Dekapan Kehangatan

29 4 0
                                    

Aku berjalan rusuh sembari menetralkan segala fikiranku tentang kejadian yang baru saja terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berjalan rusuh sembari menetralkan segala fikiranku tentang kejadian yang baru saja terjadi. Tak berlangsung lama kedua kaki kecilku sudah menginjak halte yang aku tidak tau dimana. Melamun sembari membiarkan alunan musik mengalun lembut dikedua telingaku yang ditutupi oleh airbuds kecil bewarna hitam. Cukup lama, hingga geratan ponsel ku membuyarkan itu semua. Ku hela nafas pelan, hingga jemari kecil ku menggeser pelan tombol bewarna hijau.

"Kamu dimana?" terdengar deep voice remaja laki-laki yang mengalun memecah ribut dikepala. Sedangkan aku hanya terdiam, tak berminat untuk membuka suara.

"Rara..," 

"I don't know," jawab ku singkat.

"Share lock sekarang, aku jemput," titahnya yan membuatku mau tidak mau mengirimkan posisi ku sekarang tanpa mengatakan apapun.

"Tunggu di sana, 10 menit," ucapnya sebelum menutup telefon secara sepihak. Aku hanya menghela nafas berat. Kutangkupkan kedua telapak tanganku cukup lama sebelum kembali menatap jalanan sepi yang masih dihujam oleh air hujan. Ingatan memory ku kembali memutar kenangan-kenangan bersama dengan Maraka. Sontak ku isap kasar oksigen seolah aku tak akan mengisapnya lagi.

Hingga tak terasa, 10 menit berlalu. Lamunan ku dikejutkan oleh desingan pelan kendaraan beroda empat. Di mana sudah terhenti sebuah mobil Mercedes Benz E-Class bewarna navy yang seluruh bodynya dipenuhi rintik air hujan. Tak lama kemudian muncul seorang remaja laki-laki yang memiliki surai pirang dengan manik mata cokelat madu sama sepertiku. Postur tubuh yang terbilang atletis dan tinggi membuatnya terlihat mencolok dan populer dikalangan siswa-siswi di sekolah. Aku terdiam sambil mengamati penampilan sosok tersebut yang berjalan pelan sembari membawa payung transparan untuk menghalau hujan agar tidak bersentuhan langsung dengan kulitnya. Tak lama kemudian, remaja laki-laki itu duduk di space kosong di sebelahku. Tangannya terulur pelan mengambil airbuds yang terlampir ditelingaku. 

"Ra," ujarnya pelan. Sedangkan aku hanya menoleh dan langsung bertatapan dengan netra cokelat madunya, menjawab dengan tatapan mata seolah berkata 'apa?'

"Jangan sedih," ucapnya pelan.

"Kesedihanmu tidak akan membuat Maraka kembali," tambahnya pelan. Namun, mampu membuat sekujur tubuhku bergetar. Sedetik kemudian aku merasakan dekapan hangat yang begitu menenangkan. Hingga tanpa sadar aku terisak dalam dekapannya.

"A-aku takut kak," ucap ku mewakili seluruh resah dan ketakutanku sejak kemarin.

"It's okay... Aku di sini, pangeran akan selalu menjaga putri kecil bunda..," ucapnya pelan sambil mengusap punggungku yang terus bergetar. Cukup lama aku berada dalam posisi ini. Hingga kemudian remaja laki-laki yang merupakan saudara kandungku ini melepas rengkuhannya. Dengan gerakan pelan ia menggantikan almamaterku yang basah dengan hoodie abu miliknya dan senyuman hangat kembali kudapatkan ketika aku mendongak untuk melihat wajah rupawannya. 

"Dah siap, yuk kita pulang kak Yanuar sudah menunggu dirumah," ucapnya sambil mengusap jejak air mata di wajahku sebelum membawaku kedalam mobil miliknya. Menghiraukan aku yang terkejut mencerna apa yang diucapkan barusan.

 Menghiraukan aku yang terkejut mencerna apa yang diucapkan barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eric Louis Adhitama

Pangeran akan selalu menjaga putri kecil bunda

Pangeran akan selalu menjaga putri kecil bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22nd July 2023

Tentang Rasa || Kim SunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang