Adorasi Rasa [END] | Haruto |REVISI

10. The beginning of The Tears

  

Antonio
|Perempuan itu mudah salah paham. Ada baiknya jika dia bertanya, jawablah dengan jujur dan jelas. Sehingga dia tidak menaruh curiga apa pun padamu. Karena bisa jadi dia sudah tahu jawabannya, tetapi hanya ingin mendengar kejujuranmu.

Haigar membaca pesan masuk dari Antonio setelah beberapa saat lalu Selena pergi begitu saja meninggalkan kafe tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Ia tak menyangka akan seperti ini akhirnya, meskipun sebenarnya ia tak merasa bersalah saat keluar dengan Mikaela karena memang tidak ada perasaan apa pun. Apakah itu juga termasuk berselingkuh?

Kejadian itu sempat ramai di base kampus, tetapi dengan tanggap Mikaela membantu meluruskan atas kedatangan Selena yang terkesan marah pada mereka. Mikaela menjelaskan jika Selena marah padanya karena menghilang begitu saja padahal akan pulang bersama. Meskipun begitu, ada komentar yang sedikit menyangkal karena mendengar secara langsung. Mikaela langsung menjelaskan lagi, seolah-olah apa yang terjadi memang benar seperti itu.

Haigar enggan berterima kasih pada gadis itu. Ini juga sebabnya. Jika saja Mikaela tidak meminta Haigar menuruti apa yang gadis itu mau dengan jaminan tak akan menyebarkan hubungannya dengan Selena, kejadian tadi tidak akan terjadi.

Sekarang Haigar duduk di sebuah halte bus dengan motor yang di parkirkan di depannya.

Suara deru motor terdengar mendekat, alis Haigar naik satu ketika seorang pemuda menoleh padanya dan mendadak berhenti ketika melihatnya. Saat helm full face itu dilepaskan baru Haigar tahu siapa sosok pemuda di baliknya.

"Haigar!"

Alex, mahasiswa semester delapan yang menjadi presiden BEM di Universitas Tora itu mendekat dengan senyuman manis dan duduk di samping Haigar.

"Kau melihat Deksa? Aku sulit menemuinya di kampus. Pesanku tidak dibalas," kata Alex to the point. Jadi inilah alasan kenapa Alex berhenti.

"Sepertinya dia sangat sibuk. Hari ini aku sama sekali tidak melihatnya," jawab Haigar apa adanya. Karena terakhir ia melihat pemuda itu saat seminar. "Ada apa? Apa kalian akan melakukan demo lagi?" tanya Haigar.

Mahasiswa jurusan Ilmu Politik itu tersenyum seakan mengagumi tebakan Haigar yang tepat sasaran. "Benar. Sepertinya Deksa juga tahu maksudku menghubunginya. Mungkin dia lelah dan memilih menghindar dariku, tapi jujur saja, bersama Deksa semua orasiku menjadi matang dan tidak meleset untuk mengkritik pemerintahan kita."

Deksa memang sepintar itu, dia bisa melihat seluk-beluk jalannya politik pemerintahan hanya dengan melakukan analisis kecil.  Kontribusinya memang sangat besar dan itu berhasil menggagalkan kebijakan Perdana Menteri Kelan tentang pernikahan selir untuk raja dalam diskusi terbuka yang dilakukan oleh para mahasiswa dan pemerintah. Walaupun Alex yang menyampaikan poin-poin yang telah dirancang oleh Deksa. Hal ini membuat Haigar heran, kenapa pemuda itu mengambil ilmu pemerintahan dibandingkan ilmu politik.