16. Jose Aneh

259 37 6
                                    

Tangan Jose sedang merapikan kertas-kertas yang berisi jawaban ­post test dari adik tingkatnya. Laboratorium hanya tersisa dirinya yang bertugas untuk mengunci pintu dan mengembalikan kunci ke penjaga.

Saat sedang mengunci pintu, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Jose pelan yang membuat laki-laki tinggi itu sedikit terkejut.

Jose menoleh dan mendapati seseorang yang baru dia kenal beberapa minggu ini, "Kenapa?" tanya Jose pada perempuan berambut pendek yang malah asik membuka map kertas yang dia bawa.

"Punya anak lo keselip di gue," ucap perempuan itu seraya menyerahkan selembar kertas yang langsung disambut oleh Jose.

"Oke, makasih ya." Sebenarnya Jose tadi sempat menyadari bahwa salah satu jawaban milik praktikannya hilang. Dia berniat menanyakan hal tersebut ke grup ketika sudah sampai rumah, tetapi malah ada yang menyadari lebih dulu.

Baguslah. Jose tidak perlu repot-repot lagi.

"Gue duluan ya," pamit Jose pada temannya itu dan berjalan menuju pos satpam untuk mengembalikan kunci laboratorium yang dia bawa.

Jose berjalan melewati gedung berlantai empat ini menuju gedung UKKHMP yang ada di depan sana setelah mengembalikan kunci. Tujuan Jose setelah praktimum saat ini hanyalah sekre, dia ingin mengistirahatkan badannya setelah menemani kegiatan praktikum yang lumayan menguras banyak energinya.

Ingin rasanya Jose langsung pulang ke rumah, namun apalah daya nanti malam masih ada kegiatan lain yang harus Jose ikuti dan tidak mungkin dia tinggalkan.

Saat sampai di depan sekre, Jose mendapati Gabe sedang duduk manis di kursi teras sekre. Pemandangan yang sudah lama tidak dia jumpai dari seorang Gabe, setelah absen beberapa minggu dari seluruh kegiatan sekre.

Bahkan seingat Jose, Gabe mencoba menghindari untuk berinteraksi dengan semua orang yang berkaitan dengan UKM teater yang penah dia ikuti ini. Mungkin waktu istirahat Gabe telah usai, begitu pikik Jose.

"Lo bisa nggak sih mainnya!!" seru Hudan yang duduk tepat di sebelah Gabe. Mereka berdua tengah asik bermain ponsel masing-masing sampai tidak sadar kalau Jose telah duduk di seberang mereka.

Seluruh interaksi Hudan dan Gabe tidak luput dari pandangan Jose, mulai dari menyenggol hingga saling memukul satu sama lain. Jose tahu kalau Gabe memang dekat dengan Hudan, namun dia tidak tahu kalau mereka bisa sedekat ini.

Jose merasakan ada pergerakan kecil dari kursi yang dia duduki, kepalanya menoleh dan mendapati Winny yang ikut duduk di sebelahnya. Perempuan itu memberi kode pada Jose untuk mendekat seakan akan Winny ingin memberi tahu sesuatu pada Jose.

"Kak Gabe sekarang sama kak Hudan ya? Bukannya waktu itu deketnya sama lo ya, kak?" bisik Winny dengan suara sangat pelan, tapi sangat mudah dimengerti oleh Jose.

Laki-laki di samping Winny ini pun hanya bisa menjawab dengan mengangkat kedua bahunya malas pertanda dia tidak menahu tentang kedekatan Gabe dengan Hudan. Yang Jose tahu, mereka berdua hanyalah teman dekat layaknya Gabe dekat dengannya begitu juga dengan Mandi.

Berbicara soal Mandi, sepertinya hipotesis Jose tentang laki-laki itu akan segera terbukti. Entah hanya Jose saja yang sadar tentang kedekatan Mandi dengan Yasi atau yang lain juga merasakan hal yang sama dengannya.

Sebenarnya kedekatan Mandi dengan Yasi bukanlah sesuatu yang salah. Jose malah ingin mendukung kedekatan mereka berdua, selama itu berdampak positif untuk keduanya. Siapa tahu dengan dekatnya Mandi dengan Yasi akan mengurangi tingkah tengil laki-laki gila itu.

^_^

Latihan kali ini bisa dibilang sangat melelahkan bila dibandingkan dengan latihan-latihan sebelumnya. Hari ini Jose tidak bisa melewatkan latihan utama meskipun dirinya bukanlah actor dalam pementasan ini.

Seluruh panitia pentas produksi yang hadir wajib mengikuti pemanasan dan latihan utama bersama dengan para actor. Tentu saja semua ini permintaan Mbak Dewi – sutradara pentas produksi kali ini.

"Tahu gitu gue nggak berangkat latihan," keluh Mandi sambil berjalan dengan kedua tangannya dia bebankan ke pundak Jose di depannya.

"Berangkat capek, nggak berangkat kena marah," sahut Winny seraya berjalan mendahului Jose dan Mandi yang masih berjalan dengan malas karena energy mereka telah terkuras habis.

"Sumpaaaah ya, Gabe curang banget." Mandi menghela napasnya lega karena bisa sampai di depan sekre, "Bisa-bisanya dia ke sekre Cuma mau mabar sama Hudan. Dasar cewe gila," ucap Mandi yang kemudian masuk ke dalam sekre.

Jose baru ingat, kalau perempuan bernama Gabe tadi izin pulang duluan ketika matahari pulang tenggelam. Lagi dan lagi, kedekatan Gabe dengan Hudan semakin membuat Jose sedikit merasakan keanehan di dalam dirinya.

Biasanya seorang Gabe akan meminta Jose atau Mandi untuk mengantarnya pulang ke kosan, namun hari ini Gabe langsung menarik Hudan untuk pergi dari sekre sesegera mungkin sebelum anggota sekre semakin banyak yang datang.

"Kak, malem ini makan di mana kita?" pertanyaan Yasi membuyarkan lamunan Jose.

Perempuan bernama Yasi itu sedang mengenakan sepatu dengan Mandi berdiri tepat di samping perempuan itu.

Pertanyaan yang sangat Jose dan Mandi tidak sukai selama berteman dengan Gabe. Biasanya Gabe yang memutuskan di mana mereka akan makan atau pergi bermain. Karena perempuan pengambil keputusan tidak ada, Jose menjadi bingung untuk memilih tempat mana yang harus mereka kunjungi untuk makan malam.

"Gerbang depan aja, jam segini udah sepi," sahut Hudan yang muncul dari kamar mandi dengan tas ransel yang sudah berada di punggungnya. Usulan Hudan langsung disetujui oleh semua orang yang ingin ikut makan malam bersama.

Hari ini Jose full menjadi pengamat interaksi orang-orang di sekitarnya. Kedekatan Mandi dengan Yasi semakin hari semakin jelas. Terbukti dengan malam ini yang mereka berdua otomatis membonceng satu sama lain tanpa ada tawar menawar.

"Ohiyyyaaa, Gabe udah makan belom sih?" tanya Mandi sambil menghentikan motornya tepat di samping Jose.

"Biar gue yang tanya!" seru Hudan dan Jose secara bersamaan.

Jawaban kompak kedua laki-laki itu membuat Mandi dan Yasi saling melemparkan tatapan bingung. Suasana sunyi yang tiba-tiba muncul pun tidak bisa terhindarkan lagi.

Jose mencoba berdehem pelan dengan maksud memecah suasana sunyi ini, "Lo aja Dan yang telpon Gabe, kalau dia mau ikut makan sekalian lo jemput aja." Jose naik ke atas motornya seraya mengenakan helm, "gue mau ke ATM dulu. Man, gue pesen makan kaya biasa ya."

Setelah menitipkan pesan kepada Mandi, Jose mengendarai motor maticnya dan keluar parkiran menuju ATM berada, meninggalkan tiga orang yang masih terdiam dan terkadang saling menatap karena sama-sama merasa kebingungan.

"Jose kenapa sih?" pecah Mandi karena merasakan sesuatu yang berbeda dari temannya itu.

✨Rien

Tiga Orang Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang