ngambek

3.8K 111 3
                                    

Buat kalian semuaaaaaaa nyaaaa yang mampir kesini paling enggak pencet gambar bintang di sebelah kiri bawah, ingat kalian baca berarti kalian juga berpartisipasi buat mendukung penulisnya.

INGAT???? Kalian baca juga harus menghargai hasil dari karya pemikiran penulis, mengesampingkan alur yang nggrotal gratul dan penulisan yang banyak typo nya, paling enggak kalian berikan komentar untuk gimana jalannya ceritanya,


Aku buat cerita juga pengen dari ide kalian yang nanti aku jadiin satu dengan ide aku, komen juga jika ada typo atau ada alur yang belibet biar aku bisa ngejelasinnya..



Sekian and terima kadonggh🙏
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

......

.
.
.
.
.
..

Happy reading..





















"emm kak seminggu lagi di sekolah mau ngadain perkemahan dan em tahun kemaren kan Raka gak ikut nah kalau-

"gak" belum sempat anak lelaki yang menyebut namanya Raka tadi menyelesaikan ucapannya namun sudah di dahului oleh cowok di sampingnya yang tak lain adiknya sendiri 'Erik Wiliam groston'

"kenapa sih orang kakak tanya kak Fitri kenapa kamu yang sewot" Raka melirik sinis Erik yang berada di depannya
"aku gak izinin berarti kakak gak boleh ikut"
''kaka gak perlu izin kamu buat pergi lagian kamu adik bukan kakak"
"kakak lupa sama peraturan nya? bukannya menjawab Erik malah memberi pertanyaan Balik,

"CK, tapi ini kan kegiatan sekolah jadi semua wajib ikut nanti kamu juga bakal ikut"
"terserah tapi kakak gk boleh ikut dan itu tidak menerima penolakan"

"kenapa sih kan kakak tanya kak Fitri kamu mending diem aja deh, em boleh ya kak" ia menampilkan wajah memelasnya demi bisa meluluhkan hati Fitri. sedangkan si empu yang di tatap menghela nafas tadi ia membiarkan saja Erik dan Raka berdebat di meja makan itu sudah biasa terjadi sebelum sebelumnya, lagian mungkin dia akan mengizinkan Raka karna itu juga termasuk kegiatan wajib sekolah selain itu biar Raka juga merasakan rasanya kemandirian.

"Hem Kaka izinkan tapi-
"kak~ di dalam hutan itu bahaya iya kalau kak Raka bisa jaga diri dan gk tersesat, jalan jalan komplek saja bisa tersesat dia apalagi nanti di tengah hutan" Erik tak memberi kesempatan Raka untuk bicara dan lagian ia bingung dengan pikiran Kaka nya udah tau Kaka laki laki satu satunya itu penakut, cengeng, dan keras kepala masih saja di turuti.

"CK, kenapa Erik jadi kompor sih"
"gak ya kak, Kaka itu-
"apa? Kaka udah dari dulu gk pernah rasain namanya kemah sekolah giliran kamu aja ikut giliran kakak aja selalu kamu larang Erik egois"
Ting
greeeg

suara dentingan sendok yang keras dan decitan kursi yang bergeser menandakan Raka benar benar kesal, ia menghentak hentakkan kakinya menuju kamar.

sedangkan di ruang makan keadaan berubah menjadi hening,
"gak salah kalau Raka marah sampai kayak gitu, kamu sih"
"Kaka juga sama kenapa di izinin anaknya udah tau, dia pelupa. jalan keliling kompleks aja dia lupa jalan pulang, ini! mau ke hutan" bukan apa apa dia tidak mengizinkan melainkan ia hanya waspada lagian tidak 24 jam nanti dia bisa menemani Kaka nya huh jika begini, dia lagi yang serba salah.

"hah udahlah terserah kamu aja... Kaka ke atas, habisin makanan kamu, jangan lupa bujuk Kaka kamu juga"

sedangkan di dalam kamar seorang pemuda sedang memberengut kesal, posisinya ia tengkurap sambil memanyunkan bibirnya, jika ada orang yang melihatnya mungkin pipinya sudah menjadi korban nya, karna terlalu gemas.
"CK, punya adek bukannya menguntungkan malah buntung" huh ia sangat kesal, padahal apa susah nya sih bilang iya! banyak sekali peraturan nya gak boleh itulah gak boleh inilah huh, hei dia bukan anak SD yang harus di atur sedemikian rupa.

"dari pada makin kesel mikirin dia mending ngegame bareng bara"
Bara Axelio atau kerap di panggil bar bara oleh Raka, mereka sudah bersahabat dari zaman SMP walaupun pada awalnya ada sedikit cekcok dengan adek nya perihal, sang adik yang kurang setuju ia berteman oleh bara, eh satu lagi kawannya Raka. namanya Damar Aryono, namun seperti jalannya waktu akhirnya sang adik sudah biasa saja.

karna apa! Yap karna keduanya kadang juga seperti adeknya yang OVERPROTEKTIF namun masih di batas wajar, beda lagi nanti dengan Erik.

Saat sedang asik asik nya bermain, ia harus terganggu oleh suara dari pintu yang terbuka mengalihkan perhatian nya pada seseorang yang masuk tanpa izin si pemilik yang tak lain ia sendiri, siapa lagi kalau bukan adiknya yang menyebalkan nya mengalahkan kutub es,

Ia hanya menolah sebentar setelah itu melanjutkan permainannya kembali, ia sedang ngambek cerita nya tuh sama si Erik kampret,

"Kak" tak ada sautan dari orang yang ia ajak bicara, melangkah mendekati sang kakak yang sedang main game di handphone dengan tiduran,
"Aku lagi ngomong loh sama Kaka" ia duduk di samping kakaknya yang rebahan.
"Kaka"
Hening tak ada sahutan lagi,
"Aku ambil handphone nya atau jawab panggilan aku" ancamnya, geram? Tentu saja mungkin orang lain yang berada di posisi Erik saat ini juga merasakan hal yang sama,

"CK, ganggu aja" Raka malah berbalik membelakangi adiknya yang menatap dirinya dingin, masa bodo dengan tanggapan adiknya, masalahnya ia saat ini sedang kesal karna masalah di meja makan tadi.

Tanpa banyak kata lagi Erik langsung merampas handphone Kaka nya dan menyimpan nya di saku celana nya, Raka? Anak itu tak berteriak ataupun merengek meminta di kembalikan, malahan saat ini ia memasang wajah sinis dan memandang kesal orang yang mengganggunya bermain game.

"Kembaliin" tangannya menengadah meminta barang favorit nya di kembalikan.
"Aku mau ngomong dari tadi, tapi malah sibuk sendiri, handphone Kaka aku sita dan akan aku berikan dua hari kemudian" Raka melotot tak terima, tentu saja hei satu hari tanpa handphone saja ia akan mati kebosanan, anak ini termasuk sudah hampir kecanduan handphone akhir akhir ini karna baru mendownload permainan baru yaitu free fire, ia mengetahuinya dari salah satu teman di kelasnya saat tanpa sengaja melihat anak itu memainkan game ini, melihat itu Raka menjadi tertarik dan meminta temannya untuk mengajarinya bermain.

Bahkan kedua sahabatnya ternyata juga mempunyai permainan itu, karna ia ingin semakin bisa ia selalu meminta ajarin kedua sahabatnya itu meskipun awalnya harus ada sedikit perdebatan kecil.

"Mana bisa gitu kembalikan gak!" Matanya menatap garang adiknya namun malah di tatap santai oleh Erik, santailah
Orang mukanya Raka bukan nya serem malah lucu.
"Gak mempan, hp Kaka tetep aku sita salah sendiri akhir akhir ini keseringan main hp"
"CK, mana ada keseringan orang mainnya jarang juga"
"Huff, main hp sampai kemarin lupa makan dan mandi" ya kemarin Minggu Kaka nya ini dari bangun tidur sampai malam bermain handphone itupun hanya istirahat tidur siang saja setelah bangun lanjut main lagi,

Kenapa ia tidak menegur, karna ia sedang ikut Kak fitri nya menemui rekan bisnis dan itupun pulangnya larut malam dan saat malam itu ia tiba di mansion, dirinya di suguhkan dengan pemandangan yang emm...
Kaka nya tidur di ruang tamu dengan handphone yang masih menyala dan itupun kepalanya terambang di pinggiran sofa,

Para maid dan bodyguard melaporkan satu hari itu pada Erik, dan yahh kalian tau lah akhirnya Raka terkena omel oleh adek dan Kaka nya, berakhir terkena hukuman dan esoknya sakit karna telat makan dan kurang istirahat.

Back to topik>

"CK, ngomong apa" ujarnya ketus.
"Mama papa sama Abang nyuruh kita mau balik ke-
Belum selesai Erik berucap Raka sudah berdecak dan membalikkan tubuhnya membelakangi adiknya, lalu menutup diri nya dengan selimut.
"Kalau cuman mau ngomong itu mending keluar Raka ngantuk" huh selalu saja seperti ini ketika Erik membicarakan tentang orang tua mereka, bukan hanya sekali dua kali mereka menanyakan kapan mereka akan kembali bahkan sudah berkali kali,

"Kak sudah-
"KU BILANG PERGI YA PERGI

"Kak"

Bersambung..

Hola hola aku buat cerita baru buat kalian para readers setiaku semoga suka ya, aku akan buat sedikit konflik didalamnya, jadi buat kalian yang ingin usul ceritanya mau gimana,

Ok see you the next part>

RAKA GREYSON Where stories live. Discover now