[29] revealed

228 13 0
                                    

"Materi kita lanjut minggu depan ya anak-anak". Ucap seorang guru kemudian keluar dari kelas.

Bel istirahat telah berbunyi, Jean membereskan peralatan tulisnya kedalam tas, agar tidak berserakan di meja.

"Nay, lo mau ke kantin gak?". Ucap Jean sumringah.

"Kan emang biasanya kita ke kantin kan". Jawab Naya.

"Emm.. Gue lagi males nih Nay, lo aja ya". Ucap Jean lesu, Naya mengerutkan keningnya, perasaan tumben banget.

"Tapi.. Gue nitip beliin siomay ya Nay, lagi pengin nih". Ucap Jean dengan senyumannya.

"Ngidam?". Bisik Naya, agar tidak terdengar oleh murid lain.

Jean mengangguk, dan hanya dibalas helaan nafas oleh Naya.

"Tunggu disini". Ucap Naya kemudian beranjak dari tempat duduknya dan melangkah keluar kelas.

"Makasih Nay!". Ucap Jean lantang.

Satu per satu murid meninggalkan kelas nya, hingga tersisa Jean sendirian di sana.

Sebenarnya dia di kelas juga gabut, dia hanya memandang langit yang ada diluar jendela.

"Langitnya lebih indah ya, sampai gak sadar ada pangeran disini".

Jean terkejut dengan kehadiran seseorang yang tiba-tiba ada disampingnya.

"Riki! Ngagetin gue aja". Ucap Jean terkejut yang dibalas kekehan dari laki-laki tersebut.

"Ini siomaynya dimakan dong, katanya pengin".

"Kok bisa ada di lo?". Heran Jean.

"Tadi ketemu Naya, terus nanya kenapa gak bareng sama Jean, katanya kamu lagi males ke kantin dan cuma nitip siomay". Jelas Riki.

"Terus aku paksa buat ambil alih pesanan kamu, biar Naya bisa makan dengan tenang di kantin". Lanjutnya.

"Ya udah makasih ya". Ucap Jean kemudian memakan siomaynya.

"Je, aku masih belum puas sama alasan kamu buat kita putus, kamu gak semudah itu buat selingkuh sama orang lain kan". Ucap Riki disela-sela Jean makan.

Jean terdiam, dia menghentikan aktifitas makannya.

"Gue serius, udah ada orang lain dihati gue". Bales Jean.

"Aku tau kamu bohong Je, kamu masih cinta kan sama aku?".

"Riki, aku cariin kamu ternyata ada disini?". Teriak Narin tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua.

"Loh kok kamu sama dia? Bukannya kalian udah putus?". Ucap Narin.

"Kata siapa? Kita gak akan putus". Ucap Riki merangkul pundak Jean.

"Kita udah putus Rik". Balas Jean.

"Tapi aku gak mau Je. Dan lo Narin gak usah ganggu kita lagi". Ucap Riki.

"Kenapa sih Rik, kamu mau sama dia?". Ucap Narin.

"Lebih baik lo pergi aja dari sini". Usir Riki pada Narin.

'Awas aja lo Jean, kertas tes itu masih ada ditangan gue'. Ucap Narin dalam hati, dan menatap Jean tajam.

"Tunggu apa lagi, gue bilang pergi". Ucap Riki sekali lagi. Dan Narin pun pergi dari kelas itu.

Jean masih khawatir, sepertinya Narin sakit hati akibat diusir Riki. Dan apa yang akan Narin lakukan padanya.

"Je, kok bengong? Itu siomaynya masih ada loh, gak dimakan?". Ucap Riki yang berhasil menyadarkannya dari lamunan.

Dan semoga saja Narin tidak nekad.

Tak lama setelah itu, Jean menyelesaikan makan siomaynya. Dengan Riki yang terus memperhatikannya dari samping.

"Bentar lagi bel, nggak ke kelas?". Ucap Jean

"Nanti, nunggu belnya aja". Bales Riki.

"Ke kelas sekarang aja". Usir Jean. Namun Riki malah menggeleng, dan tetap berada diposisinya.

Tiba-tiba suara keramaian datang di luar kelas, dan tak lama setelah itu dua orang siswi masuk kekelas.

"Wah parah banget si kalo gini". Ucap seorang siswi yang sedang menatap layar HPnya.

"Iya, enaknya emang dikeluarin aja gak si, dari pada nanti ada korban lagi". Jawab salah satu temannya.

Baru Jean membuka mulut ingin bertanya kepada mereka, namun tiba-tiba Naya datang dengan tergesa-gesa.

"Jean, lo udah liat belum video yang ada di grup sekolah kita?". Tanya Naya mengatur nafasnya.

"Hah? Video apa?". Jean buru-buru membuka HPnya. Dan Riki pun melakukan hal yang sama.

Riki pun terkejut, siapa yang mengirim rekaman cctv itu. Namun Jean lebih terkejut.

Mereka terkejut saat melihat rekaman cctv kelas yang memperlihatkan Jay yang sedang mencium Jean.

"Disini ada yang namanya Jean?". Ucap seorang ketua osis yang tiba-tiba masuk kedalam kelas.

Kemudian Jean menoleh ketika namanya disebut.

"Ada apa?". Tanya Jean pada ketua osis tersebut.

"Gue disuruh panggil lo keruang guru". Ucapnya lalu ia pun pergi.

Jean mulai berpikir, pasti karena masalah ini.

"Aku ikut Je". Ucap Riki yang sudah berdiri duluan.

"Gue juga ikut". Sambung Naya

"Tapi kalian nanti gak boleh masuk ya". Jawab Jean yang hanya diangguki oleh Naya dan Riki.

Jean menghela nafas dan kemudian beranjak untuk pergi kekantor guru.

___________________________

TBC...

Direction of Destiny || JayWhere stories live. Discover now