Sieben und zwanzig

978 69 0
                                    

▀▄▀▄ Happy Reading ▄▀▄▀

...

"Mark, sepertinya mama menghilangkan ponsel mama"sibuk sekaligus bingung mencari-cari ponselnya.

Mark yang sedang duduk sambil makan ice cream pun ikut bingung sambil melihat ke kanan dan kirinya karena reflek, Taeyong yang melihatnya langsung tertawa karena mark terlihat lucu.

"Tidak apalah, mama bisa beli lagi. Ayo kita harus segera pergi"

"Let's go!"

"Let's go!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Taeyong menggendong mark tertidur di pangkuannya karena lelah setelah perjalanan panjangnya, ia juga lelah karena menggendong mark sambil membawa dua koper besar dan satu koper kecil milik, punya siapa lagi kalau bukan mark.

Begitu lift terbuka, dia terkejut melihat Jaehyun sedang berdiri dengan ekspresi yang sama terkejutnya. Matanya membulat sempurna begitu melihat siapa orang yang ada di hadapannya sekarang. Tanpa menunggu lama, ia langsung memeluknya dengan begitu erat sekali bahkan air matanya sampai menetes.

"Jaehyun, aku kerepotan sekarang"ujar Taeyong, ia terkejut kenapa bisa ada Jaehyun di sini.

Jaehyun ingin marah, tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat karena melihat mark yang tertidur lelap di gendongan Taeyong.

"Bisakah kau membantuku?"ujar Taeyong sambil terkekeh.

Tak tahu saja Jaehyun sedang menahan emosinya, bisa-bisanya Taeyong malah bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apapun.

"Kemana aku harus membawa semua beban ini?"

"Apa maksudmu beban?" bingung Taeyong, Jaehyun membawa semua kopernya dengan kesal dan menyebutnya sebagai beban.

"Aku ingin marah padamu sekarang, tapi ku urungkan sampai besok karena sekarang sudah malam"perasaan nya campur aduk sekarang, antara senang dan kesal.

"Hahahaha aku mengerti"pasti karena dia menghubungi nya tapi tak pernah ia angkat karena ponselnya hilang, bahkan ia baru sadar ponselnya hilang tadi saat di bandara.

Grep!

Setelah menidurkan mark, Jaehyun tidak segan-segan memeluk Taeyong dengan sangat erat sekali sampai Taeyong merasa jika seluruh tubuhnya seperti remuk.

"Aku merindukanmu sialan! Kau membuatku marah! Membuatku khawatir! Kemana selama ini kau pergi hah! Kau tidak tahu seberapa frustasinya aku di sini karena kau pergi! kau tak bisa ku hubungi, bahkan kau mengganti nomor ponselmu! Aku ingin membunuhmu!"

STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang