Bab 51. Pria yang Terlalu Sering Muncul

1.2K 442 72
                                    

Menekuni layar laptop sambil duduk bersila di sofa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menekuni layar laptop sambil duduk bersila di sofa. Gia mengusap-usap perutnya dan membaca beberapa hasil dari kata kunci yang dia masukkan ke mesin pencarian.

Enam tujuh tahun bukanlah waktu yang lama. Beberapa ulasan tentang pertukaran mahasiswa ke Tokyo diupload di laman Wikipedia oleh beberapa orang dengan sistem terbuka hingga semua orang yang merasa bersinggungan dengan hal itu bisa mengoreksi dan menambahkan informasi di ulasan itu. Dan dari tahun ke tahun beberapa berita diperbaharui dan ditambahkan.

Dan tentu saja karena Prof Garin Mullen cukup dikenal di kalangannya hingga kata kunci menggunakan namanya memiliki cabang yang banyak termasuk kegiatan pertukaran pelajar dan mahasiswa, dan juga seminar-seminar penting dengan dia sebagai pembicara utama.

Mesin pencarian lengkap dengan gambar. Gia bahkan menemukan foto-foto lawas suaminya dalam berbagai acara. Sesuatu yang bisa dilihat oleh banyak orang atau para alumni mahasiswa pertukaran. Semuanya bersifat umum. Tidak ada hal yang pribadi bisa ditemukan oleh Gia sekarang. Bahkan dia sudah mengganti beberapa kata kunci di mesin pencariannya.

Haruna Shimazaki.

Nama itu melekat di benak Giana dan dia sudah menuliskan nama beserta Universitas Tokyo sebagai kata kunci, namun dia tidak menemukan wanita itu. Beberapa wajah dengan nama itu muncul dan Gia mempersempit area, umur dan tahun yang sama dengan tahun di saat Garin berada di Jepang, namun dia tidak menemukan wanita yang mungkin adalah wanita yang disebutkan oleh Rafael Nadal tadi.

"Ya Tuhan. Ini sudah seperti berurusan dengan pemerintahan yang bisa melenyapkan sebuah nama dan berita di sebuah kanal. Atau...perempuan itu memang tidak ada? Tidak mungkin aku menyelidiki satu persatu perempuan bernama Haruna Shimazaki di distrik Shibuya..."

Gia keluar dari mesin pencarian dan mematikan laptopnya. Dia menatap bapak dan ibunya yang bercengkerama di meja taman belakang rumah. Kekhawatiran menyeruak sejak tadi. Rafael jelas sudah mengamati rutinitas bapak dan ibunya dan ancaman pria itu tidak bisa dianggap sepele. Gia mengusap lengannya ketika mengingat bagaimana tatapan dingin Rafael membuat dirinya ngeri.

"Bapak dan ibu sudah sepuh. Mereka sedang menikmati masa pensiun dengan bahagia. Dan apa aku juga yang akan menjadi penyebab rusaknya kebahagian mereka? Duh...di saat seperti ini, kenapa juga Mas Granada harus bertugas ke Lebanon sih...?"

Gia menghela napas pelan. Seharusnya dia tidak kaget dengan kepergian Mas nya bertugas ke Lebanon karena dia sudah tahu sejak jauh-jauh hari. Tapi di saat dia merasa tertekan seperti ini, mungkin kehadiran Mas nya akan banyak membantu dirinya. Setidaknya dia akan sedikit tenang.

"Aaaaah...tidak mungkin memberikan warning pada bapak dan ibu dengan menceritakannya. Mereka akan khawatir dengan keadaanku."

Gia terus membatin kata-katanya dan dia menatap ponselnya yang berkedip dan sebuah pesan masuk. Dari Mbak Agni yang menanyakan apakah dia akan makan malam di rumah.

LEFTOVERS LADYWhere stories live. Discover now