JU-NI

144 29 7
                                    

"Endeavor berkata begitu padamu?"

Aku mengangguk. "Karena itu Yushiro. Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin kita menyia-nyiakan bantuannya, atau jika memang dia ingin membantu."

"Aku tidak tahu Senjuro." Yushiro terdengar kelelahan. "Kalau bisa, kau harus mendapatkan kepercayaannya. Sebentar lagi ada acara Praktik Kerja Lapangan bukan? Kalau bisa kau manfaatkan acara ini untuk menarik minatnya."

Aku mengangguk. "Lalu, bagaimana perkembangan tentang para iblis?"

"Sejauh ini belum terlihat sih. Tapi, ada sesuatu yang aneh di Kota Hosu."

"Stain bukan? Kau sudah membicarakannya denganku minggu lalu."

"Bukan Stain." Yushiro tampak sedang membuka-buka berkas. "Ini belum aku konfirmasi. Namun, ada beberapa laporan yang mengatakan beberapa pahlawan yang hilang di Kota Hosu. Komisi sudah menduga kalau ini ulah Stain namun, mereka menemukan beberapa tubuh pahlawan itu dalam kondisi kehilangan anggota badan dan terbakar."

Mataku melebar. "Iblis kah?"

"Sepertinya iya. Awalnya aku ingin menyangkal namun jasad yang ditemukan hanyalah dua dari sepuluh pahlawan yang dilaporkan hilang. Dari hasil forensik, aku menduga satu iblis Muzan yang melakukannya."

"Siapa?"

Yushiro menyebutkan satu nama. Aku terdiam. Sepertinya ini akan sulit. Tapi aku masih berharap mengetahui cara mengalahkannya. Bagaimana dulu dia melakukannya?

"Kau bisa."

Lagi

Aku menolehkan kepala. Kali ini bukanlah bayangan sosok yang kukejar saat pertandingan Midoriya. Dia memakai pakaian kisatsusai yang sama namun haorinya berbeda dengan sosok sebelumnya. Wajahnya yang datar namun penuh kesungguhan. "Kau bisa."

Aku tersenyum. "Kuharap kau memberitahuku."

"Hanya pendekar pedang sejati yang terus mengasah keahliannya dan menjadikan kelemahannya sebagai senjata." ujarnya lantas menghilang.

Aku menghela napas. "Kuharap kau benar."

"Halo Senjuro. Kau berbicara dengan siapa?"

Aku tersentak. Oh ya, aku sedang menelpon Yushiro. "Um...cuman mengkhayal sebentar." jawabku. Kudengar sorakan di arena semakin keras. "Kutelpon lagi nanti. Sepertinya giliranku sebentar lagi."

"Begitukah? Semoga beruntung."

"Doakan aku."

Aku mematikan ponsel dan berjalan kembali ke tempat duduk. Kulihat pertandingan Midoriya dan Todoroki telah selesai. Sepertinya Todoroki yang menang. Sial, kenapa aku harus terus melewatkan pertarungan Midoriya?

"Rengoku-kun."

Aku menoleh. Asui dan Yaoyorozu menatapku heran. "Kau harus segera ke ruang ganti."

"Nanti saja. Sekarang giliran Yuichirou kan?"

"Astaga, kau mau menontonnya padahal setelah ini giliranmu?" Yaoyorozu menatapku tidak percaya. Dia menghela napas menyerah. "Baiklah, kau boleh menonton."

Aku tersenyum senang. "Arigatou."

Aku kembali duduk di kursiku dan mulai melihat pertarungan antara Iida dan Yuichirou. Keduanya tampak saling berhadapan. Midnight-sensei lalu mengangkat cambuknya. "Mulai!"

Iida langsung melesat menyerang Yuichirou. Sebelum Iida menyentuhnya, Yuichirou dengan cekatan menghindar dan mengepalkan tangannya. 

"Blood Demon Art: Mist of Gate."

FIRE, WATER & MIST | BNHA X F!TOMIOKA READER X KNYWhere stories live. Discover now