clingy : 10

5K 728 17
                                    


Lisa pov.

"Agak kesamping sedikit, nah iya iya seperti itu Joy-ssi"

"Kau juga Sana-ssi, majukan tubuhmu dan angkat sedikit dagu mu"

Aku memotret dua model yang akan menghiasi sampul majalah.

Aku maju kedepan, mengarahkan kamera ku dan dengan fokus membidik keduanya.

"Sempurna" aku tersenyum puas begitu melihat hasil foto ku.

"Bolehkah kami melihatnya?" Aku mengangguk saat Joy dan Sana menghampiriku.

"Nee silahkan" aku tersenyum menunjukkan hasil foto mereka.

"Waah kau memang berbakat Lisa, aku suka dengan hasilnya" kata Sana.

"Aku juga. Selain cantik dan tampan kau sangat ahli dalam mengambil gambar. I like you Lisa" Joy mengedipkan mata padaku.

"Hemm sepertinya ada yang menggoda mu, honey" astaga, aku hampir lupa kalau Jennie bisa mendengar percakapan kami di sana.

Aku memakai airpods btw.

"Ahahah terimakasih" aku tertawa canggung.

"Bolehkah aku meminta nomormu? Kau sangat seksi dengan balutan jaket hitam mu" Sana menyodorkan ponselnya.

"Aku juga mau" Joy ikut menyodorkan ponselnya.

Shit! Jennie-ku pasti sedang kesal sekarang.

"Wah aku tidak terkejut lagi jika ada orang lain yang menyukaimu. Kau memang keren honey tapi hanya aku yang boleh memiliki mu. Awas saja jika kau memberikan nomor ponsel mu, habis kau Manoban!" Nah kan, Jennie-ku beruban lagi menjadi singa betina menyeramkan.

"Emm maaf Sana-ssi, Joy-ssi, aku tidak akan memberikannya karena ada hati yang mesti aku jaga. Aku sudah memiliki kekasih dan dia sangat cantik" kataku.

"Bagus honey" aku tersenyum mendengar suara lucu Jennie.

"Dia tidak akan tahu Lisa, berikan saja dan aku bersedia menjadi yang kedua. Ayolah" Sana mendekatiku, menggodaku dengan mengelus lenganku.

Dia bitch!

"Yaaak! Dasar jalang itu! Aku akan mencabik-cabik tubuhnya!" Teriak Jennie membuat gendang telinga ku berdenging.

"Ssh" aku segera mencabut airpods di telingaku.

"Wae? Kau kenapa Lisa" Joy meneyetuh lenganku.

Oke sudah cukup sebelum kucing menggemaskan ku semakin marah. Jennie jika sudah marah seperti orang kesurupan, aku tidak mau dia mencekik orang sembarangan di rumah sakit.

"Oke hentikan guys, aku sudah memiliki kekasih dan aku sangat mencintainya. Tidak ada yang kedua ketiga dan seterusnya. No! Never!" Aku menyilang kan lenganku.

"Tidak perlu munafik Lisa, orang sepertimu bisanya mempunyai banyak cadangan" kata Joy dan aku tidak terima dengan ucapannya.

"Jaga ucapan mu Joy-ssi, aku tidak seperti itu!" Aku marah menatapnya dengan tajam.

"A-ah okeh maaf Lisa, Joy tidak bermaksud berkata seperti itu. Jangan marah, just joke" kata Sana.

Joy menunduk kurasa dia merasa bersalah dan takut denganku.

"Just joke huh?" Aku menatap Sana.

"Y-yah"

"Joke your ass!"

Aku terlanjur tersulut emosi, tidak tahukah mereka aku sangat mencintai Jennie? Bahkan aku paling anti berjauhan dengannya.

Karena pemotretan sialan ini aku jadi berjarak dengan kekasihku, lebih baik tadi aku tidak usah saja memotret kedua bitch ini! 

Sial aku sangat marah sekarang, aku butuh Jennie.

"Tenang oke, Lisa sudahlah jangan membuat keributan. Joy-ssi Sana-ssi, maaf jika Lisa bersikap seperti ini dia sedang datang bulan, maklum saja dia sangat sensitif" Hyunsuk asisten pribadi ku menengahi kami.

"Edit foto mereka, aku akan pergi sekarang" kataku dengan dingin.

Sebelum emosi benar-benar tidak terkendali lebih baik aku pergi untuk memenangkan diriku.

-

Author pov.

"Bagus sekali Manoban, kau menikmati godaan model itu bukan?" Jennie berkacak pinggang berjalan mondar-mandir sambil menatap Lisa.

Bukannya di sambut dengan baik Lisa malah mendapatkan jeweran di telinganya. Dan sekarang Lisa duduk di atas sofa dengan kedua tangannya di letakkan di atas paha.

Dan satu lagi dia menunduk tidak berani menatap kekasihnya.

"Dan kenapa kau mematikan panggilannya? Kau tidak ingin aku mendengar ucapan kalian kan, kau pasti senang mendapatkan kenalan barumu itu eoh, benarkan?!" Jennie meletakkan kedua tangannya di atas meja, mata kucingnya menatap lurus mata hazel Lisa.

"T-tidak baby, tidak seperti itu aku bisa menjelaskan-"

"Diam! Kau buaya betina genit, aku tahu kalian pasti sudah bertukar nomor. Aku tidak cantik lagi makanya kau ingin mencari yang lain. Dasar genit genit genit" Jennie kesal menahan tangis memukul-mukul pundak Lisa.

Lisa meringis, dia menangkup tangan Jennie lalu membawa gadisnya kedalam pelukannya.

"Lepas, aku tidak mau di peluk orang genit!" Jennie memberontak.

"Tenangkan dulu dirimu baby, aku tidak seperti yang kau bayangkan" lembut Lisa mengusap kepala Jennie.

Perlahan Jennie berhenti memberontak dan sekarang digantikan dengan suara isakan tangisnya.

"Hiks kenapa kau harus menarik di mata orang-orang.. aku capek menahan cemburu" lirih Jennie meremas punggung Lisa.

"Maaf jika aku menarik, salahkan Mommy karena melahirkan putri semenawan diriku"

"Aku tidak becanda! Hikss aku kesal, aku marah, aku benci orang-orang ingin merebut mu dariku! Aku tidak suka huwaaaa.." Jennie menangis mengigit pundak Lisa.

Lisa hanya bisa menahan sakit dan terus menenangkan Jennie dengan mengusap-usap punggung kekasihnya.

•••

Tbc

03/08/23

Cemburunya Nini lucu.

Vote komen lanjut.

clingy [Jenlisa]√Donde viven las historias. Descúbrelo ahora