10|Tipe Idaman

331 17 0
                                    

Khalisa menghela nafas kasar saat standar motornya sulit di turunkan.Ya, wajar saja karena gadis itu terlalu malas ke bengkel untuk sekedar servis motornya.Tapi bagaimana pun juga motor ini memiliki banyak kenangan dua tahun saat ia masih duduk dibangku SMK. Dan motor ini kado pemberian dari abinya saat dia berulang tahun.

Khalisa menghempaskan tubuhnya ke kursi sofa ruang tamu. Kuliah pada siang hari sampai waktu maghrib begini membuat lelahnya bertambah dua kali lipat. Suasana rumah sangat sepi karena masih waktu maghrib, mungkin abi dan uminya sedang shalat.

Gadis itu memejamkan matanya sejenak untuk meredakan sedikit rasa lelahnya.

"Astaghfirullah! " Khalisa berjengit kaget saat membuka kedua matanya.

Bukan karena Khalisa yang mudah kaget namun masalahnya orang yang duduk disampingnya menggunakan mukenah terusan berwarna putih yang tak lain uminya sendiri. Seperti mbak kunkun saja penampilannya.

"Kenapa gitu? "

"Kaget dong mi, tiba-tiba nongol terus gak suaranya. "

Dila tertawa "Dasar penakut! Tapi sukanya baca cerita horor, gak habis pikir umi deh. "

"Yang penting seru. "

Khalisa meneguk air putih pemberian uminya, hingga tak tersisa sedikit pun. Gadis itu suka sekali dengan air putih apalagi kalo airnya dingin sekali seperti sikap dosennya. Siapa lagi kalo bukan Pak Yusuf.

"Gimana tadi siang? Lancar kan? "

"Lancar dong mi, kan yang ngajar bukan Pak Doski. "

"Bukan itu Khali, maksud umi fitting gaun pengantin. "

"Ya gitu mi. Makin hari, calon mantunya umi makin aneh. "

"Heh! Aneh gitu juga calon suamimu, maksud kamu aneh gimana? "

Khalisa menghela nafas panjang, kalau mengingat kejadian siang saat di butik ia jadi mendadak kesal dan ingin marah. Tapi mau tak mau gadis itu harus menceritakan semuanya ke uminya, supaya uminya mengetahui sikap asli calon mantunya .

"Gaun gak boleh terlalu ketat, gak boleh terlalu pendek, gak boleh terlalu banyak hiasan dan satu lagi gak boleh terlalu polos. "

"Sekalian pake jas hujan aja deh, ini sama itu gak dibolehin semua. Cape banget punya calon suami suka ngatur!"

"Ya bagus dong! "

"Kok gitu sih mi? "

"Itu berarti calon suamimu sangat teliti dan terjaga, dia gak rela kalau lekuk tubuh istrinya dilihat oleh banyak orang, cukup hanya dia saja. "

"Umi mah gitu bukannya belain anak sendiri malah muji calon mantunya. " kesal Khalisa.

"Khalisa, umi cuman mau bilang tolong hargai pilihan Yusuf sebagai calon suami kamu, umi tau kalian menikah atas dasar perjodohan tapi umi yakin nak Yusuf melakukan itu demi kebaikan kamu. "

"Setelah menikah nanti kamu itu tanggung jawabnya Yusuf jadi kalau ada apa-apa dia yang akan bertanggung jawab. Bukan Abi sama Umi lagi. "

"Dan satu lagi, komunikasi itu sangat penting dalam rumah tangga jadi kalau kamu mau pergi kemana pun harus izin dan bilang ke suamimu. "

"Sampai sini paham sayang? "

"Paham mi, Khali akan selalu ingat ucapan umi. "

Ting! Ting! Ting!

Khalisa berdecak kesal mendengar banyak notifikasi dari ponselnya saat sudah sampai di kamarnya. Tapi tak urung dia mengambil iphone-nya yang diletakkan dinakas.

HI, GANTENG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang