20. Door knock

378 56 0
                                    

Jenan dan Naeva memandangi pemandangan pantai diwaktu senja berdua. Tidak henti-hentinya Naeva tersenyum yang begitu juga dengan Jenan.

"Sangat cantik." Ucap Naeva. Sontak Jenan menoleh memperhatikan wajah cantik Naeva.

"Iya cantik sepertimu." Ujar Jenan dengan kekehannya. Sontak Naeva menoleh dan mendelik tidak suka pada Jenan.

"Berhenti untuk menggodaku!" Jenan menggelengkan kepalanya.

"Tidak sampai kau jadi milikku." Setelah berucap Jenan berdiri membuat Naeva mendongak dengan kerutan muncul di keningnya.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Kita akan pulang ke hotel. Ini sudah malam." Naeva cemberut, dia berdiri dan berjalan mengikuti Jenan.

Mereka berjalan beriringan menuju hotel yang sudah Jenan pesan yang tidak jauh dari pantai itu. Namun tiba-tiba saja bulu kuduk Naeva merinding, Naeva semakin mendekatkan diri pada Jenan. Jenan yang mengerti segera menggenggam tangan Naeva disampingnya.

"Setiap tahun ada sekitar 5 orang tenggelam disini." Bisik Jenan. Mereka berjalan semakin cepat menuju hotel.

Jenan memesan hanya 2 kamar, Chloe bersama Naeva dan Jenan karena disana terdapat 3 ranjang. Sedangkan Mave bersama Harvey, namun tenang saja jika beraktivitas Jenan bersama mereka. Jenan dikamar Chloe dan Naeva jika saat tidur saja untuk menjaga keduanya.

Namun kini semua sedang berkumpul disatu tempat, lebih tepatnya dikamar Mave dan Harvey. Karena Chloe tidak mau dikamar sendiri. Mave sedang membersihkan diri dikamar mandi, Chloe sibuk dengan ponselnya sedangkan Harvey sudah terlelap.

"Hei, kalian kemana saja?" Tanya Chloe saat melihat kedatangan Jenan dan Naeva. Naeva ikut ke kamar itu karena melihat Chloe yang tidak ada dikamar.

"Kita melihat matahari terbenam tadi." Jawab Naeva. Chloe mengangguk mengerti, tak lama Mave baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang bertengger dilehernya dan rambut yang basah.

Naeva dan Chloe kembali ke kamar mereka untuk membersihkan diri. Dan setelahnya mereka kembali ke kamar Mave dan Harvey.

Kini Harvey pun sudah membersihkan dirinya karena dibangunkan oleh Jenan dan Mave untuk mandi.

Disana mereka hanya mengobrol-ngobrol dan makan malam bersama. Membicarakan topik-topik random hingga topik mengenai rumor pantai yang tadi mereka kunjungi.

"Jadi maksudmu, alasan pantai ini selalu ramai karena bantuan makhluk makhluk seperti itu?" Tanya Chloe pada Jenan.

"Kata kakekku seperti itu, namun untuk tempat seperti ini sudah biasa ada kejadian orang tenggelam tidak selalu melibatkan pada hal-hal mistis." Ujar Jenan.

"Namun aneh, setiap korban yang tenggelam akan jatuh pada hari Selasa. Tidak satu atau dua kali, itu berkali-kali." Sahut Harvey.

"Kau tahu darimana? Kau saja tinggal di London." Tanya Mave saat mendengar ucapan Harvey. Harvey menyisir rambutnya ke belakang.

"Aku tahu semuanya, jangan meremehkan aku." Ucapnya sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Aish, kalian semua mengapa menyukai hal-hal horor. Mereka tenggelam sudah karena takdirnya saja." Celetuk Naeva, karena pada dasarnya Naeva memang seorang yang sebenarnya penakut.

Ini adalah salah satu alasan mengapa dulu dia begitu memaksa ibunya untuk menutup kemampuannya yang orang katakan bahwa itu adalah hadiah dari tuhan atau yang biasa kita sebut indigo.

Saat usianya 5 tahun, Naeva selalu bersikap aneh. Mulai dari berbicara sendiri atau bahkan bermain seperti sedang bersama seseorang. Tentu hal ini membuat khawatir kedua orang tuanya saat mendengar perkataan dari baby sitter nya yang dulu mengasuh Naeva.

