Bab 76. Yang Seharusnya Menjadi Rahasia

1.3K 415 33
                                    

Note : Bab ini lanjutan kemarin ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note : Bab ini lanjutan kemarin ya. Besok akan dipublish bab lanjutannya juga sesuai urutan (bab 77)

Tapi...berhubung bab 78 itu Mature Content jadi tidak publish di Wattpad (sudah dan hanya akan tersedia di Karyakarsa)

Selamat membaca teman-teman ♥️

*

Rion baru akan membalas sapaan Lintang Dianti saat mendengar seseorang memanggilnya dari arah belakang. Gempar Pramoedya menaiki undakan pendopo dengan cepat.

"Om...ditunggu bapak di ruang kerjanya. Ada yang bapak mau bicarakan."

"Oh..." Rion mengangguk dan menatap Lintang tanpa bicara. Dia tersenyum tipis ke arah wanita itu dan melambai dengan kaku. Rion berjalan menuruni undakan pendopo dan melintasi halaman menuju rumah induk. Menyisakan Gempar dan Lintang Dianti yang terpaku.

"Mbak Lintang mau masuk atau..." Gempar menunjuk ke arah rumah induk lalu menatap Lintang dengan full senyum di bibirnya.

"Di sini saja dulu. Terima kasih."

"Huum...siap. Gempar masuk dulu ya?"

Gempar menunggu sampai Lintang mengangguk sebelum dia melesat kembali ke rumah induk. Lintang Dianti segera duduk dan melanjutkan aktivitas nya menonton televisi.

Dari rumah induk, pendopo memang agak jauh namun terlihat jelas dari beberapa sudut. Pas untuk seseorang yang ingin mengawasi orang lain dalam diam.

"Nyalinya jempolan. Dia pasti tahu Mas Rion akan berada di sini, dan dia juga datang? Wah...kalau aku pasti berpikir ribuan kali dan kalau sampai berhasil datang...aku tidak akan setenang itu."

Mengusap perutnya dan menyipit menatap ke arah pendopo, Gia membatin kata-katanya. Dia menarik napas panjang dan merasa bahwa dia bukan apa-apanya dibandingkan dengan Lintang Dianti dalam hal seperti itu.

"Kamu tidak pegel apa Nduk, berdiri saja di situ?"

Gia menoleh dan menatap ibunya yang sejak tadi sibuk saja memasukkan baju-baju hamilnya ke lemari. Baju-baju itu baru saja diantarkan oleh Mbak Giarti denah sebuah keranjang ke kamar itu.

Gia mengambil beberapa gambar dirinya sebelum berbalik dan menghampiri ibunya. Hanya itu yang bisa dia lakukan agar ibunya tidak curiga padanya.

 Hanya itu yang bisa dia lakukan agar ibunya tidak curiga padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LEFTOVERS LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang