11

104 27 10
                                    

_ Happy reading _
oOoooo

Keempat pemuda pemudi itu akhirnya selesai mengerjakan tugas kelompok mereka hingga pukul lima sore. Di sore hari ini cuaca terlihat sangat cerah secerah senyuman Zellin yang asik bermain dengan Elvina, sementara Aldi dan Naura sudah lebih dulu pulang.

"Kak Zellin, kena!" seru Elvina girang karena Zellin kalah dalam permainan gunting batu kertas, dan kini wajah Zellin sudah kotor dengan tepung yang menjadi hukuman bagi sesiapa yang kalah.

"Kali ini Kakak gak bakal kalah," pungkas Zellin bersiap untuk kembali melanjutkan ronde permainan mereka. Kali ini keberuntungan berpihak pada Zellin.

"Yeyy, Elvina, kena." gadis itu menoel pipi chubby Elvina menggunakan tepung, keduanya tertawa riang bersama.

"Asik banget sampe abangnya di lupain," potong Elvano yang baru datang dari kamar lalu duduk di sofa.

"Abang mau ikut main?" tanya Elvina.

"Emm ... nggak deh. Udahan mainnya, kita jalan-jalan sekarang," kata Elvano.

"Asikk." Elvina bersorak gembira.

"Eh, Non Vina ikut, Den?" tanya Bi Ila, pembantu di rumah Elvano yang sedang memberesi beberapa mainan Elvina yang berserakan.

"Iya, Bi, tadi kata Papa jangan di tinggal. Bibik mau ikut juga gak?" tawar cowok itu.

"Aduh, pengen sih tapi kerjaan Bibik belum selesai takut di marahin Ibu dan Tuan," tolak perempuan yang berusia lima puluhan itu.

"Tenang aja selagi Elvan yang ajak gak bakal ada yang marah, lagian Elvan sama Zellin mau beli barang buat bikin kue besok, Bibik bantu pilihin solnya Bibik yang sering bantu Mama bikin kue," papar Elvano.

"Emm ... boleh deh," Bik Ila setuju dan keempat orang itu segera pergi sebelum hari semakin malam sebelumnya Zellin membersihkan wajahnya terlebuh dahulu begitu juga Elvina.

Elvano mengendarai mobilnya dalam kecepatan di atas rata-rata sembari mendengarkan musik dari playlist kesukaannya.

"Meski bibir ini tak berkata, bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita, dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara, bahwa aku inginkan kau ada di hidupku." Elvano bersenandung kecil mengikuti lirik lagu yang ia putar.

"Perasaan lo dari tadi muterin lagu buat ngodein seseorang mulu, lagi suka sama seseorang lo?" tanya Zellin.

"Iya, Non. Den Elvan sering cerita kalau dia suka sama teman kelasnya," Bik Ila yang duduk di belakang langsung menjawab pertanyaan Zellin.

"Wah, siapa?" gadis itu antusias ingin tau siapa crush dari seorang Elvano.

Elvano mengulum senyum tipis. "Gak usah di kasitau, Bik, orang kepo giginya cepet ompong," potong Elvano.

"Kalau suka bilang bang ntar di embat orang lain," imbuh Zellin.

"Iya gue suka dia, tapi dia suka orang lain," balas Elvano.

Deg

Mobil Elvano tiba di hadapan salah satu supermarket besar yang ada di Jakarta. Keempat orang itu masuk guna mencari barang yang ada dalam daftar belanjaan yang di kirim oleh Devina tadi dan Bik Ila juga ingin membeli beberapa barang dapur yang mulai kurang di rumah, untuk uangnya nanti akan di ganti oleh Devina.

Kisah Untuk Erlangga  [On going]Where stories live. Discover now