XIV. The Dignity

12 2 0
                                    

"Kenapa kau menatapku begitu?" Tanya Lucas setelah ia bangun dari posisi tidurnya dan duduk tepat di hadapan Annastasia yang masih berjongkok.

Lucas menatap Lurus Annastasia.

"Apa Pangeran sudah baik-baik saja?" Pertanyaan yang tiba-tiba muncul dari benak Annastasia setelah ia mengingat kejadian mengerikan yang sebelumnya terjadi.

"Bukankah harusnya aku yang bertanya begitu padamu? Karena tangan mungil itu sudah menahan kekuatan besarku." Lucas berkata sambil melirik ke arah kedua tangan Annastasia yang ia sandarkan pada lututnya.

"Aku baik-baik saja, walau aku begini tapi aku cukup kuat." Jawab Annastasia sambil tersenyum lebar.

Melihat senyuman Annastasia Lucas menyadari bahwa memang ada yang berbeda dari Annastasia. Kebetulan yang terus terjadi saat berada di dekatnya bukanlah sebuah kebetulan. 

Perempuan ini memiliki sesuatu yang bisa meredakan kegilaanku, dan untuk pertama kalinya aku bisa merasa damai seperti ini... Ini berbahaya. Kata Lucas pada dirinya sendiri.

"Walau kau kuat, mustahil bisa menahan pedangku. Dan lagi Felix bilang kejadian itu sangat cepat hingga ia pun tidak bisa memperkirakannya. Bisa kau jelaskan mengenai itu?" Tanyanya lagi.

Annastasia terdiam, mana mungkin aku bilang kalau aku pun mendengar suara mengerikan itu dan bisa memperkirakan gerakan pedangnya. 

Akhirnya Annastasia menjawab. "Bagaimana jika kita anggap itu sebagai kebetulan?"

"Sayangnya aku tidak percaya dengan adanya kebetulan." Sela Lucas dengan wajah tanpa ekspresi.

Sedangkan Annastasia hanya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum licik. 

"Sudahlah jika kau tidak ingin menjawabnya dengan serius." Katanya lagi sambil kembali membaringkan tubuhnya.

Annastasia memandangi Lucas yang sedang berbaring dan memejamkan matanya. Kemudian Annastasia berdiri dan berkata. "Baiklah kalau begitu, aku akan pergi karena aku sangat lapar."

Mendengar ucapan Annatasia Lucas kembali membuka matanya cepat. "Kau! bagaimana bisa seorang Nona muda mengatakan itu pada seorang Pangeran?" Teriaknya pada Annastasia yang sudah berjalan pergi meninggalkannya. 

"Nona kau tahu, apa yang di katakan Pangeran benar. Bagaimana bisa kau mengatakan hal memalukan seperti itu?" Bisik Elena yang ikut berjalan pergi.

"Aku sangat lelah, jadi biarkan saja. Aku tidak peduli." Jawab Annastasia. 

Aku belum bisa menata pikiran dan ekspresiku di depan Pangeran setelah apa yang terjadi hari ini. Memikirkannya membuatku sangat lelah. Jadi lebih baik aku menghindarinya sekarang. Pikir Annastasia dalam hatinya.

Lucas berbaring diatas sofa sambil memandangi langit yang terlihat jelas dari balik rumah kaca miliknya. Aku harus menjauh darinya, sangat berbahaya jika Pangeran Kegelapan tahu apa yang terjadi padaku saat berada di dekatnya, terutama mengenai suara-suara yang tidak muncul saat bersamanya. 

---

"NONAAA maafkan atas kecerobohanku ini hingga Nonaku yang cantik ini ditipu oleh perempuan licik itu!!." Teriak Wendy sambil menunduk merasa bersalah di depan Annastasia setelah ia memasuki kamarnya.

"Sudahlah Wendy tidak apa apa, yang terpenting hari ini tidak ada yang terluka." Jawab Annastasia sambil menjatuhkan diri di sofa merasa lelah setelah beberapa hal yang terjadi dalam satu waktu.

"Nona pasti sangat lelah. Oh ya, aku dengar semuanya dari Mei. Nona tahu, saat ini semua orang di istana sedang membicarakanmu Nona!" Wendy berkata sambil meletakkan makan siang Annastasia di atas meja yang berada di depan sofa yang sedang Annastasia tiduri.

"Apa yang di katakan orang-orang?" Tanya Elena yang penasaran.

