usah Jay, aku masih bisa kok. Lagian hari ini aku harus presentasi hasil kerja kelompok aku dan aku juga ketuanya, masa pulang sih?"jawab Vicky yang tak mendapat persetujuan dari Jay.

"Presentasi kerja kelompok bisa di handle sama yang lain, kalaupun kamu gak lulus kuliah, masih ada aku yang bisa kasih nafkah buat kamu."ucap Jay namun sekali lagi Vicky menggeleng keras.

"Enggak, pokoknya aku gak mau pulang sebelum presentasi kerja kelompok aku selesai, titik."

"Oke kalau itu keinginan kamu, tapi kalau udah gak kuat lagi, telpon aku atau minta temen kamu anter pulang ya."

"Iya Jay.., udah sana balik ke kelas kamu. Sebentar lagi dosen kamu datang kan?"balas Vicky membuat Jay mau tak mau pergi ke kelasnya.

"Lo sakit?"

Vicky terkejut melihat kehadiran Travis yang datang secara tiba-tiba. Padahal Vicky merasa tadinya tidak ada siapapun di sini selain dirinya dan Jay yang sudah pergi tadi.

"Enggak, gue gapapa."jawab Vicky dingin dan memilih untuk pergi meninggalkan Travis seorang diri di depan kamar mandi perempuan itu.

Namun sebelum Vicky benar-benar pergi, Travis mencekal pergelangan tangannya.

"Lo mau bilang gak sakit sedangkan gue ikut kena imbasnya?"

Vicky membalikkan badannya, memperhatikan wajah Travis dengan lekat dan benar saja, wajahnya terlihat sangat pucat seperti mayat hidup.

"Gue tahu Lo sekarang pusing sama mual, jadi gue bakal anter Lo pulang."

Tanpa basa-basi lagi, Travis langsung saja menarik Vicky dan pergi dari kampus.





































































Hoek.. Hoek..

Perut Vicky terasa mual di pagi hari buta ini. Gadis itu bertumpu pada wastafel di kamar mandinya setelah menyiram bekas muntahannya. Kepalanya kembali terasa pusing, bahkan lebih parah dari hari-hari sebelumnya.

Dengan berpegangan pada tembok, Vicky berjalan keluar dari dalam kamar mandi. Sepertinya hari ini dia tidak akan melakukan aktivitas-aktivitas berat karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan.

"Nona Vicky, sarapan sudah siap."ujar seorang maid yang masuk kedalam kamarnya dan telah meletakkan sarapannya di atas meja samping tempat tidurnya.

"I-iya, makasih bi."balas Vicky yang telah duduk di bibir ranjang.

Maid tadi pun berpamitan lalu pergi dari kamar Vicky. Vicky menatap sepiring roti isi dan susu putih. Entah kenapa dirinya tidak memiliki nafsu makan padahal semalaman dia belum makan apapun karena perutnya yang terasa mual.

Tringgggg..

"Ada tamu untuk nona Vicky di lantai dasar."

Pip!

Vicky menggerutu sebal dalam hati dirinya benar-benar tidak ingin keluar dari dalam kamar karena hari ini juga hari libur jadi tenang-tenang saja. Namun ada saja orang-orang yang menggangu waktu istirahatnya, Vicky benci itu.

Tanpa berniat mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih rapih untuk menjumpai tamunya, Vicky langsung saja keluar dari dalam kamarnya dan turun ke lantai dasar tempat tamunya menunggu dirinya.

Sesampainya di ruang tamu, Vicky melihat kedua orangtuanya yang duduk dengan tegak di sofa dengan tiga orang yang duduk di sofa seberang mereka.

"Selamat pagi nona Vicky,"Sapa seorang pria setengah baya berjas hitam rapih dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

Tanpa melihat orangnya Vicky langsung duduk di samping kedua orangtuanya, "Iya, pagi juga."Balasnya dengan malas.

"Vicky, sopan."Tegur pria paruh baya yang merupakan ayah Vicky, Maximiliano Roberts.

"Jadi maksud kedatangan kami ke sini untuk memperkenalkan putra sulung ku ini pada putri tunggal mu."Pria tadi menjelaskan maksud kedatangannya dengan istri dan anak sulungnya itu.

Vicky seketika menatap seorang pemuda yang sedari tadi sibuk berkutat dengan ponselnya.

"Perkenalkan dirimu,"Ujar pria itu pada putranya.

Akhirnya pemuda itupun mendongakkan kepalanya dan memperkenalkan dirinya kepada Vicky dan kedua orang tua Vicky.

"Perkenalkan saya Travis John Edward, kalian boleh memanggil saya Travis."





























Apa lagi ini!????















-

'✨MISTAKE✨'

Terimakasih untuk yang sudah membaca cerita ini✨❤️

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian serta share cerita ini kemanapun itu

See you next part 🔥

MISTAKE [TRAVICKY]Where stories live. Discover now