13 - 15

5 1 0
                                    


(Nusantara Ost: Adi-Paratman Vs Garudalaswara, Antaboga, Sankarshana)

Main Story
Bab: 13
[Babak 1: Jabelan]

"Ini mengingatkanku kepada suatu kutipan dari Bharatayuddha."

Esther mengabaikan suara dari kepalanya, ia yakin jika itu suara dari salah satu kerisnya, entah keris yang mana. Apakah Keris Taming sari? Keris Mpu gandring? Keris Blambangan? Ataukah Keris Nogosoro? Esther tidak peduli.

Esther menatap tajam Gracia Garuda dengan tatapan permusuhan, begitu pula sebaliknya.

Esther melayang ke atas bagaikan ia diberkahi oleh kekuatan dari keris-keris itu.

"Makhluk fana, kau tidak boleh kelewat sombong, hanya karena mendapatkan bantuan kekuatan dari keris-keris tersebut." Hina Gracia Garuda.

Esther seakan menulikan ejekan dari Gracia Garuda dan tingginya pun mulai sejajar dengan Gracia Garuda.

"Kau lebih baik menyerah!"

"Engkau pasti akan kalah melawannya."

"Tidak ada peluang kemenangan untukmu."

"Lancang sekali dia menantang Tuan Garudalaswara."

"Menyerah lah secepatnya."

"Engkau tidak akan bisa menggunakan kekuatan dari keris-keris itu, percayalah kepadaku."

Esther tidak peduli hinaan dan ejekan dari para roh Anito juga Banaspati, namun ia salut dengan semangat dari Yusta, "Ayo Esther! Kalahkan dia! Goreng dia menjadi burung goreng! Bakar dia menjadi sate ayam! Janganlah engkau menyerah dan lawanlah kediktatoran tersebut!!" Ucap Yusta dengan supportif sekali.

Esther hanya tersenyum kecil lalu mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerangnya, walaupun ia tidak pernah menggunakan kekuatan dari keris-keris itu, namun ia yakin jika kekuatannya pasti sakti sesuai dengan rumor yang beredar.

"Jangan berlagak sok kuat kau." Ucap Gracia Garuda, lalu dia terbang lebih tinggi ke atas hingga menembus awan abu-abu yang tebal itu.

Esther hanya melihat saja dan menunggu sebuah serangan darinya, walaupun ia tidak tau apakah itu salah satu teknik serangannya.

KEAAAWWWW!!!!
Terdengar suara elang yang sangat menggelegar, bahkan suaranya itu bagaikan suara amarah dari burung phoenix, (memangnya tau bagaimana suara phoenix?)

Bersamaan itu pula, muncul sebuah cahaya berwarna merah keorenyan dibalik awan abu-abu yang tebal itu, lalu kemudian awan-awan tebal itu mulai menyingkir dan memperlihatkan Garuda yang sudah siap dengan beberapa bola api yang hampir mirip dengan sebuah meteorit.

Esther yang melihat itu segera membuat sebuah pelindung, 'Cahyaning pangarep-arep (pelindung cahaya harapan)' muncullah sebuah lingkaran yang berbentuk kain sutra dengan beberapa lafalan syair-syair Kakawin.

Garuda segera menghujani Esther dengan beberapa bola apinya, ditambah dengan kepakkan sayapnya yang menambah kecepatan dari bola api itu, belum berhenti sampai situ saja. Garuda segera berpindah lokasi dan melakukan manuver kebawah

Saat hampir sampai dibawah, Garuda segera terbang ke atas lagi dengan menyisakan sebuah kebakaran hebat di hutan tersebut.

Esther yang sudah menerima semua serangan dari Garuda, segera ia melancarkan serangan 'Ambĕk saŋ paramārthapaṇḍita huwus limpad sakêŋ śūnyatā (Batin sang tahu Hakikat Tertinggi telah mengatasi segalanya karena menghayati Kehampaan)' muncul beberapa keris-keris kecil bercahaya yang berjumlah sekitaran ratusan hingga ribuan.

The Tales Of Journey EsthersOù les histoires vivent. Découvrez maintenant