"Kau tahu, mereka membicarakan tentang Nona yang sangat kuat seperti yang diharapkan dari putri seorang Duke Delphinium. Tapi ada juga mereka yang mengatakan kalau Nona sangat liar dan tidak mencerminkan seorang Nona muda bangsawan yang bermartabat."

Seperti maksud dari ucapan Putri Calista, yaa walau itu tidak sepenuhnya salah. Pikir Annastasia dalam hati setelah mendengarkan ucapan Wendy.

"Hah! kenapa mereka bisa berkata seperti itu?!!" Tanya Elena kesal.

"Itulah maksud dari perkataan Putri Calista padaku, mereka tidak sepenuhnya salah." Annastasia menjawab pertanyaan Elena sambil bangkit dari posisi tidurnya.

"Apa salahnya mahir menggunakan pedang?" Elena kembali bertanya.

"Karena pedang adalah senjata yang dapat membunuh seseorang dengan cepat. Dan seorang Nona muda yang seharusnya bermartabat dan memiliki etika tidak seharusnya memegang senjata berbahaya seperti pedang." Annastasia menjelaskan sambil menatap sedih makanan yang ada di hadapannya.

Elena dan Wendy yang mendengar penjelasan Annastasia pun terdiam dan menunduk. 

Dan faktanya Nona mudaku ini dia adalah seseorang yang ahli menggunakan pedang. Hingga di setiap malam blue moon ia bisa melukai seseorang yang hingga kini kami tidak pernah tahu apa alasannya. Ini sangat miris dan menyedihkan. Lanjut Elena dalam hatinya.

---

"Apakah Anna terluka saat menghadang Pangeran?" Tanya William setelah mendengarkan penjelasan Pengawalnya. Ia cukup terkejut dengan apa yang terjadi hingga menghentikan langkahnya sesaat ketika berjalan menuju ruang kerjanya yang berada di istana bagian barat, tempat para prajurit kerajaan berada.

"Nona tidak terluka Wakil Kapten. Hanya saat ini di istana sudah beredar dua opini tentang Nona Delphinium." Jawab Iron Tulipa pengawal sekaligus tangan kanan William.

"Opini? maksudmu Anna menjadi bahan gosip di istana?" Tanya William sambil melanjutkan langkahnya dengan perasaan lega karena mengetahui Annastasia tidak terluka.

"Benar, bahkan mungkin tidak lama lagi seluruh komunitas bangsawan mengetahui tentang ini." Lanjut Iron.

"Baiklah, apa yang dikatakan oleh mereka?"

"Mereka membicarakan tentang Nona Delphinium yang sangat kuat seperti yang diharapkan dari putri seorang Duke Delphinium. Tapi ada juga mereka yang mengatakan kalau Nona Delphinium sangat liar dan tidak mencerminkan seorang Nona muda bangsawan yang bermartabat." Ujar Iron menjelaskan.

"APA?!! Liar katamu? Bagaimana bisa Anna dikatakan liar dan tidak bermartabat setelah ia berhasil menyelamatkan nyawa Nona Darolyn?" Kata Wiliam kesal sambil menjatuhkan tubuhnya pada kursi kerja miliknya.

"Tuan itu karena perkataan Putri Calista yang langsung berkata pada Nona jika tidak seharusnya Nona muda bangsawan mahir menggunakan pedang."

"Ck.. Putri Calista terlalu kolot. Apakah dia tidak bisa berpikir bahwa ucapannya dapat menggiring opini dan membuat Annastasia di salah artikan?" William berkata dengan penuh emosi sambil menatap Iron.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Iron.

"Untuk saat ini cukup awasi Anna, aku butuh seseorang yang bisa mengetahui semua gosip atau informasi mengenai apapun yang terjadi di istana terutama di tempat para kandidat Putri Mahkota berada. Dan aku ingin secepatnya tahu siapa saja orang yang mengatakan dan membesarkan gosip kalau Anna-ku liar dan tidak bermartabat."

"Apa yang akan Tuan lakukan pada mereka?" Tanya Iron sedikit gelisah, mengingat temperamental William yang buruk jika sudah menyangkut soal Annastasia.

"Tentu saja aku akan membunuh mereka!!" Jawab William dengan senyuman mengerikan sambil mengepalkan kedua tangannya.

Hah.. Sudah ku duga, tapi hal itu tidak boleh sampai terjadi. Ucap Iron dalam hati sambil menghela napas panjang.

***


BLUE MOONDonde viven las historias. Descúbrelo ahora