Awalnya mereka mengabaikannya, hingga ada pada puncaknya. Saat Naeva menginjak umur 8 tahun, baby sitter nya meninggal karena kecelakaan beruntun.

Setelah kejadian tersebut, ibu Naeva memilih berhenti sementara dari pekerjaannya untuk mencari baby sitter yang baru. Dan sejak itulah dia tahu bahwa Naeva seorang indigo, karena setiap malam Naeva selalu mengatakan bahwa ada baby sitter disini dengan wajah yang begitu berantakan penuh darah. Orang mana yang tidak merinding saat mendengar hal itu?

Saat usia 13 tahun, tiba-tiba sekolahnya terjadi kesurupan masal. Karena seseorang yang memainkan game pemanggil hantu. Dan Naeva sendiri yang termasuk dari beberapa murid tersebut.

Informasi dari paranormal yang menangani kasus tersebut mengatakan, beberapa orang yang kesurupan adalah orang yang melihat makhluk tersebut. Karena itu Naeva ikut termasuk pada tragedi itu.

Sejak saat itulah Naeva meminta pada ibunya untuk membawa Naeva ke salah satu paranormal untuk menutup kemampuannya. Hingga akhirnya Naeva sudah bisa seperti anak-anak pada umumnya.

Satu lagi tentang Naeva, dia mempunya seorang kakak tiri. Ibunya menikah lagi dengan seseorang yang sekarang menjadi ayahnya. Kakaknya hanya sesekali datang, dia tinggal bersama ibu kandungnya.

Dan disinilah saat beranjak dewasa ibunya merasa dejavu saat melihat perilaku Naeva setelah kepulangannya dari Thailand. Dengan segera ibunya menghubungi paranormal yang terkenal saat itu yaitu Jenan sendiri.

Malam itu begitu hening, semua sudah terlelap. Lampu sudah dimatikan, hanya suara ombak dari pantai yang memenuhi pendengaran mereka karena memang jika malam hari ombak cukup besar.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Tiba-tiba Chloe terbangun karena ingin buang air kecil. Dengan segera dia pergi ke kamar mandi.

Naeva dan Jenan dikejutkan dengan teriakan Chloe dari kamar mandi. Naeva segera bangun dan mengetuk kamar mandi.

"Chloe ada apa?!" Tanya Naeva mencoba membuka paksa pintu kamar mandi.

Namun akhirnya pintu terbuka, Chloe keluar dengan tergesa-gesa dan menutup kembali pintunya.

"Aku-"

"Shut." Potong Jenan cepat, dia membantu Chloe ke tempat tidurnya. Memandangi kamar mandi begitu tajam membuat Naeva kebingungan.

Tak lama terdengar suara pintu kamar hotel itu diketuk cukup pelan. Mereka hanya berpandangan, Naeva duduk disamping Chloe dan memeluknya. Jenan berjalan membuka pintu hotel itu perlahan.

Jenan sudah menduganya, dia bisa merasakan energi negatif yang cukup kuat sekarang. Di pintu itu tidak ada siapapun, dengan cepat dirinya menutup kembali pintu.

Namun suara pintu tiba-tiba terdengar kembali yang kali ini diabaikan oleh Jenan. Jenan berjalan ke arah kedua gadis itu untuk menenangkannya.

"Jenan, ada apa diluar sebenarnya?" Tanya Naeva pada Jenan yang sudah duduk dihadapan mereka.

"Tidak apa-apa, sudah biarkan. Kalian sekarang harus tenang, ini hanya gangguan kecil." Ujar Jenan.

Cukup lama pintu itu diketuk, Naeva dan Chloe sudah berbaring sambil berpelukan. Sedangkan Jenan membuka iPad nya mencari tahu mengenai hotel ini.

Beberapa menit suara ketukan pintu itu menghilang yang Jenan pikir sudah berakhir. Ternyata pintu diketuk kembali yang kali ini cukup kencang membuat Naeva dan Chloe terbangun.

"Jenan, bisakah kau coba buka pintunya?" Pinta Chloe pada Jenan karena merasa ketukan pintu kali ini cukup kencang. Jenan meliriknya sekilas sebelum akhirnya berdiri dan membuka pintu.

Dia terkejut begitu juga Naeva dan Chloe, karena karena kali ini ada Mave dan Harvey yang langsung masuk dengan ekspresi ketakutan. Jenan segera menutup pintunya.

ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤTBC..

(✓) My Patient | nominWhere stories live. Discover now