BAB XVI

197 29 7
                                    

Apo melajukan mobilnya memasuki pelataran rumah orang tua-nya, hari ini ia mampir untuk merayakan ulang tahun sang Ayah.

Apo turun dari mobil begitu sampai di depan rumahnya membawa kue serta kado yang telah ia siapkan sebelumnya. Memasuki bangunan tempat di mana ia dibesarkan kedatangannya disambut ceria oleh sang Ibu yang sudah menunggu di balik pintu.

Apo memeluk dan menciumi wajah Ibunya yang masih terlihat cantik walau mulai dihiasi kerutan. Ia membiarkan sang Ibu menggandeng tangannya yang membawa sekotak kue untuk sang tuan rumah.

Di beranda belakang rumah pria paruh baya dengan rambut yang telah mengabu seluruhnya itu tengah duduk menikmati secangkir teh melati ditemani alunan musik kesukaannya, Apo sangat tau lagu itu selalu diputar sang Ayah menjelang petang di beranda belakang rumah.

"Ayah selamat ulang tahun." Apo menyimpan kue yang dibawanya ke atas meja kemudian memeluk sang Ayah dibalas rengkuhan tangan yang mulai berkeriput itu. Apo mengucapkan doa dan harapan baik untuk Dang Ayah, sedangkan Ibu mengeluarkan kue yang Apo bawa sekaligus menyalakan lilin lalu ketiganya bernyanyi dengan diiringi tepukan oleh beberapa pekerja rumah yang berada di sekitar mereka.

"Maaf aku terlambat." Sesosok pria tinggi menggunakan setelan jas abu muncul dari balik salah satu pekerja membuat sang pekerja terkejut kemudian menggeser tubuhnya begitu melihat siapa yang muncul.

"Nak Mile, mari bergabung kemari." Sang nyonya rumah menghampiri pria yang baru datang tersebut.

Dengan cakap para pekerja menyiapkan makanan yang telah disiapkan sedari tadi bersama Nyonya rumah. Mile duduk di antara Ayah dan Ibu Apo lalu berhadapan dengan pria berkulit tan itu.

"Selamat ulang tahun Tuan Wattanagitipat semoga kebahagiaan selalu menyertaimu." Mile menyodorkan sebuah papper bag coklat muda ke arah Ayah Apo.

"Terima kasih sudah datang kemari, Nak Mile, kau tidak perlu repot-repot membawa hadiah. Aku sudah terlau tua untuk menerima hal semacam ini." Kekeh Sang tuan rumah sembari menerima pemberian calon menantunya itu.

"Semoga anda suka." Ucap Mile tersenyum tipis.

Di sebrang meja netra kecoklatan terus meperhatikan Mile sejak dirinya tiba, tidak sepatah kata pun keluar dari belahan bibir tipis yang merona merah muda itu,  Ia hanya tidak menyangka kehadiran priaberkulit  putih itu di rumahnya saat ini.

"Terima kasih Nak Mile, tidak perlu se-formal itu panggil Ayah dan Ibu saja seperti Apo." Ucap Ibu Apo tersenyum sembari menyentuh pundak Mile lembut di balas Mile dengan senyum dan anggukan.

Keempatnya pun menikmati makan malam itu diselingi obrolan dan canda tawa, Mile bahkan terlihat tidak canggung menanggapi obrolan orang tua Apo, panggilannya pun terdengar seperti sudah terbiasa sedangnkan Apo hanya akan menjawab ketika ditanya selebihnya ia hanya diam dan tetap fokus menikmati santapan di hadapannya sesekali melirik Mile yang terlihat sangat menikmati interaksi dengan orang tuanya.

Yang Apo tau Mile cenderung singkat dalam menanggapi obrolan tetapi lihatlah saat ini ia bahkan tertawa hanya karena candaan receh Ayahnya. Ia bahkan menceritakan keseharian mereka yang tinggal bersama, memuji dirinya yang pandai memasak bahkan merawatnya ketika sakit. Menyukai interior dan suasana butik Apo yang nyaman bahkan membuatnya betah berada di sana untuk sekedar memeriksa laporan. Semua itu dtanggapi kekehan dari Ayah Apo sedangkan sang Ibu melihat anaknya bangga, ia mengelus lengan Apo sembari tersenyum. Apo yang tidak paham hanya membalas tersenyum.

Keduanya kini duduk di gazebo dengan segelas wine di tangan masing-masing. Itu adala red wine yang Mile bawa tadi sebagai kado untuk Ayah Apo, sebuah wine yang berusia lebih dari 20 tahun dengan aroma khas  yang menggoda sedikit pahit diakhir tetapi justru membuat candu. Tidak ada percakapan apapun atensi keduanya sama-sama ke arah pasangan tua yang kini tengah menikmati alunan musik dengan berdansa, masih sangat romantis diusia mereka yang tak muda lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Belong to Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang