BAB XI

265 39 6
                                    

Jalanan kota yang padat sudah bukan lagi hal asing  di kota-kota besar. Apalagi diakhir pekan seperti ini banyak orang yang ingin menghabiskan waktunya bersama orang tersayang ntah bersama teman, pasangan, atau pun keluarga.

Di lain tempat seorang pria berkulit tan yang dibaluti kemeja hijau tua dengan dua kancing teratas dibiarkan terbuka, kaki jenjangnya dibaluti oleh celana bahan berwarna putih kontras dengan kulitnya memasuki sebuah restoran mewah di sebuah hotel bintang lima. 

Seoaran pelayan wanita menghampirinya dan menanyakan apakah ia sudah reservasi. Pria itu- Apo mengangguk kemudian menyebutkan namanya. Sang pelayan wanita mengarahkan Apo ke meja yang berada disebelah kaca besar menghadap ke balkon dengan  pemandangan kerlap kerlip lampu kota.

Apo mendudukkan dirinya di kursi pelayan yang mengantarkannya pamit untuk menyiapkan makanan yang telah dipesan. Apo memandang sekeliling, restoran ini memiliki interior klasik dan mewah dengan backsound live music jazz terasa suasana intim bagi pengunjung untuk makan berdua, Apo tau seseorang yang mengundangnya memiliki selera yang bagus mengenai tempat-tempat seperti ini.

Tidak begitu banyak tamu di sini, orang yang mengundangnya pun belum datang. Apo diam menunggu sembari menikmati alunan musik yang ditampilkan.

"Maaf menunggu lama." Seorang pria tinggu dengan balutan setelan jas formal  berwarna cream berdiri di sebrang meja.

"Aku juga baru sampai." Apo hanya melihat sekilas pria di depannya yang kini sudah duduk manis, ia mengalihkan pandangannya asal tidak ke wajah orang di depannya.

Tak lama pelayan datang membawa hidangan pembuka, sebuah salmon tartare yang dipadukan dengan crackers dibawahnya dengan visual yang sangat menggugah selera keduanya menikmati hidangan pembuka mereka dalam diam.

Tak lama lagi makanan utama disajikan, dua porsi beef tenderloin steak, red wine dan sparkling water keduanya kembali hanyut dalam keheningan hanya dentingan alat makan yang beradu dengan backsound suara violin.

"Bagaimana pekerjaanmu?"

"Ha?" Dengan refleks Apo menjawab karena ia tidak siap untuk pertanyaan seperti itu dari pria di sebrangnya.

Pria di depannya hanya menatap dengan mulut yang tengah mengunyah daging.

"Baik." Jawab Apo singkat kemudian meminum wine-nya dengan anggun sedangkan pria di depannya hanya mengangguk-angguk. Tak lama hening kembali.

"Bagaimana kabar orang tuamu?"

"Mereka baik. Ibu sempat menanyakanmu kau diminta mengunjungi mereka."

"Lain kali kita pergi bersama."

Apo mengangguk mengiyakan.

Apo mengunjungi orang tuanya sejak pagi tadi dan menghabiskan waktu seharian di kediaman orang tuanya sebelum menghadiri acara makan malam ini.

"Mile, terima kasih untuk makan malamnya." Ucap Apo setelah selesai dengan steak-nya. Ia menyukai pilihan tempat dan menu makan malam ini. Ia menikmati live music jazz yang ditampilkan di depan sana. Tak lama pelayan mengantarkan dessert, sebuah chocolate tart dengan caramel di atasnya Apo mengambil garpu dan memakannya dengan pelan, Apo mengangguk begitu merasakan manis dan sedikit pahit dari perpaduan yang tercipta. Terlihat menarik di mata seorang Mile Phakphum.

We Belong to Each OtherWhere stories live. Discover now