1| Bertemu lagi

637 16 0
                                    

Jangan lupa vote!
Yuk belajar menghargai karya orang lain.

Happy Reading
-oOo-


Sebuah Mobil Pajero berwarna putih berhenti di area kampus yang terkenal di Kota Jakarta, kampus itu bernama Universitas Jayawijaya. Nampaklah seorang gadis berhijab putih itu keluar dari pintu mobil tersebut, siapa lagi kalau bukan Khalisa Humaira. Gadis cantik berusia 21 tahun. Memiliki sikap cuek, jutek dan galak saat di luar rumah, tetapi saat di rumah ia menjadi gadis yang sedikit manja dan absurd.

Contohnya seperti sekarang, Khalisa tengah merajuk karena diantarkan oleh kedua orang tuanya, padahal sebelum berangkat dia sudah menolak beberapa kali. Malik--Abi Khalisa menoleh ke jok mobil yang berada di belakangnya. "Khali, ayo dong turun! Nanti kamu telat, " titah Malik menatap kepada putri semata wayangnya.

"Iya turun, tapi besok dan seterusnya Khali gak mau dianterin sama abi dan umi lagi! " cicit Khalisa.

Dila. Umi Khalisa hanya bisa menghela nafas melihat anak dan suaminya selalu berdebat, jujur ia tidak tega melihat Khalisa menjadi anak yang tak patuh seperti ini. Namun apa daya Dila yang hanya bisa mengikuti arahan dari suaminya.

Khalisa mulai turun dari mobil untuk beranjak keluar. Namun baru saja dua langkah tiba-tiba saja Malik menyuruhnya untuk berhenti.

"Khalisa, kamu gak salim sama abi dan umi? "

Khalisa menghela nafas panjang.

Khalisa berbalik arah. Kebiasaan itu masih saja melekat pada diri Khalisa kalau tidak diingatkan terlebih dahulu. Tujuan Malik mengingatkan, supaya Khalisa menjadi  anak yang sopan santun, bukan hanya pada kedua orang tuanya tetapi juga pada orang lain yang lebih tua.

Khalisa mencium tangan abinya. "Maaf bi, Khali lupa, buru-buru soalnya. "

"Yaudah ngga papa, tapi lain kali jangan lupa lagi, jangan dibiasakan begini! " tutur Malik yang membuat Khalisa mengangguk.

Khalisa beralih mencium tangan uminya, berharap uminya itu tidak berkata seperti abinya. "Umi, pokoknya besok Khali bawa motor sendiri ya, Khali ngga-- "

"Udah sana jangan lama-lama, nanti keburu telat," potong Malik cepat.

Khalisa mengerucutkan bibirnya. Dia berbalik dan mulai beranjak "Khali pamit, ASSALAMU'ALAIKUM, " teriak Khalisa dari kejauhan sambil melambaikan tangan.

"Waalaikum sallam, " jawab keduanya dengan kompak.

Malik dan Dila hanya menggelengkan kepala saat melihat tingkah putrinya, setelah itu langsung pergi dari kampus tersebut.

Selang beberapa menit Khalisa tekah memasuki kampus, ia berjalan santai menyusuri lorong kampus dengan pakaian ospeknya, mengendong tas ranselnya yang terbuat dari kantong plastik. Hari ini adalah pertama kalinya Khalisa berangkat kampus sekaligus hari pertama ospeknya. Beasiswa adalah jalur yang Khalisa tempuh untuk masuk ke kampus ini, yang terkenal di Kota Jakarta. Berkat nilainya yang diperoleh sangat tinggi, ia jadi lolos untuk mendapatkan beasiswa itu. Bukan karena Khalisa tak mampu dalam hal biaya, tapi ia ingin mencoba hal yang menantang, yang belum pernah ia coba seumur hidupnya. Perlu diketahui, bahwa kedua orang tua Khalisa sangat kaya raya. Bisa disebut dia itu anak sultan.

Abinya-Malik adalah seorang CEO di perusahaan Kautsar Group, harta kekayaan milik kakeknya turun temurun diwariskan termasuk pada Malik. Sehingga perusahaan terus berlanjut yang sekarang dipimpin oleh Malik. Khalisa memang anak yang manja, segala keinginannya harus diturutin, tapi kalau masalah mencapaian nilai tinggi dia berusaha sendiri. Tidak bergantung pada siapapun termasuk pada kedua orang tuanya.

HI, GANTENG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang