21. He Will Be Okay Today (a promise)

4.6K 692 118
                                    

Guys mulai coba kasih komentar di setiap paragraf yuuuk?

Dukungan berupa vote, komentar, dan antusiasme kalian akan sangat berarti untuk penulis. Jangan lupa klik bintangnya ya!

EH CHAPTER KALI INI PANJANG LOOOOH.

selamat membaca

. . .

Bab 21

He Will Be Okay Today (a promise)

Beruntung Dara berteman dekat dengan Cherin si anak student council yang tahu kondisi sekolah dan Sarah si wikipedia berjalan. Jadi Dara tidak terkejut melihat semua siswa berbondong - bondong pergi ke lapangan siang ini. SMA Pelita Dharma akan bertanding melawan SMA Merdeka. Katanya, Dharma tidak boleh kalah jika ingin masuk ke babak semifinal.

"Atas nama Dara!" Senyum Dara terbit, ia melangkah mengambil jus kesayangannya yang belakangan ini antriannya semakin tidak masuk akal. Mulutnya bersenandung kecil selagi tangannya menenteng tiga jus; strawberry miliknya, manga punya Cherin, dan sirsak punya Sarah.

"Bagi dong," tangannya bergerak ke atas saat jus kesayangannya dirampas. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Giory Nalendra jelek (ganteng) yang entah datang dari mana. Mulutnya sudah terbuka akan melayangkan protes tapi raut wajah Giory yang pucat pasi membuat Dara mengurungkan niat. "Gue nyerah kalau disuruh ngantri beli jus ini," ungkap Giory mengembalikan jus yang sudah diteguk seperempatnya.

"Lo abisin aja." Gila ya, Dara impulsif sekali memberi jus strawberry kesayangannya. Padahal ia mengantri lebih dari 20 menit untuk tiga buah jus.

Giory tertawa, "Ga apa, gue iseng doang." Lalu nafas Giory berhembus panjang setelah tertawa lepas. Wajahnya yang pucat pasi, tatapannya yang kosong, dan jemarinya yang tidak bisa diam, mengingatkan Dara akan demam panggung yang dideritanya sebelum pertunjukan piano.

"Kak Giory," Dara berjalan lebih cepat agar berdiri di depan Giory, "Lo inget mantranya?"

"Mantra apa?" Giory memberikan atensinya, "Wingardium Leviousa?"

"Leviosa, bukan Levi-ousa." Dara spontan mengoreksi sambil memutar matanya malas. Balasannya mengundang decak tawa Giory, "Maksud gue mantra yang gue buat waktu itu," timpal Dara lagi.

"Setelah gue passing bola, gue bilang gini dalam hati 'he can do it, he will be alright, so are we'. Gue inget."

Dara tersenyum puas sambil mengangguk pelan, "You will be okay today."

. . .

Arah pandang Giory berputar seratus delapan puluh derajat ketika lututnya menghantam rumput. Giory tidak punya waktu menangisi rasa sakitnya, lelaki pemilik gelar kapten itu langsung bangkit untuk berlari mengejar bola yang direbut lawan sangat kasar. Tidak ada peluit pelanggaran dari wasit padahal Giory jatuh didorong. Persetan, Giory harus menahan pemain ini membawa bola ke area gawang.

Jantungnya bergemuruh kencang, benaknya kosong, dan matanya berpendar sampai menemukan Darrin yang berlari ikut menahan pemain lawan. "Darrin!" Giory memberinya instruksi untuk menjaga sisi kiri. Darrin mengikuti arahannya dan sedetik kemudian bola itu berpindah, jauh, melambung tinggi di udara. Jantung Giory bergemuruh dan langkahnya berhenti ketika melihat ruang dimana bola itu akan jatuh, "Taka!" Giory memanggil rekannya lantang meminta Taka berpindah posisi mengejar bola yang akan jatuh itu.

Bola yang jatuh menghantam rumput diambil pemain lawan yang langsung menendang bola ke gawang.

"GOL!"

Walk to 17th: Dara & Giory [TERBIT]Where stories live. Discover now