Lembah Bu Gui

799 34 0
                                    

Saat ini Li Lianhua tengah menuntun seekor kuda putih dan berjalan di hutan belantara.

Saat Li Xiangyi muncul, dunia bergolak karena kegembiraan. Tiba-tiba saja banyak legenda dan cerita bermunculan. Konon kemarin dia adalah pahlawan yang menyelamatkan keindahan Danau Daming dan kemarinnya lagi dia berjuang membela kebenaran di padang pasir di Wilayah Barat. Kemudian kemarin lusa, dia menunjukkan kekuatan hebatnya yang tak tertandingi di puncak gunung bersalju, sehingga mencairkan es dan salju yang sudah berusia ribuan tahun. Tiba-tiba saja, lahan pertanian yang gersang di kaki gunung seperti dibanjiri air hujan yang lebat, menguntungkan tanah dan juga mata air.

Dalam cerita itu, pahlawan yang memanggil angin dan hujan, dari Jiangnan ke Wilayah Barat dan kemudian ke pegunungan bersalju dalam sekejap mata, sedang menuntun seekor kuda putih dan berjalan di lembah yang sepi. Air di lembah ini sangat tercemar, terdapat genangan air yang menenggelamkan pergelangan kaki dimana-mana. Selain nyamuk dan lalat merajalela, serangga dan ular juga merayap di sekitarnya. Li Lianhua berjalan dengan susah payah, sementara kudanya mendengus, menunjukkan bahwa dia juga sangat tidak sabar.

Begitu dia keluar dari Balai Baichuan, Li Xiangyi lah yang muncul di dunia. Li Lianhua tidak bisa hidup lagi dan Li Xiangyi yang kembali. Entah bagaimana Xiao Zijin bisa memaafkannya?

Jadi ketika dia keluar dari Balai Baichuan, dia sibuk berpikir di mana harus bersembunyi agar dia aman. Gunung Changbai tinggi dan jauh. Kemungkinan tidak ada bunga teratai di dalamnya. Oleh karena itu, dia menuntun kuda putih yang diberikan oleh Balai Baichuan dan perlahan berjalan ke lembah tanpa jalan kembali.

Di mana pun ada gunung, sungai, gurun, dan tempat-tempat yang jarang dikunjungi, pasti ada hal-hal seperti tidak ada jalan, sungai, gunung, ngarai dan sebagainya untuk kembali. Dan lembah tanpa jalan kembali adalah salah satu tempat yang paling umum. Jadi, begitu Li Lianhua melihat tulisan "Lembah Bu Gui " di gerbang masuk lembah, tanpa berpikir dua kali, dia langsung berjalan masuk dengan gembira.

Setelah masuk, dia langsung menyesal.

Lembah ini tidak besar, tetapi sangat panjang dan sempit. Dasar lembahnya basah dan berlumpur, juga dipenuhi dengan banyak rerumputan mengambang yang aneh. Udaranya sangat lembab, membuatnya sangat sulit untuk bernapas. Pepohonan di kedua sisi lembah cukup lebat, ular dan serangga bermunculan, burung gagak beterbangan dan sesekali muncul patahan tulang putih di tanah. Benar-benar suasana yang melekat dengan tulisan "tanpa jalan kembali (Bu Gui)".

Beberapa saat kemudian, baju zirah Ying Zhu di tubuh Li Lianhua terciprat lumpur. Untungnya, baju zirah itu tidak mudah dirusak oleh pisau dan pedang. Setelah mengganti pakaian lamanya di Menara Teratai, dia takut baju zirah itu sudah menyatu dengan tubuhnya ... Dia tidak menunggangi kudanya, tetapi dengan kuat memegang tali kekangnya dengan satu tangan dan berjalan maju selangkah demi selangkah dengan susah payah.

Telinga Li Lianhua terus saja berdenging, matanya silau, dan jantungnya lelah. Maka dari itu, dia hanya bisa menutup matanya. Bagaimanapun juga, matanya yang terbuka itu sudah hampir buta dan dia tidak berani duduk di atas kuda putih itu. Alasan pertama, karena dia tidak bisa melihat. Jika kuda putih itu lewat di bawah pohon besar di jalan ini, dia pasti akan jatuh karena menabrak pohon. Yang kedua, entah sejak kapan dia mulai sedikit takut ketinggian, dan dia sedikit gugup ketika dia duduk di atas kuda, jadi dia menuntun kudanya dan membiarkan kuda itu memimpin jalan untuknya.

Namun, karena dituntun oleh seekor hewan dan dia tidak dapat melihat, Li Lianhua berjalan di lembah tanpa jalan kembali yang menakutkan, dengan kaki penuh dengan kotoran. Udaranya sangat kotor juga pengap, membuat Li Lianhua semakin kesulitan untuk bernapas dan lambat laun dia tidak bisa mengimbangi kuda besar itu. Dia harus tiga atau empat kali menaik napas ketika dia mengambil langkah. Dia sangat menyesalinya. Jika dia terus seperti ini, bukannya menemukan tempat yang sempurna untuk bersembunyi, dia malah menemukan tempat yang sempurna untuk mengubur tulang belulangnya.

Mysterious Lotus Casebook (4 Bab Terakhir)Where stories live. Discover now