THE MAID: CHAPTER 03

1K 170 7
                                    

Demon souls behind their innocent masks.

***

[ RENJUN X 00L DREAM ]

***

Hari pertama menginjakkan kaki di mansion putera Lee maka di hari itu juga lah Renjun mulai bekerja sebagai seorang maid disana, sendirian tanpa adanya teman untuk mengobrol. Tinggal bersama ketiga tuan muda Lee dengan karakternya masing-masing. Sejauh ini, Renjun hanya mengenal Lee Jeno dan Lee Donghyuck, si bungsu Lee belum terlihat dan Donghyuck mengatakan bahwa si bungsu memang senang menyendiri di kamar pribadinya.

Renjun mencoba memahami dan mulai bekerja sebagaimana mestinya, walau harus mempertebal kesabaran sebab Donghyuck selalu membatasi pergerakan dirinya. Lelaki berkulit cokelat itu selalu saja mengikuti kemana pun Renjun melangkah bagaikan seekor anak ayam kepada induknya, sudah berulang kali di nasihati oleh Seulgi dan Jeno untuk tidak menganggu Renjun, Donghyuck tetap keras kepala sehingga Renjun membiarkan kemauan tuan muda nya itu.

Hari semakin gelap seiring waktu, membuat suasana mansion semakin menyeramkan dengan nuansa dark elegant-nya. Memang bagus di lihat, terlebih seluruh barang yang berada di sini merupakan barang termahal dan juga antik, namun bagi Renjun ia selalu berfikir bahwasanya selera para tuan muda nya ini sangatlah buruk, bintang satu baginya.

Rasanya Renjun ingin sekali memberikan sebuah dekorasi yang sedikit bercahaya dan hidup, tidak gelap meremang menyeramkan seperti ini. Terlebih mansion ini bukan main luas nya, benar-benar menguras energi dirinya. Renjun menghela nafas setelah membersihkan dan merapihkan seluruh ruangan, melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam sore tepat, satu jam lagi makan malam akan di laksanakan dan Renjun dengan cepat mulai memasak menu makan malam.

Seulgi telah kembali dua jam yang lalu, hal ini membuat Renjun sedih sebab tak ada lagi yang bisa ia ajak bicara. Sebenarnya ada, Lee Donghyuck, hanya saja Renjun terlalu malas bertemu lelaki itu yang selalu saja bersikap manja terhadapnya dan selalu melarang dirinya untuk melakukan apapun selain membalas perkataan Donghyuck dan membiarkan lelaki itu terus menerus memberikan tanda cinta di area leher.

Renjun sudah memperingati namun yang ia dapatkan adalah tatapan tajam bak mata elang yang siap menerkam mangsanya, hal ini membuat nyali Renjun menciut hingga ia membiarkan apapun sesuka Donghyuck, asalkan tidak merugikan dirinya. Dan untung saja, Donghyuck telah pergi dan berkata kembali ke kamar guna membersihkan diri.

Dengan tenang namun bergerak lincah, Renjun mulai membuat menu makan malam yang tercium sangat lezat, membuat sang pencium aroma menjadi tidak sabar untuk segera memakannya. Kini, lelaki mungil itu tengah mencicipi beberapa makanan yang hampir matang, kepalanya mengangguk mantap kala lidahnya mencecap rasa pas akan rasa.

Tanpa sadar bahwa ada seseorang yang turun sembari menyeret sebuah boneka kelinci putih dan terlihat jelek dengan jahitan asalnya. Seseorang ini memiliki postur tubuh tegap berotot, wajah yang terlihat tampan namun juga polos memakai kaos putih kebesaran dengan celana panjang kebesaran. Mata pemilik bulu mata lentik itu mengerjap beberapa kali, lalu tersenyum lebar dan berjalan mendekat setelah melempar asal boneka kelinci miliknya.

Grep!

Akh—” Renjun berjerit tertahan kala tubuhnya sedikit terhuyung ke depan kala sebuah pelukan erat ia terima. Sedikit menolehkan kepala hingga ekor matanya menemukan sesosok lelaki tinggi beraroma maskulin bersurai putih sedang mendekap seraya menghirup dalam aroma tubuhnya.

MAHSYAR FIELD STORY Where stories live. Discover now